Share

Secangkir coklat panas

Demian melayangkan pukulannya di wajah Revan, membuatnya tersungkur di lantai. Amarahnya sudah tidak dapat di bendung lagi.

Mendengar keributan di lantai atas membuat orang-orang yang berada di lantai bawah berlarian menuju sumber suara. Mata Lidya membulat ketika melihat dua pria sedang berkelahi.

Untungnya keributan ini tidak membuat kedua anak yang terlelap itu bangun. Lidya memisah keduanya dan menarik mereka keluar kamar.

"Kalian tuh apa-apaan sih? Kaya anak kecil tau nggak!" ucap Lidya geram.

Flora menolong Revan, tapi tangannya di tepis begitu saja. Karena tidak mau amarah sang suami lebih parah. Wanita itu lebih memilih diam.

"Dengan segala hormat, kami minta maaf. Tolong kalian pergi sekarang, sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menyambung silaturahmi," ucap Lidya melempar senyum kecut.

"Baik, saya minta maaf kalau kehadiran kami malah mengacaukan hari bahagia keluarga ini. Terima kasih atas jamuannya," ucap Rebecca menggandeng tangan sang suami dan melangkah menurun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status