Tidak banyak waktu, Joe bergegas untuk langsung menemui si tuan rumah. Keberadaan Joe nampaknya tidak diharapkan. Empat laki-laki dewasa yang ditugaskan nyonya Kim untuk menjaga kediamannya langsung menghadang Joe dengan wajah penuh intimidasi tepat di depan pagar. "Kau tidak diijinkan masuk, tuan rumah sedang tidak ada di tempat," seru salah seorang dari mereka sambil bersila tangan di atas dada dan menatap Joe angkuh. Tidak biasanya mereka seperti ini. Lagipula, siapa wajah-wajah baru ini? Kenapa aku baru melihatnya sekarang? Kemana penjaga rumah nyonya Kim yang biasanya? batin Joe menaruh curiga pada ke empat pria yang menghadang. "Aku merasakan ada yang tidak beres, Joe," bisik Pevita. Joe pun merasakan hal yang sama. Nampaknya ada sesuatu yang terjadi. "Sebaiknya kalian pergilah!" usir mereka. Apa mungkin nyonya Kim mempekerjakan bodyguard baru untuk menjaga dirinya dariku setelah dia tau aku mencari anaknya? Dia pikir, dia bisa menghentikanku dengan bocah-bocah ingusan sep
Empat pasang mata menghunus tajam mempokuskan konsentrasi pada satu titik. Tentu saja mereka kompak menatap Joe. Seakan mereka sekelompok srigala buas yang akan mengeroyok seekor domba. "Aku tidak akan memiliki belas kasih terhadapmu, anak muda," seru pria yang berdiri persis di hadapan Joe, sambil menggertak jari-jemarinya untuk membuat shock terapi pada jiwa Joe. Pevita yang merasa seperti ada yang tidak beres, langsung menghampiri dan berbisik pada Joe, "tolong kali ini dengarkan aku. Jangan berkelahi dengan mereka. Mereka hanya ingin menjebakmu, Joe." Berkerutlah dahi Joe begitu mencorong ke dalam. Joe masih belum mengerti dengan maksud Pevita mengatakan ini. "Apa maksudmu?" balas Joe bersuara pelan. "Mereka tidak akan melawanmu. Tapi sebaliknya, mereka akan memberikan wajahnya untuk kamu hajar sampai puas. Dan setelah itu kamu akan ditangkap karena melakukan kekerasan." Joe masih mendengarkan dan menelaah kata-kata yang diucapkan Pevita."Jika pengakuan Rose dan Sandy itu b
"Again?"Lagi-lagi Pevita dibuat tercengang dengan aksi Joe berkelahi. Kenapa sepertinya dia mudah sekali melakukan tinju, tendangan, yang seharusnya itu sulit dilakukan kebanyakan orang. Dari mana dia belajar itu? Pevita merangkum keahlian Joe dari awal dia bertemu, kemudian aksi Joe mengalahkan anak buah papanya hingga sampai sekarang di mana dia melumpuhkan empat pria terlatih dengan begitu mudah. Sebenarnya terlahir dari apa kamu Joe? Aku curiga kalau dia tidak berasal dari planet bumi. Bersamaan dengan khayalan yang sudah kembali sadar, Pevita dikejutkan dengan mendapatkan nyonya Kim yang sedang disandra seseorang.Ada apa sebenarnya ini? Kenapa mereka melakukan ini pada nyonya Kim? Bukankah semua ini dia yang mengatur? Atau ini hanya siasatnya saja untuk mengelabuiku? Joe pun tidak mengerti. "Selangkah lagi kau mendekat, akan letuskan kepala nenek tua ini!" ancam pria itu sambil menodongkan senjata api ke kepala nyonya Kim. Sungguh, dia tidak main-main dengan kata-katanya. Jo
Yang dilakukan Joe selanjutnya adalah menghancurkan dokter Hadi. Dokter korup dan penipu itu tidak pantas untuk memimpin kota ini. Joe sudah membuat rencana dengan Elianor. Dan Pevita tidak masalah dengan keterlibatan dirinya dalam membantu Joe setelah apa yang dia lewati semua secara bersama. Jalan-jalan kota yang menuju alun-alun sudah begitu padat dengan karnaval orang-orang yang mendukung dokter Hadi. Secara di atas kertas sepertinya dokter Hadi akan mudah menang dari lawannya, Nick Morgan. Di depan sana sudah tersedia panggung untuk calon walikota baru memberi petuah sepatah dua patah kata untuk pada pendukungnya masing-masing. "Jangan kau pikir kau bisa memenangkan pemilihan ini dengan mudah setelah apa yang sudah kau lakukan pada putriku dokter bajingan," gumam Joe, menatap marah dokter Hadi yang sedang tersenyum puas sambil berjabat tangan menyambut para pendukungnya. Bahkan dokter sendiri tidak tahu kalau Joe sudah mengumpulkan bukti-bukti kuat atas kebusukan dokter Hadi
