Humairah perlahan lahan kedua kelopak matanya terbuka,dia merasa terganggu karena suara riuh orang yang sedang ngobrol . Humairah melihat semua orang yang berada di dalam ruangan tempat istirahatnya itu sedang mengelilingi sesuatu,'ada apa sih kok mereka sepertinya sedang melihat sesuatu yang aneh bikin penasaran saja.'batin Humairah. "Ummi... Ummi..."Humairah berusaha memanggilnya Ummi Salamah dengan sedikit serak. Mendengar Humairah memanggil namanya, Ummi Salamah segera berbalik dan menghampirinya tempat Humairah berbaring. "Syukur Alhamdulillah Nak...kamu sudah bangun....apa yang kamu rasakan sekarang Nak...."tanya Ummi Salamah dengan penuh kekhawatiran. "Ummi... badan Humairah masih terasa lemas dan sedikit agak pusing..."Humairah merasakan tubuhnya masih lemas. "Ummi panggilkan perawat dulu untuk memastikan kondisi kamu Nak...." "Iya Ummi..." Ummi Salamah melangkah kearah perawat yang sudah stay di dalam ruangan tempat Humairah istirahat. "Suster... tolong periksa kondi
"Nak...ini sengaja Mommy buatkan bubur ayam,kamu harus makan ya kasian si kecil dia belum menyusui, seharusnya sedari tadi dia sudah bisa kamu susui, Nak...semoga saja kamu menyukainya....karena ini di bikin penuh dengan bumbu Cinta..."Mommy Meta menyerahkan mangkuk yang berisikan bubur ayam yang masih hangat kepada Humairah sambil mengedipkan salah satu matanya. "Iya my... makasih ya... sudah menyiapkan ini semua untuk Humairah..." "Sama sama....tidak apa-apa.... yang penting kamu cepat pulih kasian si kecil dia hanya mengkonsumsi susu formula... itu tidak bagus untuk pertumbuhannya Nak..." "Maaf my.. insya Allah Humairah setelah ini akan susui dia..."kedua mata Humairah berkaca kaca sambil menyuapkan bubur ayam yang telah di siapkan oleh Mommy Meta kedalam mulutnya pelan pelan sampai habis. "Mommy.... makasih ya bubur ayamnya...enak sekali... Humairah suka." Humairah mengulaskan senyum manisnya untuk Mommy Meta. "Sama-sama... syukurlah kalau kamu suka, nanti Mommy siapkan lagi.
Ini sudah hari ketiga aku di rawat di ruangan paviliun Kenanga ini,Alhamdulillah kondisi tubuhku sudah mulai membaik walaupun belum pulih total, tapi setidaknya aku sudah bisa menggendong Al Keenan sambil berjalan mengitari seluruh ruangan yang aku tempati ini. Selama tiga hari ini juga Bang Rendi setiap harinya selepas pulang kantor pasti dia mampir ke tempat aku di rawat. Aku lagi menyusui Al Keenan, tiba tiba saja handphoneku yang tergeletak di atas nakas samping brangkar tempat tidur berbunyi ada panggilan masuk.Aku segera meraihnya dan melihat siapa yang menghubungiku,di layar tertera namanya Bang Rendi. "Assalamualaikum Bang.."aku menyapa Bang Rendi lebih dulu. "Waallaikum salam baby.... maaf kalau Abang ganggu waktu kalian." "Tidak apa-apa.. kebetulan Al Keenan belum tidur... jadi tidak terganggu sama sekali,ada apa Bang..." "Abang hanya mau menyampaikan kalau besok Abang akan keluar negeri selama 2 hari ada urusan penting,malam ini juga Abang harus lembur,sepertinya Aban
Hari pertama Bang Rendi berangkat ke luar negeri, Al Keenan mulai rewel, seharian ini dia menangis terus. "Kamu kenapa Nak... seharian ini kamu nangis terus,kamu juga tidak mau minum ASI...kamu jangan bikin Bunda panik Nak...."aku mengajak Al Keenan berbicara walaupun aku tau dia belum bisa menjawab. Mommy Meta dan Ummi secara bergantian mereka menggendong tubuh mungilnya Al Keenan, mereka berdua sudah kehabisan akal tidak tau lagi apa yang harus mereka berbuat agar Al Keenan bisa terdiam. "Nak... sudah seharian ini kamu menangis terus,kenapa nak... apakah kamu lagi sakit sayang..."Mommy Meta juga mengajak Al Keenan untuk berkomunikasi. Papi Yuda coba membujuk Al Keenan agar dia bisa tenang dan tidur. "My...sini Papi gendong siapa tau di bisa tenang.." "Iya Pi...."Mommy Meta memindahkan Al Keenan ke pangkuan Papi Yuda. Papi Yuda mulai mengayun ayunkan tubuh Al Keenan secara pelan agar dia bisa tenang, Alhamdulillah... Al Keenan bisa terdiam dan tertidur walaupun hanya sebentar.
