“Kau yakin tidak mau ikut denganku?”“Tidak, Marco. Aku bisa pulang sendiri.”Pandora tersenyum tipis ketika Marco, rekan kerja di shift malam, menyelesaikan aktivitas mengunci pintu restoran, yang ditutup satu jam lebih lama dari biasanya.“Tapi ini sudah sangat malam,” ucap Marco sambil mengantongi beberapa anak kunci ke saku celana.“Tidak apa – apa. Aku sudah terbiasa. Lagi pula jarak dari sini ke asrama kurang lebih hanya 300 m.”“Tetap saja kau masih harus berjalan kaki. Tidak ada penolakan, Pandora. Aku akan mengantarmu.”“Tidak. Apa kau lupa terakhir kali kau mengantarku pulang, dan itu sangat membuat Aluna marah. Aku tidak mau sampai kejadian lagi. Rumahmu juga tidak searah.”Cukup sekali Pandora menjadi alasan mengapa Marco ... tempo hari lalu tidak fokus bekerja. Pria itu harus melewati tendensi dan bersitegang bersama sang kekasih karena satu kecemburuan besar.“Dia sudah mengerti kalau kau rekan kerjaku.”“Begitu?” Pandora manggut – manggut, tetapi tidak lagi ... dia tida
“Kenapa kau terus melihatku seperti ini?” Pandora menjauhkan segelas es di tangan, heran mengamati ekspresi wajah Anna yang terlalu terjal menyorot ke arahnya. “Bukan apa – apa. Aku sedang memikirkan Mr. Nolan yang kehausan, sedangkan kau di sini dengan nikmat menyedot segelas air kelapa tanpa rasa bersalah.” Haruskah Anna bicara sejujur itu. Menyimpulkan kata – kata seolah Pandora yang paling kejam, sementara Anna tidak pernah tahu apa dan dengan alasan yang bagaimana ketika Pandora hanya menceritakan separuh kebenaran, sisanya tak pernah sanggup mengatakan alasan terbesar dari kemarahan kali ini. “Dia bukan tidak tahu apa yang bisa dikerjakan ketika haus dan lapar. Bisa pulang atau pergi membeli sesuatu yang dia butuhkan.” “Ini bukan masalah itu, Panda. Tapi tidakkah kau lihat Mr. Nolan bersedia menunggumu sepanjang malam. Kau yakin masih tidak mau memaafkannya?” Demi apa pun, tidak ada yang bisa menjabarkan perasaan Pandora sampai detik di mana dia sebenarnya tidak pernah berh
“Karena satu dan hal lain yang masih dikerjakan Mr. Zade selaku dosen pengampuh mata kuliah dramatrugi, di Sidney selama tiga bulan ke depan. Maka untuk sementara waktu saya akan menggantikan beliau.” “Kami menggunakan sistem rolling.” “Saya akan mengajar di tiga bulan pertama sampai ujian tengah semester, kemudian Mr. Zade akan kembali mengampuh mata kuliah sampai ujian akhir.” “Tidak ada aturan berbeda di kelas saya dan Mr. Zade. 30% poin diambil dari masing – masing nilai ujian, 30% tugas, dan kehadiran 10%.” “Jika absen lebih dari tiga kali tanpa surat atau apa pun, saya tidak akan memberi kalian izin untuk mengikuti ujian. Dan itu sudah dipastikan kalian tidak akan lulus. Silakan mengulang di semester depan.” Untuk pertama kalinya Pandora tidak memiliki fokus yang baik ketika Mr. Lee ada di depan kelas. Menuturkan aturan kuliah di awal pertemuan dengan layar monitor yang sudah menyala. Tubuh dan tatapannya memang sedang di satu ruang berisikan beberapa orang, termasuk dua a
“Selamat menikmati, Sir ....”Satu ucapan dibarengi senyum tipis yang Pandora lakukan untuk menarik langkah mundur. Dia akan segera meninggalkan kesibukan di tengah padat kedatangan tamu restoran. Secara tidak sengaja menyambar bagian lalu lalang, bertepatan dengan munculnya pria yang sedang menunduk—fokus menuntun langkah kecil itu melewati ambang pintu.Sesuatu yang berbeda. Sebuah pemandangan ajaib yang merupakan tampilan baru dari dua orang tersebut. Pandora terpaku untuk beberapa saat. Menilai Aceli seperti princess kecil dalam balutan gaun putih berkelip. Ada mahkota di bagian kepala dan rambut yang disanggul rapi, beserta manik – manik menghias menambah kesan mewah, menjadikan wajah polos demikian sangat berseri – seri.Satu lagi ....Perhatian Pandora jatuh pada pria dengan kemeja senada dan jas yang begitu kontras. Potongan rambut Kingston dan cara menyisir ke belakang membuat pria itu segar, terutama cukuran pada rahang adalah bagian dari kebiasaannya berpenampilan.Nyaris t
