Makan malam Xinlaire dan Raylene terganggu karena kehadiran Leeza, pelayan utama Charlotte."Yang Mulia, Yang Mulia Ratu tidak sadarkan diri." Leeza memberitahu Xinlaire dengan panik. Suaranya terdengar sedikit bergetar."Apa yang terjadi? Kenapa Ratu Charlotte bisa tidak sadarkan diri?""Ampuni hamba, Yang Mulia. Ratu Charlotte tidak makan sejak sore tadi, ia mengalami mual dan muntah yang cukup mengganggu sehingga ia tidak memiliki tenaga."Xinlaire sudah kehilangan calon anaknya satu kali, jadi ia tidak ingin kehilangan lagi. Pria itu harusnya bermalam di kediaman Raylene, tapi belum menyelesaikan makan malamnya ia meninggalkan Raylene. Pria itu bergegas menuju ke kediaman ratunya.Raylene ditinggalkan sendirian, ia tidak sedih, tapi merasa tertusuk di hatinya. Ada rasa sakit yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Tangannya secara tidak sadar menyentuh perutnya. Ia merasa bersalah pada calon anaknya. Ia memberinya kehidupan, tapi sebelum anaknya lahir janin tidak
"Yang Mulia, Selir Raylene ingin pergi ke luar istana." Vivian melapor pada Xinlaire yang saat ini sedang membaca laporan militer yang dikirim dari perbatasan barat Allegra."Ikuti apapun yang dia inginkan, selama dia hidup dan ada dalam jangkauanku, dia bebas melakukan apapun.""Baik, Yang Mulia. Kalau begitu saya undur diri."Xinlaire hanya membalas dengan lirikan singkat. Berjalan-jalan di luar istana akan baik untuk Raylene, ia membutuhkan udara segar. Mungkin dengan keluar dari istana Raylene akan merasa sedikit lebih baik.Xinlaire kembali melanjutkan pekerjaannya di ruang pemerintahan. Setelah pekerjaannya di sana selesai, ia juga akan keluar dari istana. Ia akan pergi ke kediaman perdana menteri Aegis untuk mengamati Matthew dan nenek Charlotte.Di bagian lain istana, saat ini Raylene mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa. Ia tidak akan keluar sebagai anggota keluarga kerajaan, tapi sebagai orang biasa, sama seperti yang biasa ia lakukan di masa lalu.Untuk mencegah a
Sore harinya Xinlaire mengunjungi kediaman perdana menteri, ia menggunakan alasan ingin membicarakan masalah pemerintahan sembari bermain catur dengan perdana menteri.Saat ini keduanya berada di taman kediaman Aegis. Udara di sekitar taman itu sangat sejuk. Xinlaire dan Aegis tampak serius bermain catur.Dari arah selatan, Dorothy melihat kedekatan putra dan cucu menantunya. Wanita tua itu tersenyum senang karena hubungan keduanya yang tampak baik.Dorothy mendekati mertua dan menantu itu. "Selamat sore, Yang Mulia." Dorothy menyapa Xinlaire.Xinlaire mengalihkan sejenak fokusnya dari catur. "Selamat sore, Nyonya Dorothy." Xinlaire tidak memanggil Dorothy seperti cara Charlotte memanggil neneknya. Xinlaire sudah kehilangan seluruh anggota keluarganya, jadi ia tidak bisa memanggil orang lain dengan panggilan khusus untuk keluarga karena hal itu akan mengingatkannya pada kematian tragis seluruh keluarganya."Yang Mulia, saya ingin mengucapkan selamat pada Anda karena dala
Di saat semua orang sedang tertidur lelap, Raylene telah membunuh tiga orang yang telah ikut andil dalam menjebak Melissa.Pakaian hitam yang dikenakan olehnya telah berbau amis karena cipratan darah dari tiga targetnya. Wanita itu kini dalam perjalanan kembali menuju ke istana.Di paviliunnya, Vivian masuk ke dalam kamarnya. Vivian melihat jendela terbuka, wanita itu mengalihkan pandangannya ke ranjang. Di bawah cahaya remang lilin, Vivian melihat tubuh Raylene terbaring di sana tanpa melihat wajahnya dari dekat.Vivian tidak membuat suara, ia mendekati jendela dan menutupnya lalu setelahnya kembali keluar dari sana agar tidak mengganggu tidur Raylene.Setelah pintu tertutup, Nora yang menyamar menjadi Raylene turun dari ranjang. Wanita itu kembali mendekati jendela dan membukanya. Raylene tidak akan bisa masuk jika jendela itu tertutup.Nora sudah menyadari bahwa Raylene akan menyelinap keluar saat Raylene memasuki kamar pelayan secara diam-diam.Hampir satu jam berlalu, Raylene akh
