Sekarang Kenzo dan Ayu sudah berada di pasar malam ini. Terlihat keadaannya cukup ramai ternyata banyak sekali orang yang berkunjung kesini. Untung saja, tidak ada yang mengenali Kenzo jadi keadaan masih terkendali. Tadi, sebelum berangkat Ayu sudah bilang jika tidak ingin ada bodyguard yang menjaga mereka saat ini, Kenzo pun hanya menuruti kemauan wanitanya jika ada bodyguard yang mengganggu kencannya ini.
Ayu merasa antusias sekali disaat berada di sini, banyak sekali wahana dan makanan di sini ternyata lebih indah dari yang ia bayangkan sebelumnya.
"Tuan, aku ingin naik sepeda." disepanjang jalan tadi Ayu melihat banyak yang menaiki sepada dari yang tempat duduknya hanya satu atau dua orang saja.
Kenzo menoleh menuju wanita yang setia berada di sampingnya ini.
"Kita tidak bawa sepeda bukan?" tanya Kenzo.
Maklumi saja, tuannya ini karna Ayu tahu bahwa tuannya pasti baru pertama k
"Eh, bu bos datang", ucap salah satu karyawan yang melihat Ayu masuk ke dalam butik.Ayu tersenyum manis dan menyapa teman-teman yang bekerja di sini, dia baru saja sampai tadi diantar oleh sopir suaminya itu untungnya tadi jalanan tidak terlalu macet sehingga bisa cepat sampai di sini."Kamu ini bisa saja, oh iya Lina dimana?" tanya Ayu."Dibelakang mbak, biasa lagi siap-siap sama yang lain."Mendengar perkataan itu Ayu pun mengangguk dan berjalan menuju tempat yang disebutkan karyawannya tadi."Sepertinya banyak tikus ya disini.""lya kali ya, tiba-tiba berantakan seperti ini." samar-samar Ayu mendengar suara dari salah satu ruangan, ia memutuskan untuk berjalan mendekati ruangan tersebut sebelum pergi ke belakang."Loh ini ada apa?" tanya Ayu disaat melihat barang-barang di ruangan in
Tak terasa sudah mulai sakit, Ayu langsung pulang ke Mensionnya disaat pekerjaan sudah selesai. la harus segera pulang sebelum tuannya itu datang. Sampai pada mension Kenzo, ia sedikit mengedarkan pandangannya pada sekitar halaman. Aman, Ayu tampak tidak melihat mobil suaminya disini jadi mungkin dia belum pulang dari kantornya. Setelah mengucapkan terima kasih pada supir yang mengantarkannya Ayu pun masuk ke dalam mension suaminya. "Kamu siapin saja ya." "Baik nyonya." Dari distance samar-samar Ayu mendengar suara nyonyanya itu dan juga pekerja disini. Ia memperhatikan mereka sedang membicarakan sesuatu. Ayu melanjutkan langkah kakinya menuju lantai atas, ia harus sudah rapih saat tuannya itu datang jadi sekarang, Ayu memutuskan untuk membersihkan diri di kamar. Ketika ia berjalan menuju lantai atas, ia tidak sengaja berpapasan dengan sang mertua. Tapi, k
Setelah kejadian yang membuat senam jantung dengan tuannya itu, Ayu melangkah keluar dari kamar mandi dengan lega. Ia sedikit mengarahkan pandangan melihat dimana tuannya berada. "Tuan!" panggil Ayu dengan berjalan menuju balkon, disana tampak tuan mudanya yang sedang membelakanginya. "Hm." jawab Kenzo tanpa menoleh pandangannya ke hadapannya. Ayu berjalan mendekati suaminya itu dan berdiri disampingnya sambil ikut menatap taman dihadapannya. Langit sudah mulai gelap jadi terlihat awan senja yang begitu indah. "Sudah? Kamu ini sebenarnya kenapa?" tanya Kenzo dengan menoleh ke samping dimana Ayu berdiri. "Apakah Tuan tidak tahu?" tanya Ayu dalam hati. "Biasa tuan." jawab Ayu sekenanya."Biasa apa?" tanya Kenzo membuat Ayu mencoba mencari kata-kata agar tidak salah berbicara. "Itu kedatangan tamu bulanan." jawab Ayu."Ambigu sekali, tinggal bilang kau mengalami haid begitu saja susah." Kenzo mengarahkan pandangannya ke arah barat. Ayu yang mendeng
Pagi hari sudah mulai tiba, matahari mulai terbit perlahan dari timur. Ayu menggeliat pelan disaat merasakan ada kaki yang menindihi tubuhnya. Sudah biasa tuannya menganggapnya sebagai bantal guling padahal guling banyak tetapi malah memeluk tubuh mungilnya. la bangkit mencoba dari tidurnya tanpa bersuara agar tuannya tidak terbangun. Ketika sudah, Ayu pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya tapi sebelum bangkit kamar mandi ia mengambil sesuatu yang akan ikut bersamanya ke kamar mandi. Ayu membuka kamar mandi tersebut dan masuk ke dalamnya dengan benda yang ia genggam yang mengambil ponselnya sendiri. la menemukan nama seseorang di kontak teleponnya, setelah menemukan nama tersebut Ayu segera meneleponnya. Telpon itu pun tersambung dan mengeluarkan suara dari sebrang sana. "Hallo, kenapa? ini masih pagi loh ganggu orang cantik tidur saja." mendengar suara khas orang bangun disana membuat Ayu sedikit tertawa, mema
