“Kamu kemarin ke Kaia kenapa nggak bilang Mama?”
Niat awal Ksatria pada awalnya adalah mengambil apa pun yang bisa ia makan sebagai brunch, lalu kembali ke kamar untuk bermalas-malasan.
Siapa sangka sebelum kakinya menignjak anak tangga terakhir, Ksatria lebih dulu bertemu dengan Leona yang langsung mengajaknya bicara.
“Emang kenapa aku harus bilang?” Ksatria memutuskan untuk bertanya balik. “Kan nggak cuma sekali itu aja aku ke Kaia.”
Leona menghela napasnya. Kemarin ia ada acara di Senopati dan malamnya mendapatkan laporan dari manager on duty-nya yang mengatakan kalau Ksatria mampir dengan Rinai.
“Si Shahia nih ganggu orang yang mau pacaran aja!”Senin sore setelah jam kerja berakhir, rencananya Ksatria ingin mengajak Rinai mencari es dawet karena pekerjaannya hari ini sudah membuat kepalanya berasap. Tetapi, Shahia baru mengabari kalau mobilnya mogok dan harus dibawa ke bengkel.Sehingga di sinilah mereka sekarang, di jalan menuju kantor Shahia. Adik Ksatria itu merengek pada Ksatria untuk dijemput, karena hari ini harus membawa banyak berkas ke rumah.Ksatria pun kembali menggerutu, “Dia kan bisa naik GrabCar atau minta dijemput dari rumah.”Di sisinya, Rinai tertawa kecil mendengar gerutuan Ksatria. Meski Ksatria menggerutu, tapi tetap saja lela
“Salam buat Nenek Lampir ya,” pesan Ksatria saat menghentikan mobilnya di depan butik Shua. “Nanti aku kabarin kalau udah on the way ke sini lagi ya.”Rinai mengangguk seraya tak bisa menahan tawanya. “Diamuk Shua kamu lho nanti.”“Kan aku bisa ngumpet di belakang kamu.”Rinai menggeleng tak percaya mendengar jawaban Ksatria. Daripada Ksatria semakin melantur, Rinai menepuk pelan pipi Ksatria dan keluar dari mobil yang dikemudikan lelaki itu.Suasana butik saat itu agak ramai, sepertinya banyak pelanggan yang memilih jam makan siang untuk berkunjung ke butik tersebut.Memang semua pelang
Ksatria sadar ada yang berubah dari sikap Rinai setelah pertemuannya dengan Shua. Tapi lelaki itu memilih untuk tidak mengusik Rinai sampai jam kerja mereka berakhir.Beruntung Rinai terbiasa bekerja dengan profesional, tidak peduli suasana hatinya seperti apa. Jadilah pekerjaan mereka hari itu tetap berjalan lancar tanpa terganggu sama sekali.Salah satu hal yang pasti mengusik benak Rinai saat ini pastilah mengenai Grace. Fakta tentang kedatangan Grace dan hubungannya dengan pemilik resto di mana Rinai keracunan juga baru diketahui Ksatria siang tadi.Rupanya ajakan Badai ke Red House bukan sekadar membahas bisnis, tapi juga informasi baru yang didapati oleh orang-orangnya.Mem
Ramalan zodiak minggu ini untuk Leo: Pertimbangkan untuk membuat jarak dengan beberapa orang saat ini, terkadang orang yang kamu anggap baik bisa saja memiliki niat buruk padamu.“Udah lama kayaknya dari terakhir aku ngelihat kamu baca ramalan zodiak.”Rinai mendelik sebal pada Ksatria dan menempelkan layar ponselnya ke dada, supaya Ksatria tidak bisa melihat ramalan zodiaknya."Kebiasaan deh suka ngintip.”“Aku cuma ngintipin kamu kalau lagi baca ramalan zodiak doang lho.” Ksatria menjawab dengan santai. “Abisnya aku suka penasaran aja apa yang bikin kamu excited setiap kamu
“Kenapa aku ngerasa semua orang ngelihatin aku ya?”“Karena kamu cantik.”“Nggak mungkin,” tukas Rinai cepat.“Ya udah, mereka ngeliatin kamu karena kamu lagi jalan sama orang secantik aku,” tandas Shua yang jadi gemas sendiri karena bantahan Rinai barusan.Rinai tertawa mendengar kepercayaan diri Shua yang tiga kali lipat daripada dirinya. Rasanya Shua seperti Ksatria versi perempuan, makanya kadang-kadang Ksatria dan Shua bisa sangat akur atau saling mengejek satu sama lain.“Angkat dagumu, Darling. Suatu hari nanti kamu akan resmi jadi Nyonya Abimayu,” saran Shua pada Rina
“Apa kamu bilang tadi?”“Saya mau batalin perjodohan saya dengan Aleah.” Ksatria mengulang ucapannya dengan tegas dan tanpa keraguan sedikit pun.Mata Ksatria menatap balik Hutomo yang tengah menatapnya dengan intens. Sejak keluarga Aleah duduk di meja yang sama dengannya, Ksatria sudah ingin membicarakan mengenai perjodohannya dengan Aleah.Tetapi, Hutomo dan Haydar langsung membicarakan perusahaan masing-masing hingga akhirnya Haydar harus naik ke atas panggung untuk memberi sambutan.Sesaat setelah Haydar kembali dari panggung, Ksatria langsung membuka percakapan dengan pernyataan tegasnya sebelum niatnya kembali tertunda.
Aroma vanila yang terlalu manis itu menusuk indra penciuman Rinai hingga memaksanya untuk membuka kedua mata. Rinai bisa merasakan kepalanya seperti baru dihantam godam yang besar.Bagian belakang kepalanya terasa sangat sakit, butuh beberapa saat untuk pandangan Rinai berhenti berkunang-kunang dan ia pun segera mendongak.Saat itulah Rinai sadar kalau tangannya diikat ke bagian belakang kursi dengan sangat kencang. Rinai berkali-kali menggerakkan tangannya, tapi hal itu malah membuat tangannya semakin tergesek dengan tali tambang yang mengikatnya.Kakinya pun diikat ke kursi, membuat Rinai kini benar-benar menyatu dengan kursi kayu tersebut tanpa daya.Napas Rinai sampai terenga
“Tahan Ksatria sekarang!”“Lepas, brengsek!”“Dengerin dulu apa yang dibilang Badai, Sat!” teriak Nara di depan wajah Ksatria. “Tenang dulu, jangan langsung serang begitu aja tanpa persiapan. Taruhannya nyawa Rinai, ngerti nggak?!”Bentakan Nara seperti menampar Ksatria yang sedari tadi memberontak dari kekangan Yogas (yang ternyata tadinya sedang diceramahi sang kakek makanya terlambat hadir) dan Kalu.Kalu dan Yogas sebenarnya memiliki figur tubuh yang tak jauh beda jika dibandingkan dengan Ksatria. Tapi mereka memang seharusnya tidak meremehkan kekuatan orang yang mengamuk atau lelaki yang pasangannya tengah diculik.