"Namun, saat ini kondisi Ratu Charlotte sedang hamil dan tidak akan baik baginya jika mendapatkan guncangan dengan melihat neneknya di hukum mati." Xinlaire masih sedikit memikirkan Charlotte, tapi percayalah ia bukan sedang bermurah hati pada Dorothy. "Akan lebih baik bagi Anda untuk mati karena serangan jantung, dengan begitu Ratu Charlotte tidak akan begitu dirugakan, dan rakyat Allegra juga tidak akan tahu bahwa ibu dari Perdana Menteri dan nenek dari Ratu telah melakukan kejahatan serius."Wajah Dorothy terlihat semakin suram, alih-alih memikirkan Charlotte dan Aegis, Xinlaire memaksanya untuk mati dalam diam."Kau hanya memiliki waktu sampai besok pagi, Nyonya Dorothy, jika kau tidak meminum obat itu maka artinya kau memilih di eksekusi di depan rakyat Allegra dan dikenang sebagai pendosa." Xinlaire telah selesai. Ia yakin bahwa Dorothy pasti akan memilih meminum obat yang ia berikan. Dorothy adalah wanita bangsawan, bagaimana mungkin dia sudi dikenang sebagai penja
Satu bulan berlalu setelah kematian Dorothy yang disebabkan oleh serangan jantung. Saat ini keluarga Aegis telah perlahan-lahan bangkit dari rasa kehilangan. Meski pukulan yang mereka dapatkan sangatlah besar, tapi mereka sudah mengikhlaskan kepergian Dorothy yang terlalu tiba-tiba.Selama satu bulan ini Charlotte selalu ditemani oleh Xinlaire. Wanita itu sangat sedih atas kematian neneknya, dalam satu minggu awal kematian neneknya, Charlotte menangis beberapa kali.Hubungan Charlotte dan neneknya sangat dekat, itulah sebabnya Charlotte menangis setiap kali mengingat neneknya.Kondisi kehamilannya sempat terganggu karena kesedihan yang dialami olehnya. Xinlaire yang tidak ingin hal buruk terjadi pada janin di kandungan Charlotte, akhirnya lebih sering ada di sisi Charlotte.Charlotte yang menikmati perhatian Xinlaire, akhirnya terus bertingkah seolah-olah ia masih merasa kehilangan neneknya. Namun, Charlotte tahu bahwa ia tidak bisa menggunakan cara ini untuk terus mendapatkan perhati
Sementara itu di istana, Charlotte baru saja menerima kabar dari Leeza bahwa ternyata Xinlaire pergi berburu dengan Raylene.Charlotte mulai menggila memikirkan Xinlaire berduaan dengan Raylene. Bahkan dalam kondisinya seperti ini pun Xinlaire masih tetap saja pergi ke Raylene.Tidak, ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Sekarang neneknya sudah tiada, ia harus menyingkirkan Raylene dengan tangannya sendiri.Namun, saat ini ia juga tidak bisa membunuh Raylene karena Raylene dijaga oleh Vivian ke mana pun Raylene pergi. Selain itu juga ada kemungkinan bahwa Xinlaire menyertakan penjaga bayangan di sekitar Raylene.Charlotte memutar otaknya, apa yang harus ia lakukan agar Raylene benar-benar mati kali ini.Setelah berpikir cukup lama, Charlotte menemukan caranya. Wajah wanita itu tampak begitu licik dan kejam. Ia yakin dengan rencananya kali ini Raylene pasti akan tersingkir, tidak hanya itu Xinlaire sendirilah yang akan memberikan hukuman mati pada Raylene."Raylene, ka
"Aku tidak mendorong Yang Mulia Ratu!" Raylene menatap Xinlaire dengan serius. "Aku bisa membuktikan diriku tidak bersalah."Ruangan itu menjadi hening setelah Raylene bicara. Xinlaire melihat Raylene begitu gigih saat ini, mungkinkah Raylene benar-benar tidak melakukannya?"Kalau begitu buktikan!" seru Xinlaire.Raylene kini mengarahkan pandangannya ke Leeza, satu-satunya saksi yang melihat ia mendorong Charlotte."Kau mengatakan bahwa aku yang mendorong Yang Mulia Ratu, sekarang tunjukan pada semua orang yang ada di sini bagaimana aku mendorong Yang Mulia Ratu!"Leeza tidak mengerti kenapa Raylene memintanya untuk melakukan adegan ulang saat Raylene mendorong Charlotte, apa sebenarnya yang direncanakan oleh Raylene?Leeza sedikit ragu, tapi ia masih memperagakan apa yang diminta oleh Raylene karena jika ia tidak melakukannya maka ia akan dianggap berbohong.Seorang pelayan berdiri di depan Leeza sebagai pengganti Charlotte. Leeza mulai mengarang seperti apa Raylene mendorong Charlot