Pandora tergesa turun dari mobil mendapati bayangan dari kaca mobil menegaskan bagaimana pintu rumah dan jendela ayahnya tertutup rapat. Persis tidak menunjukkan tanda – tanda kehidupan di dalam, hanya sangkar kosong tergantung di luar. Sangkar Burung Parkit dengan warna biru menyala dan putih di bagian wajah yang Kingston berikan pada ayahnya ketika dua pria itu pergi memburu di hutan. Pandora masih ingat betul cara Chris begitu antusias saat mengatakan burung itu sangat menurut kepada Kingston.Sekarang jantung Pandora diam – diam mencelus membayangkan ayahnya tidak terlihat di mana pun. Dia melangkah dengan hentakan tidak sabar, meraih ganggang kuning tembaga, kemudian menekan kuat. Berkali – kali seolah ingin merontokkan baut yang tertanam di sana.“Dad!”Pandora berusaha mengintip ke dalam. Mendekatkan wajah ke arah kaca jendela, melibatkan kedua tangan untuk menutup celah – celah tersisa agar pandangannya langsung menembus ke dalam ruang temaram—nyaris tanpa penerangan, tetapi b
“Mengapa kau katakan itu pada mereka? Kau ingin menjadikan ayahku tumbal?” tuding Pandora sarat nada menggebu setelah August dan dua rekan lainnya meninggalkan rumah nyaris tanpa penghuni dan memastikan mereka akan kembali untuk mendapatkan Chris, bagaimanapun caranya.Pandora pikir, dia tidak ingin membiarkan Chris terlibat dalam bahaya. Ntah – ntah Duchess of Dunhill, Yang Mulia Venessa, telah merencanakan sesuatu yang buruk dan Pandora tidak berharap hal itu akan terjadi.Dia menatap Kingston defensif. Menunggu sikap pembelaan diri atau barangkali kata – kata manis sekadar membujuk yang akan pria itu ucapkan. Tetapi Kingston belum mengatakan apa pun. Hanya mengulurkan lengan menyusuri wajah Pandora dengan hati – hati, seolah sejengkal kekesalan adalah ledakan mutlak yang tak ingin Kingston hadapi.“Selama 19 tahun ayahmu hidup dalam ketakutan. Bagaimana kau bisa berpikir aku akan menjadikannya tumbal, Pandora?”“Dia berusaha melindungimu selama itu. Tapi sekarang kau adalah tanggun
“Dari mana dan apa yang kau lakukan di sini, Panda?”Pelukannya sudah luar biasa erat, tetapi Chris masih begitu terkejut. Membayangkan bagaimana Pandora tahu tempat tersembunyi, yang secara khusus dia bangun untuk sesuatu dan situasi tertentu. Sesaat sorot mata hijaunya menatap Kingston di tempat. Berdiri tidak cukup jauh dengan postur tubuh yang tegak dan mantap.Perlahan Chris menarik diri. Menangkup wajah Pandora, menyadari perbedaan ketika wajah putri kecilnya; akan selalu seperti itu, tidak peduli seberapa pun usia Pandora sekarang, di matanya tidak pernah berubah. Mata hijau Pandora, bentuk hidung, dan garis bibir persis seperti Chris, gambaran dirinya. Chris menyukai ketika harus menyentuh wajah yang terasa kenyal berisi. Pandora-nya bertambah gemuk ... seupama; gendut bersama Kingston, karena perubahan cukup signifikan mencuak dari sudut wajah pria itu.“Kau belum menjawab pertanyaanku, Panda. Bagaimana kau ada di sini?” tanya Chris sekali lagi. Sekali lagi itu pula dia menga
Pandora mengedarkan pandangan ke sekitar sudut kamar. Menatap langit – langit ruang tanpa minat, kemudian kembali memejam sekadar meregangkan tulang – tulang yang seolah seluruh tarikan itu begitu meremukkan.Saat Kingston meminta izin Chris untuk diajak bicara serius. Satu kesimpulan Pandora adalah menjadikan kesempatan demikian sebagai saat – saat beristirahat yang menyenangkan. Dia bahkan tak sadar terlelap nyaris satu jam lamanya. Dan ketika terbangun, kekosongan terasa begitu ... begitu menggerogoti isi lambung.Pandora butuh sesuatu untuk dimakan. Ranjang segera menderak meliputi satu gerakan pasti. Dia membiarkan kedua kakinya berjuntai sesaat. Mengumpulkan energi sedemikian banyak, kemudian melangkahkan kaki keluar kamar.Kedua alis Pandora bertaut heran tidak menemukan siapa pun di beberapa ruang yang dia lewati. Bertanya – tanya apakah pembicaraan Kingston dan ayahnya sudah selesai? Lalu Aquela, apakah wanita itu belum kembali dari lorong bawah tanah? Rasanya sulit dibayangk
