"Bunda istirahat saja di kamar pagi ini saya yang akan menyiapkan sarapan untuk kita semua."Mas Brian tidak mau melihat aku kecapean, apalagi sekarang ini aku lagi dalam kondisi hamil. "Iya mas... makasih ya sudah mau bantu aku untuk menyiapkan sarapan pagi." "Sudah.. tidak apa-apa,ini juga bukan pekerjaan berat,yah.. paling paling rasa masakan yang saya masak tidak seenak masakan Bunda,okey... tidak apa-apa kan saya tinggal sendiri." Mas Brian sembari mengulas senyumannya. "Iya... tidak apa apa.." Mas Brian menyeret langkah kakinya untuk keluar dari kamar untuk ke dapur.Dengan sigap Mas Brian mengutak-atik dapurnya ummi Salamah, kadang terdengar denting sendok beradu keras dengan peralatan dapur lainnya, kurang lebih 20 menit Mas Brian telah mempersiapkan beberapa menu untuk sarapan pagi ini. Mas Brian pagi ini menyiapkan sarapan nasi bakar isi ikan tuna dengan tambahan lauk ikan cakalang fufu Suir saos pedis,ada juga beberapa gelas susu hangat dan air putih,sabagai pelengkap hi
Yang terjadi di Jakarta lain lagi, setelah menunaikan shalat subuh dua rakaat Rendi langsung menuruni tangga menuju lantai dasar, Rendi menyeret langkah kakinya menuju dapur,di sana sudah ada asisten rumah tangga yang tengah mempersiapkan semuanya bahan untuk sarapan pagi kami hari ini. "Bi... hari ini biar saya saja yang menyiapkan sarapan pagi, saya minta ijin untuk meminjam dapurnya dulu ya." "Tidak usah den Rendi, biarkan bibi saja yang siapkan, tidak enak sama bapak dan ibu." "Tidak apa-apa bi..ayo bibi silahkan lanjutkan pekerjaan yang lainnya." Rendi mulai meracik semua bumbu dan bahan yang akan di gunakan untuk membuat menu sarapan pagi mereka hari ini. Rendi sengaja membuat mie spaghetti,dan juga mie goreng, Rendi sengaja memasak lebih, dia menyiapkan untuk semua orang yang berada di rumahnya. Kurang lebih 20 menit Rendi berkutat dengan semua peralatan dapur, akhirnya selesai juga, Rendi menata semua menu makan yang telah di masak di atas meja makan, tidak lupa juga Ren
Usai membereskan meja makan dan membersihkan semua piring kotor bekas kami gunakan tadi dan juga semua peralatan dapur,aku kembali meletakkan semuanya tertata dengan rapi di tempatnya yang semula. Aku kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.Hm..akhirnya selesai juga, untuk menghilangkan kepenatan aku kembali meluruskan badan dengan rebahan di atas kasur, karena sejak aku hamil, seringkali aku merasakan pegal di bagian punggung dan pinggang rasanya sangat tidak nyaman. Tiba-tiba aku rasakan ada orang yang memijat punggungku secara perlahan dan rasanya sangat nyaman sekali,hmm... nyamannya,tanapa melihat siapa pelakunya aku sudah bisa menebaknya, Mas Brian. "Bunda... sebentar jam berapa ke kantor, rencananya saya sama Abah mau keluar." "Hmm.. sekitar jam 10an baru aku ke kantor,aku ingin istirahat sejenak, entah kenapa akhir-akhir ini tubuhku sering kali terasa lelah,dan juga maunya tidur terus." "Bunga...itu mungkin bawaan hamil,oke untuk memastikan keseh
Rendi segera mengambil handphonenya yang berada di atas nakas samping tempat duduknya. Terdengar suara panggilan tersambung dengan orang di seberang sana. "Assalamualaikum Om...ini dengan Rendi." "Waallaikum salam Nak... gimana kabar kamu dan juga kabar kedua orang tuamu." "Alhamdulillah..kami sehat semua, kebetulan Rendi lagi bersama dengan papa dan mama, hari ini saya tidak masuk kantor, gimana juga kabarnya Om dan juga Tante Rina." "Alhamdulillah kami juga sehat semau... tumben kamu hubungi Om, apakah ada sesuatu yang penting untuk di bicarakan?" "He..eh..iya Om saya mau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan seseorang atas nama Yuda Aditama dan istrinya yang telah lama menghilang, saya ingin mencari tau keberadaan mereka apakah masih hidup atau sudah meninggal,karena orang ini menghilang sekitar 27 tahun yang lalu." "Oh.. gitu ya Nak, tapi itu sudah lama sekali,Om juga tidak yakin apakah informasi yang kamu cari ini masih tersimpan atau sudah di musnahkan, kamu tunggu d
