Hati Abah Malik cukup tercekat mendengarkan semua percakapan Bang Rendi dengan Al Keenan.Ada sejumput kebahagiaan terselip di relung hatinya, mungkin inilah arti dari bisikan almarhum Brian Aditama kepada sang bayi yang masih berada di dalam kandungan Humairah waktu itu. Abah Malik tidak menyadari kehadiran Papi Yuda yang sudah berdiri di belakangnya ikut mendengarkan semua perkataan Bang Rendi tadi. Abah Malik merasa ada orang di belakangnya, secara reflek menoleh ke belakang, hampir saja dia berteriak karena kaget dengan keberadaannya Papi Yuda. "Sstt... Malik diam... jangan sampai kita ketahuan..." "Hmm..iya, kenapa kamu diam saja padahal kamu bisa memberikan isyarat kan...untung saja tadi saya tidak berteriak..."Abah Malik terlihat sangat kesal dengan ulahnya Papi Yuda yang notabene sahabatnya sekaligus besannya. "He..he... maaf..."Papi Yuda meminta maaf sambil terkekeh pelan merasa lucu dengan mimik wajah Abah Malik sang besan. Bang Rendi membuka aplikasi online yang ada ha
Mommy Meta dengan sigap merekam semua kejadian yang terpampang di depan matanya itu secara sembunyi sembunyi dengan menggunakan handphone yang ada di tangannya. "Salamah... semoga saja setelah ini hubungan mereka berdua merujuk kearah yang lebih serius lagi, pernikahan mungkin..." "Semoga saja.... yang perlu kita lakukan sekarang ini Meta hanya berdoa memohon kepada Allah SWT agar mereka berdua benar-benar berjodoh...karena saya lihat Nak Rendi sangat menyayangi Al Keenan dan juga kakaknya,saya berharap Humairah segera membuka pintu hatinya untuk Nak Rendi..." "Iya Salamah, saya selalu mendoakan kebahagiaan Humairah dan cucuku, dengan kehadiran Nak Rendi dalam hidup mereka,kelak mereka tidak merasa kehilangan kasih sayang dan sosok ayah lagi...." "Iya Meta.... semoga Allah SWT menjawab semua doa doa kita, aamiin..." "Aamiin..." Ummi Salamah dan Mommy Meta ngobrol dengan secara bisik bisik takut nanti ketahuan sama Bang Rendi kalau mereka berdua lagi mengintip. "Ehem...." "Ehem
Hanya butuh waktu 15 menit Bang Rendi sudah menyelesaikan ritual mandinya,dia segera mengenakan pakaiannya dan juga perlengkapan shalat. Almeera juga sudah siap untuk melaksanakan shalat berjamaah di mushola yang ada di samping tempat mereka berada saat ini. "Assalamualaikum Om..."Almeera menyapa Bang Rendi lebih dulu. "Waallaikum salam kakak...mau ikut shalat juga ya..." "Iya Om...." "Mas...kakak...ayo buruan jangan sampai kita terlambat."titah Bang Rendi kepada Almeera dan Al Jazair. "Iya Om..."jawab mereka berdua secara bersamaan. Mereka semua melaksanakan shalat subuh secara berjamaah di mushola yang ada di lingkungan rumah sakit Bakti Husada ini.Setelah menunaikan shalat subuh secara berjamaah satu persatu jamaah mulai meninggalkan mushola, tinggal Bang Rendi dan Abah Malik yang masih berdiam diri di dalam mushola. "Assalamualaikum Abah..."Bang Rendi menyapa dan menyalami tangannya Abah Malik. "Waallaikum salam Nak...kamu keberatan nggak kalau kita ngobrol sebentar ada h
Untung saja Bang Rendi belum meninggalkan paviliun Kenanga, kalau tidak Mommy Meta pasti kesulitan untuk menyerahkan pakaian yang akan di kenakan Bang Rendi dan kedua orangtuanya,pada acara hari ini. "Nak Rendi... tunggu Mommy dulu sebentar,ada yang ingin saya titipkan untuk kamu dan juga kedua orang tuamu Nak, nanti sebentar tolong di pakai ya...."Mommy Meta menyerahkan dua buah paper bag kepada Bang Rendi berisikan pakaian yang akan dia kenakan pada pernikahannya dengan Humairah hari ini. "Maksud Mommy...ini baju untuk Rendi dan kedua orang tua saya...tapi Mommy tau dari mana kalau hari ini saya dan Humairah akan menikah.."Bang Rendi merasa ada yang janggal karena baru beberapa menit yang lalu Abah meminta dirinya untuk menikahi Humairah, tapi Mommy Meta sudah menyiapkan semuanya.Ada apa ini sebenarnya. "Kamu tidak usah berpikir yang tidak-tidak, Mommy sudah siapkan ini semua dari jauh jauh hari, semenjak Nak Rendi sudah sering main ke rumah kami, Mommy yakin suatu saat pasti kal