Almost nothing is impossible. Our love can open any door. But, it’s impossible to let you go.-Westlife-...Pandora membiarkan tautan tangan antara dia dan Kingston terus berayun meliputi langkah mereka menuju pintu keluar. Selesai mencuci, tidak ada keraguan untuk meninggalkan rumah. Mereka langsung sepakat akan melakukan perjalanan. Ya, satu langkah lagi melewati ambang pintu. Tetapi tiba – tiba Chris dan Aquela muncul dengan wajah wanita itu merengut masam.Sudah Pandora pastikan ayahnya akan menatap heran. “Kalian mau ke mana?”Lalu pertanyaan spontan mengudara, membuat Pandora diam – diam melepas jemari Kingston ketika menyadari sorot mata ibunya begitu tajam ke bawah.“Belakangan ini King punya kebiasaan bangun tengah malam untuk makan makanan manis, Dad. Di kulkas tidak ada stok makanan, jadi kami akan pergi berbelanja.”Runtut penjelasan Pandora. Namun, alih – alih dia bisa mendengar ayahnya bersuara. Aquela-lah yang melontarkan keinginan dengan lugas.“Aku ikut.”Seolah wa
Selangkah Pandora mendahului Kingston tanpa memedulikan bagaimana pria itu berusaha meraih lengannya. Mereka baru saja melewati satu peristiwa ganjil ketika Pandora nyaris menyentuh ganggang pintu kaca, tetapi seseorang dari dalam, melakukan hal serupa—membiarkan tangan Pandora tergantung di udara; dia dan Kingston menyingkir sesaat, menunggu beberapa orang berlalu tanpa menatap.Setelah itu, saatnya masuk. Menyusul Aquela yang lebih cekatan menebar pesona dengan keranjang merah dalam jinjingan tangan. Pandora meraih keranjangnya sendiri. Kembali berjalan di depan Kingston. Tidak mengacuhkan acapkali repetisi dari tindakan pria itu seperti tanpa jeda.“Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan, Pandora.”Suara Kingston baru kali itu terdengar, seusai rak yang mereka datangi menjadi sepi, walau keputusan Pandora hanya untuk memilih beberapa cemilan ringan.“Dari awal aku sudah sering mengatakan padamu kalau, ibumu bermasalah. Tapi kau tidak pernah percaya.”Tiba – tiba dengan bahasa berbed
“Bangun, Kucing manis. Temani aku dapur sebentar.”Sayup – sayup suara Kingston berbisik untuk membangunkan Pandora di tengah malam. Jari tangannya menyentuh lengan Pandora. Merayu istri tukang tidur, yang sebenarnya tidak ingin dilakukan, tetapi Kingston telah mempertimbangkan apa saja yang barangkali akan terjadi. Kemungkinan terburuk. Sesuatu yang tak inginkan. Dia butuh Pandora untuk menemaninya minum segelas cokelat panas di meja makan. Hanya itu.Namun, Pandora terlalu betah memejamkan mata. Seperti kebiasaan tidur yang sulit diporsikan sesuai kebutuhan. Tidur Pandora akan selalu panjang. Ketika ujung telunjuk Kingston menyusuri kelopak mata yang terpejam itu. Dia hanya menerima tepisan tangan. Dan kenyataan bahwa Pandora akan mengubah posisi tidur membelakanginya membuat Kingston berdecak pelan.“Sebentar saja, Pandora.”Sedikit mengguncang tubuh Pandora. Itu Kingston lakukan agar setidaknya Pandora mau merespons untuk sesaat.“Pandora.”Berulang kali menyerukan nama yang sama.
“Jangan menyentuhku.”Pandora menepis tindakan apa pun yang coba Kingston berikan kepadanya. Terlalu buruk untuk mengingat tubuh telanjang Aquela; mengingat wanita yang mengangkang di hadapan suaminya sendiri; suara itu mendesis atas dasar gairah, seperti sauh yang menikam perasaan Pandora. Dan dia merasa semakin sakit tertumbuk menyaksikan kenyataan ... para petugas medis yang telah membawa ayahnya masuk ke ruang unit gawat darurat.Ntah berapa lama Pandora harus menunggu. Dia tidak menginginkan Kingston sementara waktu. Tidak menginginkan percakapan semacam pembelaan diri yang mungkin akan pria itu jabarkan sedemikian panjang.Kingston masih berusaha menyentuh Pandora tanpa sepatah kata. Berusaha meraih jemarinya, tetapi Pandora memiliki alasan untuk tidak bersinggungan sedikitpun, walau hanya sentuhan tangan.“Kau bisa jelaskan semua yang ingin kau katakan setelah ayahku siuman,” ucap Pandora final. Selebihnya dia tersaruk menjatuhkan diri di kursi tunggu. Pandora menarik napas dal