Mas Brian mengulaskan sebuah senyum kearah Bang Rendi menandakan kemenangannya atas diriku seutuhnya, bukan hanya itu saja yang dia lakukan, ada lagi yg lebih membuat mukaku memerah seperti buah tomat. "Bunda... kalau sudah letih sekali ayo saya antar masuk ke dalam rumah,kasihan saya lihat dari tadi Bunda itu sudah kelelahan menyapa dan menemani tamu undangan yang hadir di acara tasyakuran kesembuhan dan kehamilan Bunda."tanpa menunggu persetujuanku Mas Brian sudah berdiri menggandeng tanganku, dengan terpaksa aku ikut berdiri dan langsung mengikuti ayunan langkah kakinya dari belakang menuju kedalam rumah,tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tanganku,sekilas kulirik mukanya Bang Rendi,dia terlihat sangat kecewa karena ulah Mas Brian yang tiba tiba mengajakku masuk ke dalam rumah. "Mas pelan dong jalannya,aku kesusahan ini mengikuti langkah Mas."Mas Brian akhirnya menghentikan langkahnya beberapa saat untuk mengimbangi langkah kakiku, begitu sampai di dalam rumah aku langsung
"Nak Brian bukannya Abah...mau bela Humaira anak Abah,tapi untuk sekarang ini, tolong pahami situasi Humaira apalagi dia lagi hamil, jangan buat hati dan perasaannya tertekan, jangan sampai dia jatuh sakit lagi seperti beberapa hari yang lalu, yang perlu kamu ingat ada kehidupan lain yang sedang dia bawa bawa sekarang ini, Abah mau keluar dulu mau menemui nak Rendi, ada yang Abah mau bicarakan..."Abah mengayunkan langkah kakinya keluar dari rumah, menuju ke tempat duduknya Bang Rendi.Aku tidak mau berada dalam situasi seperti ini, untuk menetralisirkan kembali emosi yang sudah membuncah di ubah ubunku,aku berusaha memejamkan kedua mata agar lebih tenang lagi,tiba tiba aku merasa seperti melayang di udara."Bunda.... saya bawa istirahat di kamar saja ya biar tubuh Bunda lebih rileks,ini acaranya masih satu jam lagi baru berakhir, nanti kalau sudah mau berakhir saya panggil."Mas Brian meletakkan tubuhku dengan posisi telentang di atas kasur secara perlahan tidak lupa dia menutup seteng
Abah mengambil kembali lembaran foto yang berada di tangannya Mas Brian lalu meletakkan di atas meja sofa yang ada di depan kami. "Orang yang berada di dalam foto ini namanya Yuda, Abah tidak tau persis siapa nama panjangnya, tapi kami semua memanggilnya dengan nama Yuda saja, beliau ini orangnya sangat sopan dan baik pada semua teman satu jurusannya.kami kuliah sama sama mengambil jurusan di bidang IT."Abah berhenti sejenak untuk mengenang kembali kenangan semasa Abah kuliah dulu,"kami tidak pernah berpisah kelas sampai wisuda, nanti setelah kami sudah mendapatkan gelar sarjana baru semuanya berpisah,ada yang melanjutkan studi ke luar negeri ada juga yang langsung bekerja, untuk Yuda sendiri kalau aba tidak lupa beliau melanjutkan kembali studinya dengan mengambil jurusan manajemen bisnis, selanjutnya Abah tidak pernah lagi mendengar kabar beritanya sampai saat ini."terlihat gurat kesedihan di wajah Abah setelah menceritakan semua kenangannya dengan pak Yuda sewaktu kuliah dulu. "O
Alhamdulillah acara tasyakuran keluarga kami hari ini berjalan dengan lancar mulai dari awal sampai pada penghujung acara, banyak orang yang datang mendoakan kehamilanku semoga sehat dan selamat sampai melahirkan.Insya Allah semua doa mereka di ijabah oleh Allah SWT, aamiin.. Semua tamu undangan sudah pulang semua,para sanak-saudara dan tetangga juga sudah mulai meninggalkan rumah Abah,kini tinggal kami saja yang ada di dalam rumah, Abah sama Mas Brian sangat kelelahan terlihat dari gurat wajah mereka berdua, mereka berdua langsung masuk istirahat di kamar. Untuk mengembalikan stamina mereka berdua sengaja aku bikinkan minuman wedang jahe merah di campur dengan madu dan kuning telur ayam kampung,aku tuang kedalam gelas kosong sebanyak dua gelas, satu untuk Abah dan satunya lagi untuk Mas Brian. Aku antarkan satu gelas ke kamar Abah untuk segera diminum mumpung lagi hangat agar Abah cepat pulih staminanya,dan satu gelasnya lagi aku antara ke kamar untuk Mas Brian, sedari acara sele
