Share

KISAH NADIRA

"Silakan duduk. Anggap saja rumah sendiri," seru pria paruh baya yang berpakaian parlente yang lagi duduk santai sambil menghisap cerutu, memandang wajah Nadira dengan lembut.

"Silakan," sahut Rayzen pun ikut menawarkan.

Nadira membalasnya dengan senyum ramah. Lalu kemudian, dia pun duduk, persis di hadapan pria itu.

Satu halauan tangan yang menandakan kalau Rayzen sebaiknya meninggalkan ruangan. Dengan begitu Rayzen pun mengerti kalau laki laki ini tidak mau diganggu. Begitupun dengan dua orang pengawal pribadinya yang ikut keluar bersama Rayzen.

"Apa kamu keberatan?" Pria itu meminta pendapat Nadira yang wajahnya nampak kebingungan saat semua orang keluar dari hotel ini. Hanya tinggal dia saja berdua dengan pria itu.

"Oh tidak, hanya sepertinya ini sangat intim sekali," sahut Nadira.

Pria itu pun tipis menyeringai. "Kamu benar. Tapi tidak juga. Aku hanya tidak suka ada orang lain saat aku menjamu tamuku khusus seperti ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status