Ayu yang mendengar dari belakang seperti ada yang bersuara, dengan segera ia mengatakan bahwa ia telah mengumumkan di belakangnya. Disana terlihat ada Kenzo yang sudah siap mengenakan pakaian kantornya dan sedang berjalan menghampirinya dan juga Jimmy yang masih setia berdiri didepan pintu mension ini. Ini yang membuat keringat dingin Jimmy keluar, bagaimana tidak? Nona mudanya ini tiba-tiba menanyakan perihal statusnya yang sudah menikah apa belum? Memangnya nonanya akan melakukan apa sampai bertanya seperti itu? Baru disaat ia berbicara tapi terdengar suara tuan mudanya berbicara seperti itu di belakangnya sudah terlihat tuannya yang memberikan tatapan tajam kearah dirinya. "Selamat pagi tuan!" sapa Jimmy disaat Kenzo sudah berada di samping Ayu. Kenzo tampak acuh dan malah asik menatap kearah Ayu yang berada disampingnya. Masih dengan senyum Ayu yang membayangkan wajah tak bersalahnya dihadapan Kenzo. "Ngapain kamu disini?" tanya Kenzo m
Hari sudah mulai siang. Ayu sekarang sedang berada di belakang Mensionnya. Ia membantu para maid yang masih menyiapkan pesta untuk nanti malam. Ayu duduk ditaman tersebut dan mengeluarkan handponenya untuk menelepon seseorang. "Halo Lina?" Ayu menelepon sahabatnya itu untuk menanyakan prihal gaun yang sudah ia desain. Bisa saja, Ayu yang menjahitnya sendiri tapi masalah waktu yang membuat memikir ulang untuk membuat sendiri jadi Ayu meminta bantuan teman-temanya itu untuk membuatkan hadiah tersebut. "lya Yu?" tanya seseorang diujung telepon saja. "Em, aku gak bisa pergi kesana buat ambil pesanan jadi nanti kalo udah beres paketin saja ya Lina," ucap Ayu. Adik iparnya itu meminta untuk ditemani dan dan hari ini jadi ia tidak bisa mengambil hadiah untuk Lia.Akhirnya Ayu memutuskan Lina menpaketkan gaun tersebut. "Okey, tantangannya bagus loh Yu, nanti aku fotoin deh sebelum dipaketin." "Boleh, kirim di sms saja
Malam sudah tiba, ditaman belakang tampak ramai dengan teman-teman Lia yang diundang untuk menghadiri pesta sweeth seventeen adiknya itu. Jam sudah hampir pukul 7 malam artinya pesta akan segera dimulai, namun Ayu masih diam dikamarnya dengan memegang ponsel dikedua tangannya. "Tuan kemana ya?" tak biasanya Kenzo pulang malam ini, biasanya paling hanya jam 6 malam tapi sekarang sampai suami itu belum menunjukan tanda-tanda kepulangannya. Ayu ingin menghubungi tuannya itu namun ia takut menganggu Kenzo, takutnya dia masih sibuk dengan pekerjaan atau yang lain. "Telpon saja kali ya?" gumam Ayu, tidak terlalu khawatir marahnya Kenzo takutnya tuannya itu terjadi sesuatu di jalan tapi juga seperti yang terlihat Kenzo dijaga juga bukan dengan para bodyguardnya jadi tidak mungkin jika Kenzo terkena apa-apa dijalan. Ayu jadi merasa binggung sendiri disini, ia belum ingin ke taman belakang karna Kenzo tadi pagi menyuruhnya untuk menunggunya dan ber
Ayu menutupi wajahnya dengan pelan disaat merasa sinar matahari masuk ke dalam kamarnya. Ia merasa ada yang memeluknya dari belakang, Ayu pun segera melihat siapa dalang yang memeluknya. "Tuan Kenzo kapan pulang?" tanya Lily dalam hati. Dibelakangnya ada Kenzo yang tampak tidur terlelap dengan tangan yang dililitkan dipinggang wanitanya. Ayu memposisikan dirinya agar wajah tampan itu agar berhadapan dengan tuannya. la melihat wajah yang berada dihadapannya sekarang. Aui mendekatkan wajahnya dan tersenyum kecil melihat wajah tuannya ini yang nampak tenang dan lucu tanpa ada wajah dingin yang biasa suaminya tunjukkan ke semua orang.Rasanya Ayu sudah jatuh cinta pada tuannya ini. Apa rasanya tidak salah mencintai pria ini? Masih ada keraguan dihati Ayu yang membuat ia bimbang untuk menyukai Kenzo. "Aku harap tuan benar-benar cinta padaku." batin Ayu. Ayu mengangkat tangannya dan meraih wajah tuannya ini, ia merasaka