Sementara di perusahaan Airlangga Aditama Group, Pak Airlangga sendiri sedang kedatangan orang yang telah dia tugaskan untuk mengawasi Brian serta keluarganya."Selamat siang pak...""Siang juga..ayo silahkan duduk dulu."Pak Airlangga mempersilahkan tamunya untuk duduk."Ngomong ngomong apakah ada informasi penting.""Iya Pak... sepertinya ada seseorang yang tengah menyelidiki keberadaan Pak Yuda Aditama dan juga istrinya sekarang ini.""Oh... begitu ya, apakah anak buah kamu juga sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Pak Yuda Aditama atau belum."terdengar nada gusar dari kata kata Pak Airlangga."Maaf Pak.. anak buah saya sudah melacak keberadaan Pak Yuda Aditama dan istrinya, tapi mereka tidak menemukan data apapun, mereka berdua seperti di telan bumi,raib begitu saja.""Hmm.. begini saja sebagian anak buah kamu tugaskan untuk mengawasi Brian secara ketat, kapan ada kesempatan pada saat dia lagi keluar langsung habisi, mengenai keberadaan Pak Yuda nanti saya pikirkan bagaim
"Rendi... siapa yang barusan menghubungi kamu, apakah ada sesuatu yang penting." "Iya pa... barusan itu dari anak buah saya yang sedang mencari keberadaan Pak Yuda dan istrinya, Alhamdulillah pa.. mereka sudah menemukan keberadaan Pak Yuda dan juga istrinya,mereka berada di Lampung tepatnya di sebuah perkebunan kelapa sawit, hanya saja istrinya tidak sehat dia mengalami gangguan jiwa karena depresi berat." "Syukur Alhamdulillah kalau begitu Nak.. papa juga turut senang mendengarnya, apakah kamu akan kesana Nak." "Iya pa.. saya sekarang akan kesana untuk menjemput mereka berdua." "Nak... apakah perlu papa minta tolong sama Om Afandi untuk menyiapkan beberapa orang pengawal untuk menemani kamu kesana, soalnya papa khawatir sekali, kerena besar kemungkinan bukan hanya kamu yang tengah mencari keberadaannya Pak Yuda tapi ada orang lain juga yang tengah mengincar mereka juga" "Untuk pengawal tidak usah pa..tapi kalau dukungan helikopter untuk transportasi saya kesana iya saya butuh se
Dada Mas Brian tiba-tiba terasa sakit seperti di tusuk ribuan jarum, bukan hanya rasa sakit tapi juga ada segumpal kesedihan setelah mendengar kata kata Abah kalau istrinya Pak Yuda Aditama mengalami gangguan jiwa karena depresi berat,Mas Brian sendiri tidak tau ada apa dengan dirinya saat ini, dia tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. 'Saya merasakan kerinduan amat sangat dalam, tapi entah sama siapa,dan rasa sakit ini begitu menghujam diri ini,Ya Allah ada apa ini' itulah kata hati Mas Brian. Abah menghubungi dokter Leonardo untuk meminta bantuannya agar beliau bisa mendampingi istrinya Pak Yuda Aditama selama perjalanan dari Lampung ke Jakarta karena beliau yang mengalami gangguan jiwa karena depresi berat. "Assalamualaikum dokter Leonardo...ini dengan Malik Razak." "Waallaikum salam Malik...apa kabar, apakah ada sesuatu yang penting sehingga kamu menghubungi saya." "Alhamdulillah saya sehat , maaf saya mengganggu waktu kerja kamu sebentar, Leon....kamu ingat dengan Pak Y
Ceklek. Suara pintu aku buka dari luar. Mas Brian dan Abah menoleh ke arah pintu,aku melangkah dengan anggun memasuki ruangan kerjaku. Melihat Mas Brian dan juga Abahnya ada di dalam kantor kedua netra mataku menyiratkan sebuah keterkejutan,aku belum menyadari ada yang berubah dengan interior ruang kerjaku. Sementara kedua orang yang berada di depanku ini tidak mengeluarkan ekspresi apapun.Sebelum aku melontarkan pernyataan kepada Mas Brian, Abah sudah duluan mendekatiku. "Gimana Nak...kamu suka nggak dengan perubahan ruangan kerja kamu sekarang ini, kalau kamu tidak suka nanti Abah suruh pekerja untuk merubahnya sesuai dengan keinginan kamu." Mendengar apa yang Abah katakan barusan,aku segera memindai seluruh isi ruangan kerjaku, sekilas aku mengulas sebuah senyuman ke arah Abah,aku sangat senang dengan perubahan interior ruangan kerjaku. "Abah... bagus banget,aku senang sekali... Makasih ya Abah."aku mendekati Abah,dan menjatuhkan tubuhku kedalam pelukannya. "Syukur Alhamdul