Plak! Plak!
Suara tamparan di kedua pipi duo Graciano membuat semua pegawai yang melihat 'tingkah' dua manajer mereka tercengang. Cleon yang masih dalam keadaan emosi mendelikkan netranya melihat sosok wanita mengenakan shift dress warna hijau ketat dan heels 10 cm serta anting besar di kedua telinganya.
"KAU!" Cleon memelototi wanita yang sedang berdiri di antara kedua banteng dan singa yang sedang mengamuk itu.
"Teonna!" ucap Kael dan Cleon bersamaan.
"Apa-apaan kalian? Apa kalian tak malu menjadi tontonan pegawai sendiri, hah?" Adley meninggikan suaranya
Cleon melirik tajam wanita itu, sementara Kael mengalihkan pandangannya, "Cih!" sahutnya.
'Jadi selama ini mereka kerap bertengkar? Apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga ini?' gumam Adley masih menatap duo Graciano bersaudara ini heran.
"Dan kau! Kenapa bisa di sini?" Cleon mengalihkan pandangannya kepada Adley dan melihatnya bak banteng yang akan dilepas untuk p
"Apa kau tahu jika papa juga ada dalam rencana ini?" ujar Kael seraya menyeringai dengan ketusnya. "Apa? Papa? Papa juga turut andil dalam hal ini?" tanya Cleon dingin dan tatapan tajam bal silet ke arah sang adik. "Untuk apa aku berbohong! Tak ada untungnya! Jika kau tak percaya ...," Kael mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya, "Telepon papa dan tanyakan padanya!" tantang Kael lagi-lagi diiringi senyuman penuh misteri. 'Apa yang sebenarnya terjadi dan wanita itu ..' Adley melihat ke arah Amber dan begitu pula Amber, melirik dengan garis tegas dan tajam netra hijau hazelnya sambil tersenyum tipis. "Anda Nona Amber?" Adley mengulurkan tangannya. "Benar. Saya Amber, saya telah melihat Anda beberapa kali dan ingin sekali menyapa Anda, namun baru sekarang Tuhan memberikan kesempatan sepertinya," balas Amber ramah. "Sepertinya begitu, Nona Amber. Tapi, sepertinya kita bertemu di saat yang tak tepat ...," "Teonna,"
Adley yang membuat semua orang tercengang dengan ucapannya, membuat Cleon mau tak mau menuruti ucapan Adley. Madelaine yang melihat kejadian itu hanya bisa tertegun dan tak percaya jika Cleon dengan mudah menuruti keinginan orang lain karena ia tahu betul bagaimana watak dan sifat sang mantan CEO. 'Kenapa ... kenapa Tuan Cleon bisa dengan mudah menuruti wanita itu! Teonna Lovandra!' gumamnya kesal melihat ke arah Adley yang tersenyum seakan penuh kemenangan. "Apa kau sekarang PUAS!?" tanya Cleon setelah selesai menandatangani dokumen yang disodorkan padanya. "Terima kasih Tuan Cleon atas kerjasamanya. Saya sangat menghargainya." Ujar Amber mengulurkan tangannya pada Cleon seraya mengurai senyumnya lebar. Namun Cleon tak menanggapi dan mengacuhkannya. Dia langsung memutar badannya dan menuju pintu keluar Blue House, "Kenapa wajah kalian seperti itu? Memangnya aku sudah mati sampai kalian tangisi, hah!?" teriaknya. "T--Tuan Cleon," "Dia yang sek
Jemari Lyn bergetar hebat ketika melihat foto yang diberikan Ignacio dari seorang wanita bernama Rosaline Stuart. Iris coklat itu menahan genangan air di pupil matanya. Tangannya mengepal kuat hingga memerah, urat-urat syaraf di sekitar dahinya mulai tampak dengan jelas. Sebuah gamnaran emosi dari seorang Weylyn yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun, termasuk pada Adley "Apa Anda akan diam saja, Pak?" tanya Lyn dengan mulut bergetar. Namun Ignacio hanya bergeming, meneguk semua gin yang ada dalam gelas kecilnya. Pandangan matanya lurus ke depan! Tajam ... namun kosong. "PAK!" seru Lyn tepat di sebelah telinga Ignacio. Ignacio meletakkan gelas gin-nya pelan, nyaris tak bersuara. Netranya terus menatap ke depan, melihat bayangannya yang terselip di antara banyak minuman beralkohol. "PAK! Apa Anda tak mendengarku? Apa Anda akan diam saja? IGNACIO!" pekik Lyn menggebrak meja bartender dengan keras hingga membuat seorang pria peracik mi
