Keesokan paginya, pelayan di kediaman Charlotte berteriak histeris usai menemukan Charlotte tergantung di tengah-tengah kamarnya. Prajurit istana segera masuk, mereka juga terkejut melihat apa yang ada di depan mata mereka saat ini. Salah satu dari mereka segera melapor pada Xinlaire dan juga Aegis.Xinlaire meninggalkan Raylene sejenak lalu kemudian melihat ke kediaman Charlotte, pria itu datang lebih cepat dari Aegis yang tinggal di luar istana."Turunkan Ratu Charlotte!" Xinlaire memberi perintah pada siapa saja di sekitarnya.Dua orang prajurit segera bertindak, mereka menurunkan jasad Charlotte dan meletakannya di lantai. Xinlaire tidak memiliki banyak kata-kata untuk diucapkan, ia hanya menatap wajah Charlotte yang membiru. Sebenarnya ini masih tidak cukup memuaskan untuk Xinlaire, wanita keji seperti Charlotte akan lebih baik disiksa terlebih dahulu sehingga wanita itu berpikir bahwa mati lebih baik daripada hidup, tapi ia tidak mungkin melakukan hal itu.Beberapa waktu kemu
Pemakaman Charlotte telah dilakukan beberapa waktu lalu, berita bahwa kematian Charlotte yang disebabkan oleh bunuh diri telah tersebar di seluruh Allegra. Para rakyat bersimpati pada Charlotte, mereka berpikir bahwa Charlotte sangat terpukul atas kehilangan janin yang ia kandung dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berhati-hati sehingga wanita itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Selain itu, sebelumnya Charlotte sudah kehilangan neneknya. Orang-orang di ibu kota tahu bahwa Charlotte sangat dekat dengan neneknya. Jadi, kehilangan demi kehilangan yang dirasakan oleh Charlotte pasti telah membuatnya begitu depresi. Kematian Charlotte sudah berlalu lebih dari satu bulan, tapi orang-orang masih terus membicarakan tentang ratu yang menduduki tahta hanya sebentar saja. Selain Charlotte, mereka juga membicarakan tentang Aegis dan Rebecca. Jika Charlotte kehilangan dua orang dalam waktu dekat maka Aegis dan Rebecca kehilangan tiga. Orang-orang sangat mengasihani Aegis,
Raylene terjaga di tengah malam. Wanita itu memegangi kepalanya karena rasa sakit yang tidak tertahankan, tubuhnya kini berkeringat dingin. Berbagai kenangan tanpa suara muncul di benak Raylene, dan semuanya tentang ia dan Xinlaire di masa lalu. Xinlaire yang tidur di sebelah Raylene menyadari bahwa istrinya terbangun. Pria itu segera membuka matanya dan menemukan Raylene memegangi kepalanya serta meringis kesakitan."Istriku, apa yang terjadi padamu?" Xinlaire bertanya dengan khawatir.Raylene tidak menjawab, ia masih kesakitan. Xinlaire segera memanggil pelayan utamanya."Segera panggil tabib!" "Baik, Yang Mulia." Edmund mundur lalu kemudian berbalik dan pergi. "Raylene, apa yang terjadi? Katakan sesuatu." Xinlaire memegangi tangan Raylene. Ia bisa merasakan betapa dingin tangan istrinya.Perlahan-lahan rasa sakit di kepala Raylene berkurang, napas wanita itu yang tadinya cepat mulai menjadi stabil. Raylene kini mengarahkan pandangannya pada Xinlaire. Jadi, pr
Hari-hari berlalu dengan cepat, sudah satu bulan sejak Raylene terbangun dari komanya. Wanita itu juga telah menjalani terapi, sekarang ia sudah mulai bisa berjalan kembali. Metode yang digunakan tabib untuk mengembalikan semua fungsi anggota tubuhnya benar-benar ampuh.Selain itu ada Xinlaire yang selalu membantu Raylene saat menjalani terapi. Ketika Raylene mulai berjalan kembali, Xinlaire akan dengan sabar memegangi tangan Raylene agar tidak terjatuh.Ketika Raylene sudah bisa melangkah beberapa langkah, Xinlaire akan berada di belakang Raylene, berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Raylene kehilangan keseimbangannya. Selain membantu Raylene melatih fungsi kakinya, Xinlaire juga memperhatikan hal lainnya. Ia akan memastikan bahwa Raylene makan dan istirahat dengan cukup. Juga, ia akan membawa Raylene ke taman saat sore hari tiba, hanya sekedar untuk minum teh bersama. Hubungan keduanya berjalan dengan sangat baik.Hembusan angin menerpa kulit Raylene, saat ini wanita itu sedang berdiri