Setelah membereskan semua peralatan dapur,aku sama Mas Brian jalan beriringan menuju ruang keluarga, kami berdua segera bergabung dengan mereka semua. "Abah... untuk sementara aku sama anak anak tinggal di sini dulu, untuk sekolah Almeera dan Al Jazair juga tidak ada masalah, mereka berdua besok mulai homeschooling,aku juga besok insya Allah mau ke perusahaan untuk meninjau langsung perkembangannya."sengaja aku mengatakan semua yang telah aku pikir kan beberapa hari belakangan ini. "Mas tidak keberatan untuk sebulan kedepan aku sama anak anak tinggal di sini." Aku juga mengatakan kembali keinginanku untuk tidak di rumah Abah selama sebulan kedepan. "Iya Bunda... tidak apa-apa yang penting Bunda selama berada di sini tidak boleh terlalu capek, ingat Bunda itu lagi hamil harus banyak istirahat, kakak sama adik juga harus jagain Bunda dan dede bayi yang sedang berada di dalam perut Bunda."Mas Brian sengaja melibatkan kedua anak ku untuk belajar bertanggung jawab. "Iya ayah.. kami ber
Setelah melaksanakan shalat subuh saya langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi,karena mulai hari ini aku akan masuk kantor untuk memimpin langsung perusahaan yang Abah amanah kepadaku, kedua anak ku juga mulai hari ini mereka belajar secara homeschooling,dan Mas Brian akan kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaan yang sempat terbengkalai. Pagi ini aku menyiapkan sarapan yang simpel saja, nasi goreng seafood dan telur omelette,ayam goreng krispi ada juga ikan gurame goreng saus asam manis dan minuman coklat hangat untuk menemani sarapan kami semua pagi hari ini.Aku langsung menatap di atas meja makan,tanpa aku buang tenaga untuk memanggil mereka semua,eh.. malah datang sendiri mungkin mereka mencium aroma masakan nasi goreng yang menguar kemana-mana.Mereka langsung menempati semua kursi kosong yang mengelilingi meja makan. Sebelum aku melayani suami dan anak anak ku terlebih dahulu aku melayani Abah sama Ummi,aku mengisi piring mereka masing-masing dengan nasi goreng sama
Menempuh perjalanan dengan waktu kurang lebih 30 meni, mobil yang di kemudikan Mas Brian parkir dengan mulus pas di depan lobby kantor perusahaan, Mas Brian keluar dan membukakan pintu untuk aku, Mas Brian mengantarku sampai masuk kedalam ruangan kerjaku. Sepanjang jalan menuju ruangan kerjaku, samar-samar aku mendengar celetuk para karyawan. " Selama saya bekerja di perusahaan ini sudah lebih dari 2 tahun, baru kali ini saya melihat ibu Humaira datang ke kantor sini, ternyata beliau masih muda dan cantik, penampilan anggun sekali, tidak mencerminkan kalau ibu Humaira itu sudah menikah dan memiliki anak." "Iya Pak...aku pangling melihat penampilannya,eh..tapi siapa laki-laki yang bersamanya itu,apa mungkin suaminya, saya pernah dengar informasi kalau ibu Humaira itu suaminya punya perusahaan sendiri juga di Jakarta, tapi kenapa dia ada disini bukannya ada di Jakarta untuk mengurus perusahaannya juga." "Kalau betul laki laki yang sedang bersamanya itu adalah suaminya, mereka berdu
Tok.tok.tok. Aku berdiri mengayunkan langkah kakiku untuk membuka pintu karena terdengar ada yang mengetuknya dari luar. Ceklek. Begitu pintu terbuka terlihat aku lihat karyawan restoranku berdiri di depan pintu. "Bu...ini pesanannya..." Aku langsung menerima boks makanan yang di sodorkan oleh karyawan restoranku itu. "Trimakasih ya sudah di antarkan makanan yang aku pesan."aku menyerahkan 2 lembar uang yang berwarna merah kepada karyawan restoranku itu. "Maaf Bu ini uangnya lebih...."terlihat karyawanku itu berusaha mengembalikan sebagian uang yang tadi aku berikan. "Sudah tidak apa-apa.. sisanya untuk kamu saja." Aku berikan kembali uang itu kepadanya. "Trimakasih Bu..." "Sama sama,hati hati di jalan..."aku segera menutup pintu ruangan kerjaku, tidak enak kalau sampai di lihat karyawan yang lain, karena ini belum jam makan siang. Segera ku lahap semua makanan yang ada di dalam boks sampai habis, sama juga dengan jus mangganya aku minum sampai tandas tanpa tersisa. Alhamd