Tergoda Gadis Muda
Sesion 2Wajah Lala masam tak ceria tadi pagi. Rehan menghampiri gadis itu."Bos, bagaimana keadaannya?"
"Lumayan," ucapnya lesu.
"Kok, lesu?"
"Gara-gara tersedak baso semua makananku tumpah. Hiks ... hiks ...."
"Cup ... cup ... Bos bisa beli lagi."
"Ini bukan soal masalah beli lagi atau uang. Tapi, makanannya mubazir. Hiks ... hiks ...."
"Iya, ya. Kenapa gak diambil lagi. Belum lima menit." Mengangkat kelima jari.
"Sudah diinjak-injak. Kotor pula."
"Lagian kenapa bisa tersedak begitu?"
"Emangnya kamu gak tahu?"
Rehan mengelengkan kepala. Lala mendekatkan mulutnya ke telinganya.
"Astaghfirullahaladzim, ngomong apaan sih, Bos!"
"Kamu itu bolot bin budek. Bu Friska mau melamar Baron."
"Apa! Bugh!"
Rehan terbentur tembok, tak percaya dengan ucapan Lala yang
Tergoda Gadis Muda Bab 100Suara klakson terdengar di depan rumah bercat putih dengan pagar besi hitam menjulang tinggi. Taman kecil menghiasi rumah membuatnya semakin indah. Penjaga rumah mendorong besi hitam kokoh menutupi rumah tersebut. Menyapa seseorang yang berada di dalam mobil. Beberapa tumbuhan sudah ditumbuhi bunga dan ada juga yang sudah merekah indah. Harum bunga mawar tercium terbawa angin yang berhembus. Eni melambaikan tangan ke arah lelaki yang masih berada di dalam mobil. Mobil pajero putih berhenti tepat di depan mereka. Senyum menghiasi keduanya. Lala tak mengedipkan mata sekalipun. Terpesona dengan ketampanan pria mengenakan baju batik lengan pendek tersenyum begitu manis dan ramah. Umur hampir sama dengan ibunya. Mungkin lebih tua. Terlihat sedikit uban putih di rambut lelaki itu. "Selamat malam, wanita-wanita cantik," sapa pria itu setelah turun dari mobil mendekati mereka.
Tergoda Gadis MudaBab 101Suara deheman mengagetkan Lala, mata gadis itu hampir tertutup sempurna karena kekenyangan. Mengusap perut sedikit buncit. Tubuh Lala tetap ramping walaupun makan banyak. Idaman bagi setiap wanita. "Sudah kenyang ngantuk. Dasar kebo!" sindirnya tanpa melihat keadaan sekitar yang ramai."Loh, kok Bapak di sini?" tanya Lala terkejut. Keberadaan Arka membuat dirinya malas dan malu. Suara udara yang keluar dari mulutnya sangat kencang hingga berkali-kali. "Masa kamu lupa yang nikah itu siapa?" Arka duduk di samping Lala. Gadis berdress merah muda merapikan penampilannya. "Bapak, cari tempat duduk lain aja. Jangan di sini. Ini tempat ibu." Alasan Lala tak ingin berdekatan dengan Arka. Mendorong tubuh Arka agar tak berdekatan. "Ibumu gak ada," ucap Arka santai. "Ada, kok. Tadi sama om Devin. Mata Lala menelusuri gedung tersebut. Tak ada penampakan ibunya.
Tergoda Gadis Muda Bab 102"Titan, kenapa bisa jatuh?" cetus Lala ketika sampai si rumah sakit. Titan harus dirawat beberapa hari. Bagian kaki mengalami retak sehingga harus dioperasi. "Titan kepleset, Kak." "Pasti kamu main lari-larian." "Ehm, Titan lagi ngejar Ali. Di tangga licin jadi jatuh." "Kakak khawatir banget!" Lala mengusap rambut adiknya. "Lain kali. Hati-hati, ya." "Arka, makasih udah anter Lala ke sini." "Sama-sama Mbak." "Di luar hujan. Lebih baik pulangnya nanti saja. Kamu pakai motor' kan." "Iya, Mbak. Mobilnya masih di bengkel." Arka duduk di sofa mengobrol dengan Eni. Sedangkan, Lala sudah terlelap tidur bersama adiknya. Titan berada di kelas VIP. Ruangan terlihat lebar dan ber AC. "Mbak, tidur aja. Biar saya yang jaga Titan." "Ah, gak enak Mba. Udah repotin kamu terus." "Santai aja, Mba!