Senyuman dokter Hadi yang lebar seakan menandakan kalau dirinya sudah resmi menjabat sebagai walikota yang baru, yang padahal penghitungan suara pun belum selesai. Namun melihat jumlah persentase suara dokter Hadi yang jauh diatas pesaingnnya, Nick Morgan, dia merasa sudah mengangkat piala dan meraihnya. Dan keadaan pun semakin mendukung kemenangan dokter Hadi setelah memastikan kalau satu wilayah terakhir yang berada dikota ini pun memberikan suara penuh pada dokter paruh baya itu. Perhitungan suara pun selesai. Walaupun baru sementara, namun dapat dipastikan kalau dokter Hadi menang telak atas lawannya, Nick Morgan dengan mendapatkan enam puluh satu persen suara. Sungguh, benar-benar luar biasa. Perayaan pun terjadi spontan. Suasana semakin ricuh lantaran para pendukung beramai-ramai ingin mengucapkan secara langsung kemenangan ini kepada dokter Hadi. Tidak mau kalah juga tim sukses yang ikut cari muka di depannya. "Selamat ya, dok. Saya sudah yakin kalau andalah pemenangnya dal
Joe merayakan kemenangannya atas membungkam kebusukan dokter Hadi dengan tersenyum lebar. Baru saja Elianor melambaikan tangan yang menandakan kalau misinya berhasil sempurna. Dan setelah itu Elianor bersama anak buahnya pergi meninggalkan alun-alun.Kota X akhirnya memiliki pemimpin baru, yaitu Nick Morgan yang dinyatakan menang tunggal setelah dokter Hadi didiskualifikasi karena ketahuan curang. Dan warga yang tadinya mendukung dokter Hadi kini beralih menjadi pengikut setia Nick Morgan. Mereka sorak meramaikan kemenangan Nick Morgan. Pesta kemenangan kota pun dimulai. "Selamat ya, akhirnya kamu bisa membungkam kesombongan si dokter mesum itu," ujar Pevita."Memang seharusnya seperti itu. Dia tidak pantas memimpin kota ini," sahut Joe."Ini." Pevita tiba-tiba memberikan dua buah tiket pada Joe. "Tiket apa apa ini?" tanya Joe bingung. "Bukankah selanjutnya kita akan mengejar Rose ke negeri Menara?" jawabnya."Oh tidak. Jadi-.""Ayo. Kita tidak punya banyak waktu." Pevita memotong
Dalam perjalanan tadi di dalam pesawat, Joe teringat akan sahabatnya, Ceasar. Bagaimana keadaannya saat ini? Semoga dokter Rafly bisa menanganinya. Namun uniknya, bagaimana Ceasar bisa begitu tepat mengatakan kalau Nauara adalah Kiara? Padahal dia dalam keadaan sakit. Aneh juga, Joe sampai geleng-geleng kepala memikirkan ini. Sementara itu di negeri Menara John piere bersama prof Ferguso sudah menyiapkan pesta meriah untuk menyambut kedatangan Joe, begitu Joe mengatakan kalau dirinya sedang dalam perjalanan ke negeri Menara. Tentu saja semua kolega termasuk Jeriko dan juga keluarga Miller pun diundang di dalamnya. Salika yang beberapa hari kebelakang sudah mendekati prof Ferguso agar dia bisa mencuri start dari saingannya Jilly, nampak kurang puas dengan tanggapan prof Ferguso yang justru menyikapinya dengan sangat biasa. Bahkan prof Ferguso terang-terang mengatakan, "kalau anakku itu bukan laki-laki yang bisa dipaksakan keinginannya. Kalau kamu beruntung, dia akan menjadi milikmu.
Joe baru saja tiba di negeri Menara. Sungguh mengaharukan, dia hanya mengenakan pakaian seadanya yang serupa dengan para pekerja kasar di sini. Memang, di negeri yang kaya ini sudah tidak ada lagi pengemis. Namun tetap saja strata kalangan bawah masih ada. Mereka adalah para pekerja rendahan yang setara dengan posisi manager di negeri Asal. Sangat tidak berimbang memang, tapi begitulah kemajuan di Negeri Menara. Tidak penting aku datang menemui prof Ferguso dengan pakaian seperti ini. Lagipula, aku ke sini masih dengan misi yang sama. Aku harus menemukan Kiara. Prof Ferguso sangat berlebihan menyambutku, gumam Joe dalam hati.Dia berpikir sudah tidak ada waktu lagi untuk berbelanja di mall. Keinginannya cuma satu, yaitu menemui prof Ferguso lalu menceritakan pada laki-laki itu kalau putrinya berada di sini. Dengan begitu Joe akan semakin mudah menemukan Kiara. Sialnya, prof Ferguso justru berpandangan berbeda. Kedatangan Joe dipikirnya adalah kembalinya putra pangeran dari tugas yan