Perjalanan dari Jakarta menuju ke Bogor dengan waktu tempuh kurang lebih 1jam , selama perjalanan Alma beberapa kali merubah posisi duduknya, Alma berusaha untuk membuang semua pikiran yang bergelayut di atas kepalanya dengan beberapa kali helaan nafas yang terdengar agak keras. Semua tingkah laku Alma itu tidak luput dari perhatian Pak Heri lewat kaca spion yang ada di depannya, Pak Heri berusaha mencairkan suasana yang ada di dalam mobil. "Maaf Bu Alma saya perhatikan dari tadi, sepertinya tidak nyaman, apakah Bu Alma sedang tidak sehat atau ada sesuatu yang di butuhkan, tolong katakan saja jangan sungkan siapa tau saya bisa bantu."Pak Heri coba menanyakan kepada Alma, apakah ada sesuatu yang menggunakan pikirannya, sambil melirik ke Mas Brian, takut saja jangan sampai Mas Brian merasa tersinggung dengan apa yang dia lakukan. "Tidak Pak,... saya merasa baik baik saja, hanya sedikit mual mungkin efek dari kehamilanku ini."mendengar apa yang di katakan Alma, Mas Brian langsung meme
"Alma putri Mama akhir kamu pulang juga sayang,papa sudah mencari kamu kemana-mana, kenapa kamu baru pulang sayang, selama ini kamu tinggal di mana saja..hu..hu.."Tante Vera memeluk Alma sambil menangis, kepulangan Alma secara tiba-tiba, menimbulkan berbagai pertanyaan yang bergelayut di benaknya. "Mama pelan pelan dong, jangan terlalu erat pelukannya, kasian sama bayi yang ada didalam perut Alma,Ma biarkan Alma masuk dan duduk istirahat dulu di dalam."Pak Darsono kasihan melihat Alma belum apa-apa sudah dapat brondong dengan berbagai pertanyaan dari mamanya. Karena terlalu terpaku dan kaget dengan kedatangan Alma secara tiba-tiba, Pak Darsono dan Tante Vera tidak menyadari kehadiran Pak Heri dan Mas Brian yang sudah dari awal hanya memperhatikan semua yang terjadi di depan mata mereka berdua, pertemuan yang penuh haru biru antara Alma dan mamanya. "Assalamualaikum Om Tante,..." Mas Brian menyapa kedua orang tua Alma, secara spontan Pak Darsono dan Tante Vera menoleh ke arah datang
Terlihat dari muka kedua orang tuanya Alma, kalau mereka sangat menyesal atas semua yang telah di lakukan oleh putrinya Alma. "Baiklah Nak Brian, kami menyetujui semua permintaan kamu nak untuk menandatangani surat perjanjian yang telah kamu buat, insya Allah kedepannya nanti kalian berdua tidak lagi saling mengganggu kehidupan masing-masing,oh ya untuk menebus dosa dan kesalahannya Alma dan kami berdua sebagai orang tuanya, insya Allah dalam waktu dekat ini, kami semua akan menemui istrinya Nak Brian, untuk menjalankan dan meluruskan permasalahan yang ada di kita semua." "Trimakasih banyak atas semua pengertian Om dan Tante.."Mas Brian menyodorkan sebuah map yang berisikan 2rangkap surat perjanjian antara dirinya dengan keluarga Alma dan juga sebuah surat Cek yang berisikan sejumlah nominal uang,mereka langsung menandatangani surat perjanjian yang telah di siapkan oleh Mas Brian dan di abadikan lewat sebuah video di saksikan oleh Pak Heri sebagai pengacara pribadinya. Alma dan ked
Alma menceritakan semua yang dialami kepada kedua orang tuanya,selama beberapa hari belakangan ini, berawal dari hari pertama pernikahannya dengan Mas Brian dimana Mas Brian hampir melenyapkan dirinya, begitu dia tau kalau Humaira jatuh pingsan dan dirawat di rumah sakit karena mendapatkan kiriman pesan singkat darinya berisikan foto dan video pernikahan mereka berdua sampai Alma di ungsikan ke suatu tempat yang atur oleh Mas Brian sendiri dan pada akhirnya Mas Brian menjatuhkan talak dan mengembalikan dirinya kepada kedua orang tuanya. Terlihat dari mukanya mereka berdua, Mama dan papanya berulang kali menarik nafas dalam-dalam, berusaha memahami kondisi Alma selama menjalani pernikahannya dengan Mas Brian beberapa hari belakangan ini yang tidak berjalan sebagai mestinya, bahkan sempat mengalami kekerasan fisik. Kini Alma merasa lega dan bebas, Alma akan menjalani kehidupannya tanpa merasa tertekan, kedua orang tuanya juga menerima kehadirannya kembali dengan tangan terbuka. "Ma.