Setelah penobatan selesai, Raylene kini berada di ruang kerja Xinlaire. Ini adalah pertama kalinya ia berkunjung ke tempat itu setelah ia sadarkan diri. Karena ia telah menjadi ratu, maka beban Xinlaire juga akan menjadi bebannya. Ia akan membantu suaminya mengatasi semua masalah yang terjadi di Allegra.Namun, sebelum hal itu, ia harus mengetahui lebih banyak lagi tentang Allegra. Ia kehilangan inagtannya, jadi ia harus memulai kembali semuanya dari awal. Ada begitu banyak buku yang harus ia baca dan pelajari. Sekarang ia telah mengambil salah satu buku dan membacanya di sebelah Xinlaire yang sedang membaca laporan sipil, tapi kegiatan wanita itu terhenti karena ia merasa sejak tadi Xinlaire terus memperhatikannya."Suamiku, apakah ada yang salah denganku?" Raylene meletakan buku yang ia baca di atas pangkuannya. Xinlaire tertawa kecil. "Tidak ada yang salah, Istriku.""Lalu kenapa Yang Mulia terus menatapku?""Istriku sangat cantik, jadi aku tidak bisa mengalihkan panda
"Tabib apa yang terjadi pada Ratu?" Xinlaire bertanya dengan cemas. Tadi ia sedang berada di aula pemerintahan ketika ia mendengar bahwa Raylene tiba-tiba tidak sadarkan diri.Ia segera berlari ke istananya dengan perasaan khawatir, ia takut terjadi hal buruk dengan Raylene. Semenjak percobaan bunuh diri terakhir yang Raylene lakukan, ia mulai mengalami ketakutan jika sewaktu-waktu kondisi Raylene memburuk karena efek dari percobaan bunuh diri waktu itu."Selamat, Yang Mulia. Yang Mulia Ratu sedang mengandung."Xinlaire seperti tidak percaya pada apa yang ia dengar. "Ulangi.""Selamat, Yang Mulia. Yang Mulia Ratu sedang mengandung."Ia tidak salah dengar, istrinya saat ini benar-benar sedang mengandung. Xinlaire merasa bahagia dan terharu. Ia telah kehilangan calon anaknya bersama Raylene di masa lalu, dan sekarang ia dan Raylene akan memiliki anak lagi."Bagaimana kondisi Ratu?""Kondisi Yang Mulia Ratu saat ini baik-baik saja, tapi karena sebelumnya Yang Mulia Ratu pernah mengalami
"Komandan Luana, Anda pasti telah mendengar kondisi Yang Mulia Ratu saat ini, jadi tolong berhati-hati dengan kata-kata Anda. Ini demi kebaikan Anda dan Yang Mulia Ratu." Vivian memperingati Luana yang ingin bertemu dengan Raylene.Setelah berbulan-bulan, Luana akhirnya bisa kembali ke ibukota lagi. Ia sudah berjanji pada orangtuanya untuk tidak ikut campur dalam masalah Raylene dan Xinlaire demi keamanan keluarga mereka, tapi sekarang ia kembali datang untuk bertemu dengan Raylene agar bisa melihat kondisi Raylene secara langsung."Aku mengerti." Luana menjawab singkat. Ia benar-benar benci diancam seperti ini, tapi ia juga tidak bisa berbuat banyak karena ia tidak akan pernah bisa melawan Xinlaire.Luana mendekati Raylene yang saat ini duduk di taman. Hati Luana sakit ketika melihat Raylene seperti ini. Xinlaire lagi-lagi menipu Raylene. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Raylene ketika ingatan Raylene kembali, mungkin Raylene akan merasa bahwa ia
Setelah malam itu, Raylene tidak pernah mengalami mimpi buruk lagi. Ia juga telah berhenti memikirkan tentang peristiwa berdarah itu. Sekarang usia kehamilannya sudah memasuki sembilan bulan. Hanya tinggal menunggu hari lagi ia akan melahirkan. Untuk mempermudah persalinannya, Raylene memperbanyak jalan kaki di pagi dan sore hari seperti yang sedang ia lakukan sekarang. Langkah kaki Raylene terhenti ketika ia merasa air mengalir di pahanya. "Yang Mulia, ada apa?" tanya Nora."Sepertinya aku akan segera melahirkan.""Yang Mulia, mari kembali ke kamar." Nora memegangi tangan Raylene. "Ada apa?" Vivian mendekat."Yang Mulia Ratu akan segera melahirkan, segera panggil tabib."Vivian segera pergi. Ia memberi arahan pada seorang prajurit untuk memberitahu Xinlaire mengenai Raylene yang akan segera melakukan persalinan.Tabib datang setelah beberapa waktu bersama dengan tim medis lainnya. Mereka semua segera menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk proses persalinan.Tidak lama kemudian Xi