"Nak....apa sih yang kamu perhatikan dari tadi..."tanya Abah secara tiba-tiba membuat aku kaget saja. "Abah.... bikin kaget Humairah saja...ini Abah....kenapa ruangan tempat perawatan Humairah di dekor seperti ini, dekorasinya seperti tempat perhelatan pernikahan saja...ada apa ini Abah,ini pakaian Abah juga beda...ini sepertinya sama dengan warna pakaiannya Al Keenan, apakah ada yang Humairah tidak tau...."aku memindai seluruh tubuh Abah ada yang berbeda dari penampilannya. "Hmm... sebelumnya Abah minta maaf karena menyiapkan semua ini tanpa memberitahu kamu lebih dulu..."aku mulai deg degan irama jantungku sudah tidak teratur. "Ada apa sebenarnya ini Abah...tolong katakan jangan bikin Humairah penasaran..." "Baiklah....tapi kamu jangan marah ya...kamu harus janji mau mengikuti semua permintaan Abah ini ya Nak...." "Iya Abah... Humairah janji tidak akan marah dan mau memenuhi permintaan Abah,ayo cepat katakan Abah ada apa ini...." "Sebelumnya Abah mau tanya... kamu jawab denga
Yang terjadi di kediamannya Pak Hermawan tidak kalah hebohnya dengan yang terjadi pada Humairah pada saat terbangun dari tidurnya. Bang Rendi sebelum sampai di kediaman kedua orang tuanya terlebih dahulu menghubungi orang kepercayaannya untuk menyiapkan satu set perhiasan dan juga sepasang cincin kawin yang bertaburkan berlian dengan ukuran lingkar jari yang telah dia tentukan, untuk ukuran jarinya sendiri dan jari manisnya Humairah. "Halo selamat pagi...."sapa Bang Rendi. "Selamat pagi juga bos... apakah ada yang perlu saya kerjakan karena tidak biasanya bos menghubungi kami di pagi buta seperti ini... " "Iya betul sekali... tolong carikan satu set perhiasan dan juga satu pasang cincin kawin yang bertaburkan berlian dengan ukuran lingkar jari manis 27 dan 29,dalam dua jam kedepan harus sudah ada di depan saya...." "Baik bos...kami antar ke apartemen atau kediaman orang tua bos..." "Antarkan ke kediaman orang tua saya, jangan terlambat... ingat dalam dua jam kedepan barang itu h
Tante Inda melongo saja saat mendengarkan perkataannya Pak Hermawan. "Maksud Papa...apa,siapa yang berani mengejekku putra saya hah...akan saya buat tempe penyet itu mulutnya... siapa pa yang mengatakan anak saya seperti itu."Tante Inda tiba tiba tiba saja berteriak di telinga sang suami. "Ma...pelankan suaranya, nanti Rendi dengar...kamu mau anak kamu itu mengamuk setelah mendengarkan perkataan kamu ini...."Pak Hermawan berusaha membujuk istrinya agar mau mengecilkan suaranya. "Tapi pa... saya terima ada orang yang berbicara seperti itu tentang putraku...awas saja sampai saya dengar dan tau langsung siapa orangnya,akan saya buat hidupnya menderita selama lamanya..." "Ma... sudahlah ayo kita siap siap ini jam 8 kita harus segera ke rumah sakit, tidak baik Pak Malik dan Pak Yuda menunggu kita terlalu lama...ayo... lihat tuh putra kita sudah gagah, kita doakan saja semoga pernikahan Rendi dan Humairah langgeng sampai kakek nenek...dan juga segera memberikan kita cucu...." "Ya sudah
Menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit mobil yang ditumpanginya oleh Bang Rendi dan kedua orang tuanya sudah memasuki area parkiran rumah sakit Bakti Husada. Begitu sampai di rumah sakit Bakti Husada Pak Hermawan mengirimkan pesan singkat kepada Om Afandi bagaimana pun juga Om Afandi adalah saudara kandungnya sendiri. ("Assalamualaikum Afandi...ini dengan Abang...") ("Waallaikum salam Bang....ada apa...") ("Maaf saya mau menyampaikan kalau bisa sekarang juga kamu, Vivi, Irfan dan Alma datang ke rumah sakit Bakti Husada, insya Allah jam10 nanti Rendi akan menikahi Humairah di sini....") ("Iya bang... maaf bang... kenapa mereka menikah di rumah sakit bukan di rumah Abang atau di rumahnya Pak Yuda...") ("Tidak apa-apa, insya Allah setelah Humairah melewati masa nifas,kami akan mengadakan resepsi sesuai dengan keinginan mereka berdua...") ("Oh.. begitu... baiklah, insya Allah dalam 20 menit kedepan kami semua sudah ada di situ.") ("Terimakasih banyak ya... kalian sudah bersedia