Terlihat dengan jelas dari kejauhan nama sebuah restoran yang lagi viral saat ini,'Restoran triple Al' itulah restoran yang dimaksud Mas Brian yang akan mereka kunjungi untuk makan siang, mobil yang Pak Heri kemudikan berhenti dengan mulus di area parkiran restoran. Mas Brian langsung membuka pintu mobil untuk segera turun, Pak Heri mengikuti langkah Mas Brian yang sudah mendahului di depan, sesampai di dalam restoran, mereka berdua cukup kaget melihat para pengunjung hampir memenuhi semua meja yang tersedia. Mas Brian mengedarkan pandangannya untuk menelisik semua ruangan, ternyata ada satu meja yang kosong itu tepatnya berada di samping jendela, Mas Brian mengayun langkah kakinya menuju kesana, Pak Heri mengikutinya dari belakang. Pak Heri dan Mas Brian memilih kursi tempat duduk yang saling berhadapan, pelayan restoran langsung menghampiri mereka berdua sambil menyodorkan daftar menu, Pak Brian mempersilahkan Pak Heri untuk memilih daftar menu makanan yang tersedia di restoran i
"Alma.. Alma.. bangun sayang.. ini sudah malam.."samar samar terdengar ada orang yang memanggil namanya, Alma perlahan lahan kedua bola matanya terbuka,ada Tante Vera yang sedang duduk di bibir ranjang menggoyangkan bahu dan terus menerus memanggil Alma."Eh...mama... maaf.. saya ketiduran sampai tidak ingat waktu,... mungkin karena saya kelelahan dan efek kehamilan, sehingga tubuh saya terasa lemah sekali dan gampang capek.""Ayo mandi dulu... baru kita makan malam bersama,bibi sudah menyiapkan semua makanan kesukaan kamu sayang..mama tunggu di meja makan ya.""Iya ma... Alma juga sudah gerah sekali.."Alma menyambar handuk mandi yang tergantung di belakang pintu,mama juga sudah keluar menuju meja makan.'Hmm segarnya...' Alma bergumam sendiri sambil mengguyur sekujur tubuhnya dengan air hangat, rasanya segar sekali semua penat yang melanda tubuhnya menghilang seketika.Tidak lupa juga Alma berwudhu karena ini sudah waktunya shalat Maghrib, mungkin selama ini kurang beribadah sehingga
Rencananya hari ini Mas Brian setelah pulang kerja langsung berangkat ke Malang untuk menemui Humairah dan kedua anaknya, kebetulan besok adalah hari weekend, Mas Brian mau menemani isteri dan anak-anaknya. Mas Brian melirik jam yang melingkar tangannya, waktu menunjukkan jam 10 pagi, masih banyak waktu tersisa, Mas Brian segera menyelesaikan semua pekerjaannya.Rasa rindu kepada wanita yang sangat dia cintai dan kedua anaknya yang sedang tinggal terpisah dengan dirinya,telah membuncah di hatinya selama beberapa hari belakangan ini, senyum manis tak pernah lepas dari bibir Mas Brian sepanjang dia menyelesaikan pekerjaannya,kala dia membayangkan pertemuan mereka nanti. Ditengah tengah kesibukannya menyelesaikan semua pekerjaannya tiba-tiba pintu ruangannya di ketuk. Tok.tok.tok. Ceklek. "Masuk" Pintu ruangan Mas Brian di buka dari luar,Bu Marissa sekretaris Mas Brian sudah masuk melangkah mendekati meja kerjanya. "Maaf Pak saya mau menyampaikan tadi ada klien yang menghubungi say
"Syukurlah kalau Mas sudah menyudahi hubungan kalian berdua, setidaknya anak anak tidak merasa tersakiti lagi, karena sampai saat ini mereka berdua itu masih sakit hati dan takut kalau suatu saat Mas akan meninggalkan mereka berdua demi wanita lain."tetap saja Humairah tidak mau mengakui kalau dirinya juga senang, setidaknya Alma tidak akan pernah mengganggu ketenangan rumah tangga mereka lagi. "Berarti.. Bunda sudah memaafkan saya,dan tidak marah lagi, Bunda... saya kangen dan rindu sekali sama kalian bertiga, apalagi sama Bunda... Mas sudah lama puasa, seandainya dekat.... tapi apa daya saya berada jauh dari Bunda."Mas Brian mengerlingkan sebelah matanya sambil tersenyum sumringah, membuat hatiku berdesir saja,'jujur Mas aku juga sangat kangen dan rindu dimana saat Mas menyentuh Bunda dengan penuh cinta dan kasih sayang.'Humaira tersenyum malu malu berusaha menyembunyikan kata hatinya. "Mas mulai lagi deh pikiran mesumnya....aku tutup ini." Aku mengancam Mas Brian akan mengakhiri