"Saya mohon izin untuk menikahi Aisyah hari ini juga," pintanya memandang Jafar lekat dan penuh harap. Jafar bergeming, matanya menatap tepat pada mata Andaru. Tajam dan dalam, berusaha menyelami niat dan ketulusan pria itu dari matanya. Setelahnya Jafar menganggukkan kepalanya. InsyaAllah hatinya sudah yakin dan percaya. "Saya Izinkan," jawab Jafar. Andaru langsung mengucap syukur, "Alhamdulillah,," ucapnya sembari mengusap wajahnya. "Saya ingin pelaksanaan ijab qobulnya sore ini juga." Sambungnya yakin. Elmira menggenggam tangan putranya, ada rasa bangga bercampur bahagia. Akhirnya salah satu dari putranya akan menikah. "Baiklah. Aku percayakan putriku padamu tapi tolong jangan pernah kecewakan dia," ucapnya dengan mata yang mengembun. Ini untuk yang kedua kalinya, Jafar akan menikahkan putri satu-satunya. Tak bisa di pungkiri ada rasa khawatir, sedih juga bahagia yang sejak tadi malam menggelayuti hatinya. Khawatir kembali melepas Aisyah untuk laki-laki yang mungkin saja na
Setelah acara akad selesai para tamu undangan pulang dangan membawa bingkisan makanan dan sovenir dari tuan rumah. Salma juga membagikan ke para tetangga satu RTnya, kue dan jajanan khas dari kota menantunya. Tidak tanggung-tanggung keluarga Andaru membawakan segala macam jenis makanan dan jajanan dari kota mereka. Elmira bahkan membelikan besannya itu perhiasan yang sama dengan miliknya sebagai hadiah. Salma cukup terkejut dan berusaha menolak pemberian itu namun bukan Elmira jika tidak keras kepala. "Aku akan sangat marah kalau kamu tidak mau menerimanya." Paksa Elmira dengan ekspresi cemberut. Mau tidak mau Salma pun akhirnya menerima dan mengucapkan terima kasih atas pemberian itu. Setelah selesai membersihkan diri Aisyah membantu ibunya menyiapkan makan malam. Setelahnya segera memanggil semua orang untuk makan malam bersama. Untuk pertama kalinya bagi Elmira merasakan kehangatan keluarga. Meski sederhana namun keluarga Aisyah sangat hangat dan akrab. Tak nampak ada sekat an
Boleh aku mendapatkan hakku malam ini?" Aisyah mendongak, dengan wajak malu-malu wanita cantik itu mengangguk samar. Wajah cantiknya terlihat merona meski di bawah cahaya lampu kamar yang tak begitu terang. Namun semburat merah di kedua pipi mulus itu nampak begitu jelas di mata Andaru. Mata Andaru menelisik wajah wanita di depannya itu, tangannya terulur menyentuh lembut semburat merah yang membuat pipi mulus itu semakin menggemaskan. Bak squishy pipi itu sangat kenyal dan lembut. "Kamu cantik sekali," ucap Andaru berbisik yang membuat semburat merah di pipi Aisyah semakin bertambah. Perlahan laki-laki itu mendekat, dikecupnya kening Aisyah. "Bismillah....." ucapnya pelan. Suara pelan Andaru berbanding berbalik dengan detak jantung keduanya. Dagh dingh dugh. Detak jantung dua insan manusia itu saling bersahutan bak suara gendang yang bertalu-talu. Andaru menarik lembut dagu Aisyah yang sejak tadi hanya menunduk. Dua mata itu saling menatap. "I love you," ucap Andaru lalu menda
Andaru sendiri langsung berhenti setelah merasa ada yang berbeda dari yang dulu pernah dirasakannya. "Apa... ka mu? Hah hah....A pa ini yang pertama?" tanyanya dengan nafas memburu menahan hasrat yang sudah mencapai ubun-ubun. "Hemm,," gumam Aisyah sambil menggigit bibirnya. Andaru tercengang beberapa detik, lalu tersenyum bangga, ternyata dialah orang pertama yang menyentuh wanita itu. "Aku akan pelan-pelan,," ucapnya lalu menciumi bibir Aisyah dengan lembut dan dalam agar wanita itu kembali terlena dan meringankan rasa sakit dibawahnya. Begitu Aisyah sudah terlihat rileks kembali Andaru melancarkan aksinya, kembali Aisyah menjerit namun segera pria itu membungkamnya dengan bibirnya. Satu jam lebih mereka melakukan aktivitas malam, namun tak ada rasa puas bagi Andaru. Pria tampan itu seperti singa kelaparan yang sudah lama tak di kasih makan. "Daru, ngantuk,,," rengek Aisyah kelelahan. Suami yang baru saja menikahinya beberapa jam yang lalu itu tak berhenti mencumbu dan memasuki