Tergoda Gadis MudaBab 103Lala meraba kepalanya yang benjol akibat terbentur meja. Memijat-pijat pelan dengan tangannya. Rehan mengikuti Lala dari belakang. "Sakit, ya Bos?" "Enggak." "Kok, dipegangin aja." "Takut hilang kepalaku." "Ah! Mana bisa hilang." "Bisa, mau disembeleh." "Astaga, Bos!" Memegang lehernya."Emangnya kambing potong-potong aja." "Buruan ambil motor. Aku tunggu di depan jalan.""Jalan mana?" Mengaruk kepalanya. "Jalan ke surga," celetuk Lala. "PMS," sindir Rehan. "Bodo! Buruan!" Mendorong tubuh Rehan. Lala berjalan kaki menuju pinggir jalan depan sekolah. Mobil Arka terlihat hendak keluar gerbang. Jantung Lala berdegup kencang. Tangannya berubah dingin sedingin es batu. Lala menutup wajahnya dengan telapak tangan. Berjalan lebih cepat tanpa mau menoleh ke arah Arka.
Tergoda Gadis MudaBab 104Para murid telah siap untuk berlatih. Mengasah kembali teknik dan strategi basket. Arka bediri di depan murid-muridnya. Lala menundukkan kepala tak mau bertatapan dengan lelaki itu. Setelah melakukan pergerakkan pemanasan. Arka memberikan strategi kepada mereka. "Saya butuh satu anak untuk melawan saya. Lala!" panggil Arka. "Saya dengar kalau kamu paling jago dari teman-temanmu." Lala terkejut namanya di panggil. Mendelikkan mata ke arah lain. "Kenapa mesti aku," gerutunya dalam hati. "Hadapi lawan dengan menatap matanya bukan membuang muka. Mana kelihatan bolanya." Lala menatap mata Arka. Lelaki itu bersikap biasa saja. "Pak Arka, biasa aja. Kok aku yang ribet," ucapnya dalam hati. "Tatap lawan kamu. Jangan sampai lengah. Perhatikan baik-baik. Lihat anak-anak!" Semua mata memperhatikan mereka berdua. Saling mengoper bola dan memasukk
Tergoda Gadis MudaPertandingan antar Kodamadya sedang berlangsung, SMA 8 Jakarta melawan SMA 41 Jakarta. Lala mewakili SMA 8 Jakarta.Arka berteriak memberikan support kepada muridnya. Bertepuk tangan dengan keras. Begitu juga para penonton tak kalah meriah.Lala mengoper ke kiri dan berlari tepat di bawah ring. Teman satu team memasukkan bola tersebut ke dalam ring.Suara tepukkan meramaikan suasana pertandingan. Eni dan Titan berada di antara penonton tersebut. Bertepuk tangan dan memanggil Lala.Seorang wanita berhijab tersenyum melambaikan tangan ke arah Arka. Hal itu menjadi pusat perhatian Lala. Arka berlari mengahampirinya yang duduk paling depan.Lala yang dilempar bola oleh temannya akhirnya direbut oleh lawan. Mata Lala tak bisa teralihkan dari Arka yang menghampiri Laila."Mau ngapain dia ke sini?" bisik hati Lala dengan tatapan tak suka. Amarahnya terlihat jelas hingga menabrak tubuh la
Tergoda Gadis MudaSetelah lima hari sakit, Lala masuk sekolah. Melangkah ragu dan enggan. Rehan mengikuti langkah Lala."Ayo Bos!"Mereka tak menggunakan motor sport merah. Eni tak mengizinkan Lala untuk mengendarainya."Pake mobil. Nanti, kamu sakit lagi. Banyak angin dan sering hujan," cerocos Eni pagi tadi."Tiba-tiba malas," ungkap Lala. Mengentikan langkah. Tak ada semangat dan gairah belajar."Sebentar lagi ujian masa sakit mulu. Kapan lulusnya."Lala melanjutkan langkahnya berjalan beriringan dengan Lala. Melihat Lala masuk sekolah para siswa tersenyum dan melambaikan tangan.Semua murid menegur Lala dengan senyum ramah dan sopan tak ada ucapan yang menyindir dirinya yang telah melakukan kecerobohan dalam pertandingan."Hai, La. Udah sembuh," sapa salah satu teman Lala dari kelas lain."Alhamdulillah." Tersenyum kikuk. Tak biasanya menegur Lala. Biasany
Tergoda Gadis Muda21+"Lala kamu pulang bareng saya aja," ajak Arka setelah mereka selesai makan dan mencuci tangan."Gak usah, Pak. Aku bareng mereka," tolak Lala tak enak dengan teman-temannya."Mereka beda arah sama kamu. Bareng saya aja. Kita satu jalan. Lagian rumah saya lewatin rumah kamu.""Iya, betul kata Pak Arka. Kamu bareng aja. Kita gak papa kok. Lagian kamu baru sembuh.""Kak Lala, kata papa. Kakak jago main PS," sambung Rafatar. Mulai ingat nama Lala.Tak disangka Arka bercerita tentang dirinya kepada anaknya. "Ehm, gak juga. Kamu bisa main PS?""Bisa. Gak ada yang bisa lawan aku," ucapnya bangga. Menunjukkan jari telunjuk. "Papa aja kalah.""Benarkah? Mana buktinya?" Lala tertantang dengan kesombongan bocah dihadapannya. Menaikkan satu alis ke atas."Ayo kita bertanding!" tantang Rafatar.Sekilas cara bicaranya mirip Arka. Sem