Bab 25 22082022 “Nanti aku jelaskan dalam perjalanan,” jawab Eril setengah memaksa. Gatot melihat ada hal genting yang ditemukan temannya itu. “Apakah kamu menemukan sesuatu yang mengerikan di gudang beras Pak Jazuli?” Ia teringat Eril masuk ke sana kemarin. Semalam diam-diam ia datang dan melihat tangga milik Eril masih berada di luar. Sebenarnya, jika Eril tidak keluar, Gatot sudah berencana akan mencari Eril. Eril menggangguk. “Iya! Cepatlah, gue tidak mau membuat kehebohan pagi-pagi di rumahmu.” “Oke! Sebentar aku mandi dulu!” jawab Gatot ikut tegang. “Gak usah, pake itu aja!” “Gila kau! Masak kamu tega membiarkanku ke kantor polisi dengan sarung kumal dan wajah kucel begini!” “Gue fine-fine aja sih.” Eril mengedipkan matanya. Gatot tertawa terkekeh. “Dasar tengil!” Ia cepat-cepat membasuh muka dan berganti pakaian. 5 menit kemudian, dia menemui Eril yang sedang sibuk mlihat file rekaman videonya semalam. “Aku sudah selesai. Ayo!” Gatot mengeluarkan motor dan menghidup
Bab 26 23082022 “Apa salah Bapak saya Pak? Kenapa dia diborgol? Dia bukan orang jahat!” Wahyu terlihat marah sekali kepada Ipda Hariadi. Wahyu mulai tadi kebingungan mencari-cari bapaknya. Bapaknya menghilang dari rumah sedangkan jenazah ibunya hendak disholatkan, sebelum diberangkatkan ke kuburan. Lelaki itu takut, Jazuli-bapaknya terlalu sedih dan melakukan hal bodoh akibat kematian ibunya. Namun, Wahyu justru menemukan bapaknya diborgol seperti seorang penjahat. “Apa salah bapak saya Pak?” tanya Wahyu sekali lagi. Sementara Jazuli menunduk tidak berani menatap wajah anak lelakinya. “Bapak Anda telah melakukan kejahatan yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun, Pak Wahyu. Dia telah menyekap seorang wanita dan anak perempuan di dalam gudang beras ini. Kami sudah memiliki bukti-bukti valid,” ungkap Ipda Hariadi. “Bapak jangan mengada-ada. Bapak saya seorang tokoh di desa ini. Dia orang terpandang dan menjadi panutan orang-orang. Mana mungkin dia akan melakukan tindakan krim
Bab 27 24082022 Amina dan Ayang kelelahan dengan serangkain pemeriksaan serta tes kesehatan di kantor polisi dan rumah sakit. Ayang malah rewel, dia sama sekali tak mau jauh dari ibunya. "Ibu, Ayang mau nyonyok." Mata gadis itu berkaca-kaca. Tangannya memegangi rok Amina yang sedang menjalani pemeriksaan kejiwaan. Dokter Kartika, psikiater yang menangani Amina dan Ayang mengernyitkan keningnya. "Ayang minta apa?" Ayang menunjuk payudara Amina. Amina lalu menyusui anaknya. Ayang langsung diam. Tangan anak itu memainkan ujung telinganya. "Kamu masih menyusui Ayang?" Dokter Kartika terkejut dengan kelakuan Amina. Baru kali ini dia melihat anak usia 5 tahun yang masih menyusu pada ibunya. Sedangkan kakaknya menyapih keponakannya sebelum berusia 2 tahun. "Ia, ini untuk menenangkannya, lagipula dia jarang sakit.” Amina membelai rambut anaknya. "Apakah air susumu masih keluar?" "Aku tidak tahu, Dok." "Sebaiknya, kamu pelan-pelan menghentikan menyusui Ayang. Anakmu sudah besar.”
