Share

Menginap dirumah Utama

Setelah menyapa Opanya, Regan mengajak istrinya istirahat sejenak.

"Sayang, kapan ini ada Regan junior ya."

"Mas udah kepengen banget ya. Emm kalau Shafa tak bisa punya anak, Apa mas akan menceraikanku?"

"Ngomong apa sih sayang, kita bisa adopsi sayang. Udah jangan mikir macem-macem sekarang kita tidur."

Keduanya akhirnya tertidur berpelukan dan tanpa terasa istirahat mereka sudah 2 jam dan diliat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Shafa perlahan bangun tanpa menggu suaminya yang masih di alam mimpi.

Saat Shafa beranjak dari tempat tidur tangannya ditarik Regan hingga  jatuh menimpa Regan.

"AWW, Mas udah bangun sejak kapan?"

"Sejak kamu akan turun sayang, itu menggangguku."

"Maaf Mas."

Cup 

Regan mendaratkan kecupan bibir pada istrinya. Regan pun kembali mendekat mencium istrinya dan terjadilah pergulaatan panas mereka berdua. 

Pukul 7 malam Opa melihat jam tapi kedua cucunya belum juga turun hingga menyuruh pelayan.

Tok

Tok

Ceklek

"Apa bik?"

"Tuan besar sudah menunggu aden di ruang makan."

"Ini jam berapa siih biik kan masih sore."

Bibik terkekeh bisa-bisanya menganggap masih sore.

"Ini jam 7 den."

"Apa?"

"Ya udah bilang Opa 10 menit kita turun."

Regan menutup pintu dan mencoba membangunkan istrinya.

"Sayang, ayo bangun."

"Mas aku masih capek."

"Ya udah kamu istirahat aja."

Regan bergegas mandi dan segera keruang makan. Sesampainya disana tatapan sengit terlihat jelas pada Opanya. Regan hanya bisa menelan ludah kasar. 

"Malam Opa, maaf baru turun."

"Mana cucu menantuku."

"Katanya masih capek Opa. Sekarang kita makan ya Opa."

"Baiklah, kami jangan sering ganggu dia."

Dasar Opa kalau nggak diganggu kapan tumbuhnya Regan junior batin Regan

"Jangan mengumpat Opa."

"Uhuk..uhuk.. Opa apa sih."

"Hay anak nakal jangan mengumpat yang sudah tua. Kuawalat tahu rasa."

"Bakat banget jadi peramal Opa."

"Nggak Opa, heee."

Merela melanjutkan acara makan kembali dan tiba-tiba terdengar suara yang jatuh.

Brukk

"Suara apa itu Opa."

"Iya coba kamu lihat Re."

Regan berjalan cepat naik keatas. Dan melihat wanitanya sudah pingsan didepan pintu. 

"Sayang, kamu kok pingsan."

"Opa, Shafa pingsan." Teriak Regan membuat heboh

"Ya kamu panggil dokter jangan teriak-teriak."

"Maaf Opa, Regan panik." Regan menggendong istrinya keranjang tidur dan beralih menelpon dokter keluarga.

Setelah 15 menit dojter Ari datang tergopoh-gopoh.

"Malam semua."

"Ihh lama bener, mau lo gue pecat."

"Sorry macet."

"Macet dari hongkong buruan periksa."

"Iya-iya bawel."

Dokter Ari memeriksa dan sesekali melirik Regan yang mondar mandir.

"Hey lama amat, gimana hasilnya istri gue kenapa."

"Emm istri elo."

"Hey becanda ayo bicaralah."

"Istri elo kayaknya hamil."

"Oh istriku gue hamil.. apa istri gue hamil yang bener lo."

"Iya tapi pastiin dulu ke dokter kandungan."

"Alhamdulillah Opa."

"Iya Regan selamat."

"Ini vitamin bentar lagi istri elo juga sadar. Jangan lupa." Mengedipkan mata pada Regan 

"Udah sana tar gue tf."

"Sayang cepet bangun kita akan jadi orangtua." Regan mencium tangan istrinya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status