Share

Bab 17

Aku masih memandang tajam istrinya. Ah akhirnya dia melirikku juga. Namun apa itu, tak kulihat sedikitpun sorot penyesalan dan ketulusan dari tatap matanya. Dia tidak lebih hanya terlihat seperti maling yang sedang tertangkap. Sebetulnya permintaan maaf ini tulus atau rekayasa hanya karena dia takut akan tuntutan ayah? 

“Mah, ayo dong! Bicara sama Mba Resti, minta maaf!” Kulihat Pak Dermawan pun tidak nyaman dengan sikap istrinya yang masih bungkam. 

“Hmmm ... saya minta maaf!” ucapnya tanpa menatapku. 

“Bu Minah minta maaf pada siapa?” Selidikku, dengan tajam aku menatapnya. Dia menghela nafas, seolah permintaan maaf ini sebuah beban.

“Saya minta maaf sama Mba Resti, tolong maafkan saya!” ucapnya, kembali tanpa menoleh sedikitpun.

Aku sebetulnya bisa saja langsung memaafkan dia. Namun gaya angkuhnya dalam meminta maa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
fatimah mahlan
bagus ceritany sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status