Tergoda Gadis Muda
Bab 103Lala meraba kepalanya yang benjol akibat terbentur meja. Memijat-pijat pelan dengan tangannya. Rehan mengikuti Lala dari belakang."Sakit, ya Bos?""Enggak.""Kok, dipegangin aja.""Takut hilang kepalaku.""Ah! Mana bisa hilang.""Bisa, mau disembeleh.""Astaga, Bos!" Memegang lehernya."Emangnya kambing potong-potong aja.""Buruan ambil motor. Aku tunggu di depan jalan.""Jalan mana?" Mengaruk kepalanya."Jalan ke surga," celetuk Lala."PMS," sindir Rehan."Bodo! Buruan!" Mendorong tubuh Rehan.Lala berjalan kaki menuju pinggir jalan depan sekolah. Mobil Arka terlihat hendak keluar gerbang.Jantung Lala berdegup kencang. Tangannya berubah dingin sedingin es batu. Lala menutup wajahnya dengan telapak tangan.Berjalan lebih cepat tanpa mau menoleh ke arah Arka.Tergoda Gadis MudaBab 104Para murid telah siap untuk berlatih. Mengasah kembali teknik dan strategi basket. Arka bediri di depan murid-muridnya. Lala menundukkan kepala tak mau bertatapan dengan lelaki itu. Setelah melakukan pergerakkan pemanasan. Arka memberikan strategi kepada mereka. "Saya butuh satu anak untuk melawan saya. Lala!" panggil Arka. "Saya dengar kalau kamu paling jago dari teman-temanmu." Lala terkejut namanya di panggil. Mendelikkan mata ke arah lain. "Kenapa mesti aku," gerutunya dalam hati. "Hadapi lawan dengan menatap matanya bukan membuang muka. Mana kelihatan bolanya." Lala menatap mata Arka. Lelaki itu bersikap biasa saja. "Pak Arka, biasa aja. Kok aku yang ribet," ucapnya dalam hati. "Tatap lawan kamu. Jangan sampai lengah. Perhatikan baik-baik. Lihat anak-anak!" Semua mata memperhatikan mereka berdua. Saling mengoper bola dan memasukk
Tergoda Gadis MudaPertandingan antar Kodamadya sedang berlangsung, SMA 8 Jakarta melawan SMA 41 Jakarta. Lala mewakili SMA 8 Jakarta.Arka berteriak memberikan support kepada muridnya. Bertepuk tangan dengan keras. Begitu juga para penonton tak kalah meriah.Lala mengoper ke kiri dan berlari tepat di bawah ring. Teman satu team memasukkan bola tersebut ke dalam ring.Suara tepukkan meramaikan suasana pertandingan. Eni dan Titan berada di antara penonton tersebut. Bertepuk tangan dan memanggil Lala.Seorang wanita berhijab tersenyum melambaikan tangan ke arah Arka. Hal itu menjadi pusat perhatian Lala. Arka berlari mengahampirinya yang duduk paling depan.Lala yang dilempar bola oleh temannya akhirnya direbut oleh lawan. Mata Lala tak bisa teralihkan dari Arka yang menghampiri Laila."Mau ngapain dia ke sini?" bisik hati Lala dengan tatapan tak suka. Amarahnya terlihat jelas hingga menabrak tubuh la
Tergoda Gadis MudaSetelah lima hari sakit, Lala masuk sekolah. Melangkah ragu dan enggan. Rehan mengikuti langkah Lala."Ayo Bos!"Mereka tak menggunakan motor sport merah. Eni tak mengizinkan Lala untuk mengendarainya."Pake mobil. Nanti, kamu sakit lagi. Banyak angin dan sering hujan," cerocos Eni pagi tadi."Tiba-tiba malas," ungkap Lala. Mengentikan langkah. Tak ada semangat dan gairah belajar."Sebentar lagi ujian masa sakit mulu. Kapan lulusnya."Lala melanjutkan langkahnya berjalan beriringan dengan Lala. Melihat Lala masuk sekolah para siswa tersenyum dan melambaikan tangan.Semua murid menegur Lala dengan senyum ramah dan sopan tak ada ucapan yang menyindir dirinya yang telah melakukan kecerobohan dalam pertandingan."Hai, La. Udah sembuh," sapa salah satu teman Lala dari kelas lain."Alhamdulillah." Tersenyum kikuk. Tak biasanya menegur Lala. Biasany
Tergoda Gadis Muda21+"Lala kamu pulang bareng saya aja," ajak Arka setelah mereka selesai makan dan mencuci tangan."Gak usah, Pak. Aku bareng mereka," tolak Lala tak enak dengan teman-temannya."Mereka beda arah sama kamu. Bareng saya aja. Kita satu jalan. Lagian rumah saya lewatin rumah kamu.""Iya, betul kata Pak Arka. Kamu bareng aja. Kita gak papa kok. Lagian kamu baru sembuh.""Kak Lala, kata papa. Kakak jago main PS," sambung Rafatar. Mulai ingat nama Lala.Tak disangka Arka bercerita tentang dirinya kepada anaknya. "Ehm, gak juga. Kamu bisa main PS?""Bisa. Gak ada yang bisa lawan aku," ucapnya bangga. Menunjukkan jari telunjuk. "Papa aja kalah.""Benarkah? Mana buktinya?" Lala tertantang dengan kesombongan bocah dihadapannya. Menaikkan satu alis ke atas."Ayo kita bertanding!" tantang Rafatar.Sekilas cara bicaranya mirip Arka. Sem