Hari ini Elmira dan Rania akan kembali pulang bersama Doni. Sedangkan Andaru akan menyusul bersama Aisyah keesokan harinya dikarenakan istrinya itu masih harus menyelesaikannya pekerjaannya sebelum mengambil cuti untuk resepsi pernikahan mereka di kota asal Andaru. Setelah Elmira ke bandara Andaru mengerahkan mobilnya ke daerah dimana Aisyah mengajar. Hati ibu giri cantik itu akan menyerahkan data soal PTS yang menjadi tugasnya, sekalian Aisyah ingin berpamitan untuk cuti panjangnya. Setelah mendapat kabar tanggal kedatangan Andaru Aisyah segera mengajukan cuti panjang untuk hari pernikahannya yang akan di laksanakan di kota asala suaminya. Karena resepsi di luar propinsi, Daru pihak sekolah memberikan keringanan untuk Aisyah mendapatkan cuti lebih panjang. Apalagi melihat jasa Aisyah yang baru saja pulang dari pengabdian di desa terpencil. Sepanjang perjalanan mereka berbincang sambil mengingat masa awal-awal pertemuan mereka. Sesekali mereka tertawa ketika mengingat hal lucu. "
"Itu mereka sudah datang," ucap Salma saat melihat mobil milik menantunya memasuki pelataran rumahnya. "Halo Bro, gimana kabarnya? Kalian nikah kok ngasih kabar? Mana undangan buat aku," ucap seorang pria yang langsung berdiri ketika Andaru dan Aisyah turun dari mobil. "Katanya resepsinya di kota penghasil emas? Dapat sovenir emas dong," sambung pria itu yang sama sekali tak mendapat respon dari Andaru. Aisyah sempat terkejut melihat siapa yang sedang berkunjung ke rumahnya. Segera ia mendekat ke Andaru dan menggandeng tangan suaminya itu. "Sudah sejak tadi Anton menunggu kalian," beritahu Salma lantas beranjak bangun. "Kalau begitu Ibu masuk dulu ya!" "Iya Bu," jawab Aisyah. Suasana tiba-tiba hening, setelah ibu Aisyah masuk ke dalam rumahnya. Andaru menatap tajam laki-laki yang sejak tadi memasang senyum diwajahnya. Benci, arti dari tatapan mata Andaru. Dan Tidak tahu malu itu kalimat yang tepat untuk Anton. Sahabat yang mengkhianati sahabatnya sendiri. "Hai Ai, apa kabar kam
Hari ini Aisyah dan Andaru berangkat lebih dulu untuk persiapan pesta pernikahan mereka. Tiga hati kemudian baru semua anggota keluarganya akan menyusul. Mereka berangkat menggunakan pesawat pagi, tepat pukul sepuluh siang mereka sudah menginjakkan kakinya di bandara. Dari jauh Elmira dan Doni sudah menunggu dengan senyum mengembang di bibirnya wanita itu melambaikan tangannya. "Sayang,, Mama sudah kangen." Elmira memeluk Aisyah lebih dulu, "Ya Alloh,,, anak-anak Mama..." Lalu berganti memeluk Andaru. Aisyah tersenyum lebar, akhirnya kini ia bisa memiliki mertua yang menyayanginya. Dalam hati ia berdoa supaya rasa sayang Elmira padanya tidak pernah berubah. Tidak seperti dulu. "Bagaimana kabar Mama?" tanya Andaru. "Sehat,,, sangat sehat. Keadaan Opa juga sudah membaik," jawab Elmira lalu mengarahkan pandangannya pada Aisyah. "Ayo pulang, Opa sudah sangat merindukan kalian. Dia tadi berpesan aku harus langsung membawa kalian pulang." Aisyah mengerutkan dahinya, kalimat 'merinduka
Setiap pagi setelah Andaru berangkat ke kantor Anggada meminta di ajari mengaji oleh Aisyah. Tidak hanya mengaji pria tua itu juga mulai belajar sholat dan ibadah-ibadah lainnya. "Opa ingin bertobat. Apa mungkin dosa-dosa yang sangat banyak ini bisa diampuni?" tanya Anggada pada Aisyah ketika mereka berada di ruangan bekas ruang kerja di lantai dua yang kini telah di renovasi menjadi musholla. "Tentu saja, asalkan Opa benar-benar bertobat dengan taubatan nashuhah Alloh pasti akan mengampuni semua dosa Opa," jawab Aisyah dengan senyum tipis yang menentramkan hati Anggada. "Terima kasih, setidaknya kamu membuat saya sedikit lega. Meski masih ada rasa takut jika nanti saya mati masih dengan berlumuran dosa." "Opa tidak boleh berputus asa dari rahmat Alloh." "Tolong ajari Opa,""InsyaAllah, pelan-pelan kita belajar bersama untuk memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik lagi." Sejak kedatangannya di kediaman Pradipta, Anggada banyak menghabiskan waktunya bersama Aisyah u