Kediaman Graciano "Apa yang sedang Anda lakukan, Nyonya?" Bariton dalam seorang pria membuat Adley terkejut dan menelan saliva dalam-dalam sambil menatap salah satu asisten rumah tangga keluarga Graciano, Jeff. "Oh, a--aku hanya ..." "Ada apa ini?" Delano tiba-tiba keluar dari ruangannya dan berdiri di belakang tepat di belakang Adley. "Tuan Besar, saya melihat Nyonya sedang menguping ketika Anda menerima telepon." Jelas Jeff menundukkan sedikit kepalanya. "Menguping?" Delano langsung menatap Adley tajam. "B--bukan menguping, Pa. Aku tak sengaja mendengar Papa sedang menerim telepon dan supaya Papa tak terganggu dengan suara sepatuku, aku memutuskan untuk berhenti." Adley meyakinkan Delano dengan alibinya. Delano masih menatap menanti cantiknya itu datar dan tajam. "Kurasa kau lelah, Teonna. Istirahatlah. Jeff, bawakan Nyonya teh hangat dengan lemon dan siapkan segala keperluannya." Perintah Delano sambil tersenyu
Kediaman Graciano DUG! Adley menabrak tubuh seseorang yang berada di depannya dan langsung menegakkan kepalanya. "Teonna!?" "K--Kael?" terkejutnya. Adley yang menahan tangisnya menatap Kael dengan mata yang sedikit basah. "Teonna? Apa yang terjadi? Apa--apa kau menangis?" Kael spontan memegang kedua bahu Adley. "Tidak. Aku tak apa. Mataku hanya sedikit kemasukan debu." Kilah Adley menyeka air matanya. Kael tak percaya. Dia terus menatap manik wanita cantik yang tengah berdiri di hadapannya. Adley terus menundukkan kepalanya, menahan sedih, pilu, serta amarah yang berkecamuk di dalam dada. Tangan Adley mengepal kencang, netranya serasa ingin menangis sekencang-kencangnya. Tubuhnya segera memutar, memaksa Kael melepas tangannya dari bahu Adley. "Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Kael penasaran. "Tak ada. Hanya melihat-lihat." Balas Adley terlihat menyeka air matanya tanpa memperlihatkannya di dep
Kediaman Castano de la Vega "Hnn, bagus! Teruskan usahamu, aku akan menunggu kabar baik darimu." "Sebenarnya kau menyayangi Adley bukan?" Lucas memutar tubuhnya dan menatap wanita anggun dan cantik dengan sheath dress di hadapannya. "Apa yang kau bicarakan, Judith?" Lucas menaikkan salah satu alisnya. "Aku tahu kau, Lucas! Aku mengenalmu jauh sebelum kita berpacaran dan menikah. Kau sebenarnya pria yang baik dan ...." "Apa yang ingin kau katakan sebenarnya, Judith?" potong Lucas tiba-tiba. "Tolong hentikan, jika kau masih terus seperti ini, akan sangat membahayakan nyawa Adely," jelas Judith menatap lirih pada sang suami. "Membahayakannya? Kenapa?" "Dia--dia--" Judith mengalihkan pandangan matanya dari Lucas dan duduk di sofa merah tua di ruangan kerja sang suami. "Dia apa? Katakan." "Saat ini, Adley sedang dalam penyamaran. Dia memiliki sebuah misi untuk membongkar kasus yang melibatkan salah sa
"Aku akan melindungimu!" Suara bariton di hadapannya mengejutkan netra Adley dan langsung berdiri terkejut ketika melihat sesosok pria dengan kacamata hitam, jaket kulit serta sepatu boot warna hitam berdiri tegak di hadapan Adley. "P--Pak!?" Adley masih tak bisa menyembunyikan keterkejutannya atas kehadiran Ignacio di tempat itu. Potongan balok kayu panjang masih ia pegang di tangannya, bukti bahwa Ignaciolah yang telah memukul pria yang mengikuti Adley sejak tadi. "P--Pak!" ucap Adley tak percaya. "Apa yang pernah kuajarkan padamu tentang pertahanan, hah!?" Teriak Ignacio kencang dan membuat Adley mengendikkan kedua bahunya karena terkejut. Adley tertunduk. Dia sama sekali tak menyangka jika sang pimpinan, Harlyn Ignacio akan turun tangan membereskan kekacauan yang Adley alami. "Pak, bagaimana--bagaimana Anda bisa ...." Ignacio melirik Adley tajam. "Apa kau tahu selama ini ayahmu menyuruh orang untuk mem
"Tunggu dulu!" Suara bariton seorang pria tepat terdengar di belakang telinga Adley. Deru napas tersengal dan hembusan napas dari pria itu juga membuat bulu-bulu halus di belakang leher Adley bergidik merinding. Adley langsung memutar tubuhnya dan melihat Kael berdiri tepat di hadapan Adley. "Kael!" seru Adley dengan terkejut. "Dari mana?" Kael tampak tersenyum padanya. "Ada urusan." Kael tersenyum kembali ke arah Adley. "Kenapa kau terus tersenyum padaku? Apa ada sesuatu di wajahku atau ...," "Tidak." "Lalu?" "Tak ada apa-apa. Aku hanya bahagia." "Bahagia? Syukurlah kalau kau bahagia, Kael." Adley menguraikan senyum manisnya dan jemarinya berniat ingin menarik gagang pintu di depannya. Tiba-tiba .... "Teonna, jangan masuk!" Kael mengenggam jemari Adley tiba-tiba. "K--Kael!" seru Adley sambil menunjukkan ekspresi terkejut atas sikap Kael. "Teonnaaa ...," Kael langsung mendekatkan wa