Satu bulan berlalu setelah kematian Dorothy yang disebabkan oleh serangan jantung. Saat ini keluarga Aegis telah perlahan-lahan bangkit dari rasa kehilangan. Meski pukulan yang mereka dapatkan sangatlah besar, tapi mereka sudah mengikhlaskan kepergian Dorothy yang terlalu tiba-tiba.Selama satu bulan ini Charlotte selalu ditemani oleh Xinlaire. Wanita itu sangat sedih atas kematian neneknya, dalam satu minggu awal kematian neneknya, Charlotte menangis beberapa kali.Hubungan Charlotte dan neneknya sangat dekat, itulah sebabnya Charlotte menangis setiap kali mengingat neneknya.Kondisi kehamilannya sempat terganggu karena kesedihan yang dialami olehnya. Xinlaire yang tidak ingin hal buruk terjadi pada janin di kandungan Charlotte, akhirnya lebih sering ada di sisi Charlotte.Charlotte yang menikmati perhatian Xinlaire, akhirnya terus bertingkah seolah-olah ia masih merasa kehilangan neneknya. Namun, Charlotte tahu bahwa ia tidak bisa menggunakan cara ini untuk terus mendapatkan perhati
Sementara itu di istana, Charlotte baru saja menerima kabar dari Leeza bahwa ternyata Xinlaire pergi berburu dengan Raylene.Charlotte mulai menggila memikirkan Xinlaire berduaan dengan Raylene. Bahkan dalam kondisinya seperti ini pun Xinlaire masih tetap saja pergi ke Raylene.Tidak, ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Sekarang neneknya sudah tiada, ia harus menyingkirkan Raylene dengan tangannya sendiri.Namun, saat ini ia juga tidak bisa membunuh Raylene karena Raylene dijaga oleh Vivian ke mana pun Raylene pergi. Selain itu juga ada kemungkinan bahwa Xinlaire menyertakan penjaga bayangan di sekitar Raylene.Charlotte memutar otaknya, apa yang harus ia lakukan agar Raylene benar-benar mati kali ini.Setelah berpikir cukup lama, Charlotte menemukan caranya. Wajah wanita itu tampak begitu licik dan kejam. Ia yakin dengan rencananya kali ini Raylene pasti akan tersingkir, tidak hanya itu Xinlaire sendirilah yang akan memberikan hukuman mati pada Raylene."Raylene, ka
"Aku tidak mendorong Yang Mulia Ratu!" Raylene menatap Xinlaire dengan serius. "Aku bisa membuktikan diriku tidak bersalah."Ruangan itu menjadi hening setelah Raylene bicara. Xinlaire melihat Raylene begitu gigih saat ini, mungkinkah Raylene benar-benar tidak melakukannya?"Kalau begitu buktikan!" seru Xinlaire.Raylene kini mengarahkan pandangannya ke Leeza, satu-satunya saksi yang melihat ia mendorong Charlotte."Kau mengatakan bahwa aku yang mendorong Yang Mulia Ratu, sekarang tunjukan pada semua orang yang ada di sini bagaimana aku mendorong Yang Mulia Ratu!"Leeza tidak mengerti kenapa Raylene memintanya untuk melakukan adegan ulang saat Raylene mendorong Charlotte, apa sebenarnya yang direncanakan oleh Raylene?Leeza sedikit ragu, tapi ia masih memperagakan apa yang diminta oleh Raylene karena jika ia tidak melakukannya maka ia akan dianggap berbohong.Seorang pelayan berdiri di depan Leeza sebagai pengganti Charlotte. Leeza mulai mengarang seperti apa Raylene mendorong Charlot
Setelah pekerjaannya selesai, Xinlaire pergi ke kediaman Charlotte, ia telah mendapat kabar bahwa Charlotte sudah sadarkan diri sejak beberapa saat lalu. Kedatangan Xinlaire diumumkan bersamaan dengan pria itu masuk ke dalam kamar Charlotte. "Yang Mulia." Charlotte bersuara lirih, wanita itu hendak bangun dari tempat tidurnya, tapi ia masih sangat lemah. "Tidak perlu bangun dari tempat tidurmu." Xinlaire mencegah Charlotte untuk bangun."Yang Mulia maafkan saya, ini semua salahku karena tidak bisa menjaga calon anak kita dengan baik." Air mata Charlotte kembali tumpah, wanita itu ingin menunjukan betapa terpukulnya ia karena kehilangan calon anak mereka."Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Saat ini kondisimu tidak baik, istirahatlah dengan baik. Jangan terlalu banyak berpikir, dan jangan terlalu larut dalam kesedihan."Xinlaire tidak pandai menghibur orang lain, tapi ia mencoba yang terbaik untuk menghibur Charlotte. "Yang Mulia, apakah Anda tidak marah padaku?""Aku