Sebuah janji telanjur dinobatkan sebagai hal terpenting di sini. Seandainya kata – kata terucap bisa ditarik kembali, maka Pandora tidak akan pernah memberikan Aceli harapan, seperti iris mata yang menatap Pandora dengan binar.“Kakak Panda, mau, kan?”“Ya. Tentu saja.”Sudut bibir Pandora melekuk getir. Dia mungkin akan memaafkan Kingston atas nama Aceli, tetapi untuk benar – benar menerima pria itu secara utuh. Pandora masih membutuhkan waktu yang panjang.“Terima kasih, Kakak Panda.”Satu tindakan manis Aceli saat melingkarkan lengan di leher Pandora secara tidak langsung menariknya berpaling ke arah Kingston. Perhatian yang tertuju begitu lekat, hingga tatapan memuja yang terlalu dalam sedikit membombardir perasaan Pandora. Dia bertanya – tanya mengapa harus dengan demikian Kingston menunjukkan ketertarikannya.“Aceli mau makan kue?”Cara yang tepat untuk menghindari segala jenis deburan dada dan menjernihkan biang gelisah adalah mengakhiri sentuhan dari Aceli.Pandora memberi sat
Kita harus pergi .... Ketika Kingston mengucapkan kata – kata tersebut, seharusnya Pandora sudah mengerti ... dia tidak akan diberi kesempatan panjang sekadar menghindar. Sudah melontarkan banyak penolakan, tetapi pria itu ahli dalam bernegosiasi. “Sudah musim semi, Pandora.” “Kau akan menikah denganku sebentar lagi.” “Aku akan mengizinkanmu bekerja, selama kau masih sangat marah. Tapi itu hanya saat kau masih marah. Aku tahu kau belum memaafkanku. Tidak masalah dan aku tidak keberatan. Paling tidak kau mau menuruti permintaan Aceli.” Semua terucap saat – saat Aceli tidur di pangkuan Pandora. Sementara Anna telah berpamitan masuk ke asrama lebih dulu setelah Kingston menahan Pandora untuk bertahan di dalam mobil. Tidak ada alasan bagi Anna mencampuri urusan penting itu. Sebaiknya memang demikian sehingga yang terjadi adalah bagaimana Pandora dan Kingston mencari solusi bersama. “Kalau kau tahu aku masih marah, maka biarkan aku turun.” Kingston mungkin sering mengamati Pandora me
Nyaris tengah malam secara mendadak tenggorokan Pandora terasa gersang. Dia bangkit dengan gerakan hati – hati. Dua orang mengapit tubuhnya. Aceli di sisi kiri, sementara Kingston berada di bagian sisa. Ada pula boneka Panda samar – samar membayang di kaki ranjang. Membuat Pandora tidak bisa menahan senyum setiap kali membayanginya.Sesaat lalu Aceli dengan tutur kata yang polos membocorkan beberapa kenyataan pada Pandora. Bahwa ujung telunjuk Kingston sering tercucuk jarum ketika menyatukan bagian terputus dari lengan dan badan boneka. Gadis kecil itu juga menunjukkan rekaman video yang berguncang tidak jelas, walau cukup untuk menggambarkan kebenaran tentang pamannya.Dan yang berikut ... Pandora menerima informasi selama dia tinggal di asrama. Aceli punya kesempatan lebar tidur bersama Voleski, sementara yang paling mengejutkan—Kingston siaga membawa boneka Panda ke kamar pribadi. Akan dipindahkan ke tempat asal ketika kesibukan tidak menyita waktu.Sedikit yang tidak bisa Pandora
Suara embusan napas bertubi – tubi mengganjal untuk menarik kesadaran Pandora sampai titik di mana dia membuka mata pelan – pelan. Otot bahu di hadapannya mencuak ketika beban terangkat tinggi menawarkan pemandangan tidak biasa. Kingston sedang memunggunginya. Berkeringat penuh hingga kondisi tubuh bertelanjang dada tidak bisa meminimalisir kulit perunggu itu menjadi sangat licin.Pria dengan kulit yang eksotis. Semalam, Pandora ingat Kingston tidak pernah melepaskannya setelah pengakuan ajaib yang tak pernah dia bayangkan akan didengar secara langsung. Dan memastikan hal tersebut bukan sekadar kata – kata membujuk rayu. Karena itulah alasan, paling tidak Pandora sedikit mulai tenang selepas dituntut untuk merasakan semua itu dengan gamblang.Untuk waktu yang lama dia masih mengamati Kingston. Otot – otot di tubuh pria itu sudah terbentuk sangat padat. Genggamannya yang mantap pada ganggang besi dan urat – urat tangan bermunculan tidak sedikit—tanpa sengaja membuat Pandora menggigit b