Share

36. Dipanggil Wijaya

“Kecelakaan?” seru Selina terhenyak. Karena sewaktu dia di Purwakarta dia bahkan sempat mengirim pesan pada sahabatnya itu untuk mencarikan donor darah untuk sang kakak. “Inalillahi, seriuss?”

“Ckck! Masa Besti tidak tahu?”

Winda bertopang dagu.

“Aku memang sibuk mengurus Aa Adam, Bu Win …”

“Ah, iya lupa. Bu Zahrana keserempet motor. Dia sampai mengalami luka yang cukup parah dan harus dijahit. Lukanya juga infeksi jadi dia malah dilarikan ke rumah sakit,”

“Ya ampun, aku gak tahu …”

“Para guru sudah membesuknya kemarin. Alhamdulillah sudah kembali ke rumah, sudah pulih kelihatannya,”

“Syukurlah, mungkin sepulang sekolah aku akan ke sana menjenguknya,”

Selina menghela nafas panjang. Dia merasa sedih mendengar kabar tentang Zahrana sahabat karibnya sesama guru di sana. Dia berencana akan menjenguknya sepulang sekolah. Zahrana begitu baik sampai-sampai menyembunyikan rasa sakitnya dan masih meladeninya mencarikan donor darah meskipun tidak dapat, pikirnya.

“Bu Selina, ngomong-ngomong, Pak
Piemar

Assalamualaikum Warohmatullah, dear lovely readers, makasih banget atas antusiasnya membaca karya pertama saya di Goodnovel. Semoga Allah memberikan balasan atas kebaikannya telah memberi support; bintang lima dan gem. Support kalian sangat berarti buat author.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status