Abah Malik setengah berlari menghampirinya meja perawat yang bertugas secara khusus untuk menangani Humairah dan juga bayinya. "Permisi suster... tolong periksa kondisi tubuh cucu saya,dia sedang tidak sehat seharian ini dia menangis terus..."Abah meminta perawat itu untuk segera memeriksa kondisi tubuhnya Al Keenan. "Baik pak...ayo..." Abah Malik mengikuti langkah perawat itu dari belakang. "Permisi Bu.... saya mau periksa kondisi bayinya dulu ya..." "Iya suster... tolong suster... aku takut sekali jangan sampai terjadi hal buruk pada bayiku."aku langsung mundur beberapa langkah kebelakang dan memberikan ruang kepada perawat itu. "Bu... bayinya kami harus infus ya.. sepertinya dia dehidrasi.. makanya suhu tubuhnya tiba-tiba saja meningkat dan fisiknya melemah."perawat itu menjelaskan kondisi Al Keenan kenapa sampai dia demam. "Silahkan suster... lakukan yang terbaik untuk bayiku..."aku menyerahkan sepenuhnya kepada perawat itu untuk menangani kesehatan Al Keenan. Abah Malik b
"Nenek.... tolongin Bunda Nek.... badannya Bunda panas sekali....mas takut jangan sampai Bunda kenapa-napa lagi hisk...hiks..."Al Jazair sudah menangis sambil menggoyang goyangkan tubuhnya Ummi Salamah, yang sedang tertidur karena kelelahan setelah seharian ini membantu Humairah menenangkan Al Keenan yang rewel. Bukan hanya Ummi Salamah yang terbangun, Mommy Meta juga ikut bangun. "Mas... kenapa dengan Bunda kamu Nak... tadi sewaktu nenek tinggalkan masih baik baik saja..."Ummi Salamah berjalan mendekati Humairah yang sedang duduk di samping boksnya Al Keenan.Mommy Meta juga ikut bersama Ummi. "Humairah ...apa betul kamu demam Nak.... maafkan Ummi tadi seharusnya tidak meninggalkan kamu sendirian."Ummi sudah berdiri di sampingku. Tangan Mommy Meta langsung meraba keningku. "Astagfirullah....ya... Allah, badan kamu panas sekali Nak, pasti kamu kelelahan mengurus Al Keenan seharian ini."Mommy Meta terlihat sangat khawatir dengan kondisi tubuhku. Aku sudah sangat lemas, rasanya se
Almeera dan Al Jazair sangat sedih melihat kondisi Bunda mereka yang sedang sakit di tambah lagi sang adik Al Keenan juga ikut sakit.Al Jazair mendekati Humairah,dia ingin meminjam handphone untuk menghubungi Bang Rendi."Bunda...mas bisa pinjam handphonenya boleh nggak...""Boleh...tapi kalau habis di gunakan, jangan lupa di cas ulang ya...""Iya Bunda...."Al Jazair berlalu meninggalkan brangkar tempat Humairah terbaring.Mungkin karena efek obat yang telah masuk kedalam tubuhku,ada sedikit rasa nyaman,aku berusaha memejamkan kedua mataku, mumpung Al Keenan juga sudah tenang setelah di infus."Ummi... Humairah istirahat sebentar ya... titip Al Keenan nanti kalau dia rewel, tolong Ummi bangunin Humairah ya..."sebelum tidur aku minta sama Ummi untuk menitipkan Al Keenan, jangan sampai dia terbangun dan aku tidak dengarnya."Iya Nak...kamu istirahat saja.. nanti Al Keenan kami yang jaga,ada Abah, Pak Yuda,dan juga Bu Meta, nanti kami gantian menjaga Al Keenan,kamu tidak usah khawatir..
Dalam perjalanan menuju bandara Bang Rendi menghubungi anak buahnya yang sedang sedang berjaga-jaga di sekitaran rumah sakit Bakti Husada tempat Humairah di rawat. "Halo selamat malam bos..."sapa orang di seberang sana. "Selamat malam juga....tolong siapkan areal parkiran rumah sakit Bakti Husada sekarang juga, dalam 2 jam kedepan insya Allah saya sudah mendarat di situ." "Siap bos..." Bang Rendi langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Mobil yang membawa Bang Rendi sudah berhenti di area parkiran bandara, Bang Rendi segera turun dengan langkah panjangnya memasuki area bandara.Dia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang sopir. Bang Rendi menerbangkan jet pribadinya sendiri tanpa menggunakan pilot yang selama ini mendampingi dirinya. Bismillahirrahmanirrahim.... Menempuh waktu penerbangan selama kurang lebih 2 jam, jet pribadinya Bang Rendi sudah lending dan mendarat dengan selamat di areal parkiran rumah sakit Bakti Husada. Beberapa orang petugas m