Share

Isap, Sayang ....

“Mada, sejak kapan papa meminta untuk bertemu dengan Jenar?”

Bagai tersambar oleh petir pada malam hari, Mada memijat pangkal hidung sebanyak dua kali dengan gerak naik dan turun.

Tangannya terentang selebar bahu, mencengkram pinggiran mini bar yang berada di griya tawang setelah sebelumnya Mada mengantarkan Jenar terlebih dahulu ke tempat tinggal sang perempuan.

“Paps, bukankah seharusnya aku yang bertanya?” balas Mada dengan menolehkan kepala ke arah kiri untuk meneguk air dingin yang berada di dalam gelas bersama dengan beberapa es batu mengapung, menciptakan bulir-bulir bunga es di sekelilingnya.

“Kapan papa dan Jenar bertukar nomor ponsel satu sama lain?” balas Mada di sela-sela tegukan sambil menyeka bibirnya dan menaruh gelas itu di sebelah kiri.

Oscar yang berada di seberang sana terdiam untuk sejenak lalu mendecakan lidah sebelum mengembuskan napas gusar dan terkekeh pelan melalui panggilannya dengan sang putra.

“Apa yang baru saja kamu minum?”

“Bagaimana jika aku katakan alk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status