Tergoda Gadis MudaPantulan sinar matahari menyentuh pipi mulus Lala. Gadis itu mengeliat bagaikan anak kucing.Menatap sekeliling ruangan. Meraba bagian samping. "Eh, kosong. Ke mana dia?"Lala masih ingat kalau Arka tidur dalam satu sofa dengannya. Rasanya sangat nyaman dan tak bisa dilupakan begitu saja.Kaki mulusnya turun menyentuh lantai dengan keramik putih polos. Bayangan Lala terlihat di dalamnya.Lala mendengar suara di arah dapur. Seperti seseorang yang sedang bercakap. Perlahan mendekati dapur tersebut.Lala mengintip di balik tembok dan mendengarkan percakapan mereka.Laila memeluk Arka dari arah belakang. Sedangkan, Arka sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.Sosis dan nugget goreng terlihat di meja dekat kompor gas hitam dua tungku. Suara air mendidih terdengar jelas. Arka mematikan kompor tersebut."Mas, apa kamu tak rindu denganku?" tanya Laila dengan mesr
Tergoda Gadis Muda"Hijab rapi ternyata mulutnya gak sesuai penampilan," cibir Lala dalam hati. Kalau tak ada Rafatar, Laila sudah diserang dan habis dibantai Lala.Sejak tadi Laila selalu saja melarang ini dan itu. Begaikan pembantu dan majikan. Lala hanya bisa menatap dalam diam.Beberapa kali Arka meminta maaf atas perlakuan mantan istrinya kepada Lala.Laila sengaja melakukan hal tersebut agar Lala tak nyaman dan segera pergi. Namun, Arka melarangnya."Lala, maafkan Laila. Dia gak bermaksud demikian. Jangan diambil hati.""Saya gak ambil hatinya. Munhkin, hatinya sudah mati dan tak terbentuk lagi." Sindirian Lala menancap di dada Laila.Arka melihat jelas sikap Laila mengomel karena bermain tidak-tidak. Entah mengapa Laila bisa sebawel itu biasanya wanita itu tak demikian."Lala, jangan ajak Rafatar lari-larian nanti dia jatuh," teriak Laila yang selalu menyalahkan Lala.&nbs
Tergoda Gadis Muda Senyum di wajah lelaki berjaket hijau terlihat gugup. "Selamat sore, Nyonya Eni." "Sore." Tubuh Eni menegang. "Saya datang mengirimkan paket ini untuk Anda. Silahkan diterima." Eni mengerjap-ngerjapkan mata. Menatap bunga mawar merah yang sangat indah. "Ini untukku?" "Iya, untuk wanita cantik dan memesona," puji lelaki itu. Wajah Eni bagaikan kepiting rebus. Sekian lama menjanda jarang ada yang memuji kecantikannya. Pria berjaket hijau menekuk lututkan dan menyodorkan kotak berudu. "Eni, mau' kah kamu menjadi istriku untuk yang terakhir." Eni terkejut, pinangan lelaki itu sangat mendadak. Tak ada angin tak ada hujan datang tiba-tiba membawa kejutan. Selama ini Eni dan Devin hanya jalan biasa saja. Devin tak pernah mengungkapkan perasaannya. Ia tak ingin memiliki pacar melainkan ing
Tergoda Gadis MudaEni telah siap dengan gaunnya. Menatap pantulan cermin dirinya. Seminggu setelah ujian Lala telah selesai, wanita yang telah menjanda beberapa tahun akhirnya akan segera dimiliki orang. Dirinya sulit jatuh cinta begitu juga Devin.Devin gagal dengan rumah tangganya strinya telah selingkuh dengan temannya sendiri dan divonis memiliki penyakit serius.Tak lama kemudian istri Devin meninggalkan dunia selama-lamanya. Kesalahan istri Davin amat fatal telah melakukan hubungan dengan lelaki lain.Lala berada satu ruangan. Menghampiri sang ibu. Memeluk tubuh Eni dari samping. Tatapan Lala ke arah cermin. Kecantikkan ibunya tak pernah hilang."Ibu cantik sekali," puji Lala. Menatap dari pantulan cermin besar dalam kamar Eni."Terima kasih. Kamu juga cantik." Mencium pipi Lala lembut.Melihat sang ibu bahagia tentu saja Lala bahagia. Lala belum memberitahu keinginannya kuliah di luar