"Perdana Menteri, kau sangat tahu bahwa aku membenci orang-orang licik, Ratu Charlotte bukan hanya membunuh janin di kandungannya sendiri, tapi juga otelah membunuh janin di kandungan Selir Raylene dan kemudian menjebak Selir Raylene seolah dia sendiri yang menggugurkan kandungannya. Tidak hanya itu, Ratu Charlotte juga telah mencoba membunuh Selir Raylene. Hukuman mati saja tidak cukup untuk semua kejahatannya."Xinlaire sangat murka terhadap Charlotte. Ia telah dibodohi oleh Charlotte, karena Charlotte ia kehilangan calon anaknya dengan Raylene, bukan hanya itu ia juga telah mengirim Raylene ke istana dingin karena rencana licik Charlotte. Dan tidak berhenti sampai di sana, Charlotte masih mencoba membunuh Raylene dengan mengirim orang untuk membakar istana dingin.Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Charlotte memiliki sisi mengerikan seperti itu, ia telah memelihara ular di sebelahnya."Yang Mulia, tolong ampuni putriku." Aegis bersujud di depan Xinlaire. Pria itu tidak menduga ba
"Jadi, bagaimana rasanya ditipu oleh ratumu sendiri, Yang Mulia?" Raylene mengejek Xinlaire. Rasa sakitnya tidak akan sama seperti yang ia rasakan, tapi setidaknya itu bisa membuat Xinlaire tahu seperti apa rasanya ditipu oleh orang terdekatnya.Namun, yang dirasakan oleh Xinlaire tidak seperti yang dipikirkan oleh Raylene. Ia bukannya marah pada Charlotte karena telah menipunya, tapi karena Charlotte sudah begitu kejam membunuh dua calon anaknya dan juga Raylene. Ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Charlotte, jadi rasa sakitnya bukan apa-apa, tidak seperti Raylene yang ditipu oleh pria yang paling ia cintai."Jika kau ingin mentertawaiku, silahkan lakukan saja." Xinlaire merasa bahwa ia memang pantas ditertawakan dalam hal ini. Ia adalah seorang pria yang cerdas, tapi pada akhirnya ia masih tertipu oleh wanita seperti Charlotte. Xinlaire tidak ingin mempercayai orang lain setelah ia dikhianati oleh pamannya sendiri, tapi ia masih sedikit mempercayai Charlotte
Raylene mengendap-endap ke kediaman Charlotte. Ia mengetahui dari Nora bahwa besok pagi Charlotte akan segera pergi dari istana, jadi waktunya untuk membunuh Charlotte hanya malam ini. Ia bisa saja membunuh Charlotte di luar istana, tapi itu akan sedikit merepotkan karena ia harus memantau Charlotte.Kaki Raylene berhenti tepat di sebelah jendela Charlotte, wanita itu mengeluarkan belatinya untuk membuka paksa jendela, tapi yang ia temukan jendela itu tidak terkunci sama sekali. Raylene menyimpan kembali belatinya, wanita itu membuka jendela dengan perlahan. Namun, gerakannya terhenti ketika ia melihat tubuh Charlotte perlahan-lahan terangkat menuju ke seutas tali yang tergantung di tengah-tengah ruangan.Pandangan Raylene bergeser ke sumber kekuatan yang mengangkat tubuh Charlotte, seseorang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah ada di sana. Raylene tidak bisa menebak siapa orang itu, tapi melihat dari postur tubuhnya itu terasa tidak asing baginya.Yang Mulia Raja? Raylene me
Keesokan paginya, pelayan di kediaman Charlotte berteriak histeris usai menemukan Charlotte tergantung di tengah-tengah kamarnya. Prajurit istana segera masuk, mereka juga terkejut melihat apa yang ada di depan mata mereka saat ini. Salah satu dari mereka segera melapor pada Xinlaire dan juga Aegis.Xinlaire meninggalkan Raylene sejenak lalu kemudian melihat ke kediaman Charlotte, pria itu datang lebih cepat dari Aegis yang tinggal di luar istana."Turunkan Ratu Charlotte!" Xinlaire memberi perintah pada siapa saja di sekitarnya.Dua orang prajurit segera bertindak, mereka menurunkan jasad Charlotte dan meletakannya di lantai. Xinlaire tidak memiliki banyak kata-kata untuk diucapkan, ia hanya menatap wajah Charlotte yang membiru. Sebenarnya ini masih tidak cukup memuaskan untuk Xinlaire, wanita keji seperti Charlotte akan lebih baik disiksa terlebih dahulu sehingga wanita itu berpikir bahwa mati lebih baik daripada hidup, tapi ia tidak mungkin melakukan hal itu.Beberapa waktu kemu