Share

125. Tantangan dari Pak Adnan

“Aa, please udah sampe sini aja anterinnya,”

Selina memelas dengan menunjukan ke dua bola mata mirip kelinci yang lucu, berharap sang kakak tidak mempermalukannya di depan para guru dan murid di sana.

Beberapa pasang mata menajamkan penglihatan mereka, melihat keakraban yang terjadi di antara Selina dan Adam. Sekilat orang salah paham, mereka mirip sepasang kekasih padahal adik-kakak (sepersusuan).

Adam menghentikan langkahnya dan menaruh koper itu di samping Selina. Lalu ia menengok arlojinya karena memang sudah waktunya ia pergi mengecek toko.

Ia menoleh pada sang adik lalu mengusap pucuk kepalanya. “Baiklah, hati-hati di jalan adikku! Jangan nakal! Kalau nakal kena batunya,”

“I swear!” ucap Selina nyengir dengan jari di tangan kanannya menunjukan pinky promise di depannya, sedangkan jari di tangan kirinya melipat pinky promise itu.

Tak jauh dari sana beberapa guru sedang menggunjing kebersamaan Selina dan Adam.

“Ya ampun! Gak nyangka Bu Selina begitu dekat dengan kekasih barunya,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status