Bab 28 25082022 Bau anyir darah menyeruak. Eril dan Gatot saling berpandangan. “Kita dobrak pintunya sekarang!” Dia memberi aba-aba pada Gatot. “1…2…3!” Kaki Eril menerjang pintu. Seketika mata pemuda terkesiap melihat Amina tergeletak dengan lengan tangan teriris. Dia memeriksa napas dan urat nadi Na. Gadis itu masih hidup! Eril tidak mau menyia-nyiakan waktu, dengan sigap dia mengangkat tubuh Amina yang begitu ringan dan membawanya berlari ke UGD. “Ibu… Ibu!” Ayang menangis memanggil ibunya. Dokter Kartika memeluk Ayang dan mengajaknya menjauh. “Ayang mau ikut Ibu ke surga.” “Iya sayang, nanti Tante antarkan Ayang ke Ibu. Sekarang kita lihat film kartun di televisi yuk.” Kata-kata Dokter Kartika rupanya menarik hati Ayang. Tangis anak itu terhenti dan berubah menjadi senyuman. *** Amina merasa dirinya melayang-layang bersama pangeran berbaju putih yang membawanya terbang melintasi perbukitan. Pemandangan di sekitarnya sangat indah. Ada kupu warna-warni terbang di tama
Bab 29 26082022 Eril kesal! Dia berlari kebingungan mencari Amina sampai ke pelataran rumah sakit. Ia menjadi frustrasi karena tak menemukan keberadaan wanita ayu itu. “Di mana kamu Amina?” Eril merenggut rambutnya dengan kasar. Jika ada apa-apa dengan perempuan itu, dialah orang yang paling bersalah. Pemuda itu lalu duduk di depan tangga memperhatikan orang yang lalu lalang. Mungkinkah Amina kabur? Tapi sepertinya tidak. Ia yakin Amina tidak akan meninggalkan Ayang anaknya. Atau jangan-jangan Amina diculik orang? Ini kemungkinan terjadi. Rasa takut menjalari otak Eril. Matanya mulai frustrasi mengamati orang-orang. Ia berjalan gontai menuju kamar Amina kemudian duduk di kursi. Apa yang harus kukatakan pada Ayang jika anak itu bertanya tentang ibunya. “Sial! Kenapa aku perhatian sama bocah itu?” Telinga Eril mendengar bunyi sandal yang beradu dengan lantai. Bunyinya srak sruk srak sruk mendekat ke kamar Amina. Lelaki itu mendongak dan melihat seseorang masuk ke kamar Amina. Kepa
Bab 3028082022Ajeng tersentak! Tanpa menoleh, dia buru-buru membayar minumannya dan pergi. “Asu! Bagaimana orang bisa mengenalinya?” gumamnya kesal. Ia berjalan cepat sekali menyusuri trotoar.Lelaki yang tadi memanggil Ajeng memburunya. ”Hei! Percuma kamu kabur, fotomu sudah beredar di televisi.” Suara tawanya berderai.Ajeng menghentikan langkahnya dan tertegun. Badannya gemetar. “Bagaimana jika aku tertangkap polisi? Oh tidak! Itu sangat mengerikan!” Ia menutup wajahnya.“Ayo ikut denganku, aku akan melindungi kamu.” Lelaki bertato itu memegang tangan Ajeng dan membawanya ke sebuah gang sepi.“Tidak! Lepaskan aku. Aku tidak mau ikut denganmu.” Ajeng memberontak.Lelaki itu melepaskan Ajeng dan tertawa sinis. “Silahkan saja, tapi jangan kau pikir kamu bisa hidup dengan bebas dengan semua kesalahan yang telah kamu lakukan. Polisi mencarimu dan hidupmu akan berakhir di penjara bersama tikus-tikus busuk.”Membayangkan kehidupan di penjara membuat Ajeng merinding. “Hhh, kamu salah! Ak
Bab 3129082022 “Apakah kamu keberatan dengan pekerjaan itu?” Bang Tito mengulum senyum. “Kamu tega menjual adik sendiri masak wanita lain kamu tidak bisa.” Suaranya menohok ego Ajeng.Ego Ajeng tercabik. Dia tersenyum kecut. Sudah kepalang tanggung, daripada ditangkap polisi lebih baik ia menjadi germo dan hidup dengan nyaman di rumah mewah milik Bang Tato dan membantunya mengelola bisnis lendir.“Aku ambil pekerjaan itu Bang, tapi aku mau komisinya 40 persen!” Ajeng mulai menawar. Hidungnya mulai mencium lembaran uang masuk ke kantong dompetnya.“Tidak bisa, aku harus mengeluarkan uang untuk keselamatan kamu dan anak-anak. Juga perawatan anak-anak, rumah dan tempat tinggal mereka. Bagaimana kalau 35 persen?” jawab Tato. Dia yakin Ajeng takkan menolak tawaran manis darinya.“Deal!” kata Ajeng semangat. Persetan dengan moral, yang penting hidupnya terjamin. “Aku butuh baju. Bisakah Abang membelikan aku baju.” Ia tak mau mengutak-atik uang yang ada di rekeningnya.“Ya tentu saja, beli
29082022Amina gugup dengan lampu sorot yang menyorot ke wajahnya. Ia lalu bergantian melihat wajah Eril, Ayang dan Dokter Kartika. Kemudian Bapak dan Ibu yang sesekali mengusap air matanya. Perempuan tua itu haru menemukan anaknya yang hilang.Mereka semuanya hadir untuk memberikan support pada Amina yang sedang diwawancarai ekslusive oleh stasiun televisi ternama di acara Rosy Show. Nama Amina sontak menjadi buah bibir netizen setelah channel Youtube milik Eril menayangkan kasusnya.Amina yang semula bukanlah siapa – siapa kini menjadi terkenal dalam sekejap. Gadis cantik itu melihat aba – aba yang diberikan oleh floor director. Bayang – bayang kelam sekelebat hadir menghantui dirinya. Sekuat tenaga ia menghalau dan menguatkan hati. “Aku harus bisa!”“Selamat malam Amina, apa kabar?”“Baik.” Amina mengulum senyum menjawab pertanyaan host. Ia melihat titik di antara dua mata wanita cantik di depannya itu.“Amina kelihatan cantik sekali malam ini, dan saya kagum dengan kisah Anda. Jik