Andra seketika tersenyum begitu lebar, begitu Saga memberitahunya soal kabar bahagia tersebut. Putrinya—Starla akhirnya telah membuat keputusan yang tepat. Sejak awal, sejak Andra bertemu dengan Revanno, ia percaya kalau Revanno adalah pria yang baik untuk Starla. Pria itu bisa mencintai putrinya melebihi cinta yang Andra miliki selama ini.“Papa benar-benar senang mendengar kabar ini, Saga,” ujar Andra seraya merangkul bahu putranya.“Ya, meski aku benci untuk mengakuinya. Tapi memang kenyataannya aku juga turut senang mendengar kabar ini kemarin,” sahut Saga datar.Andra kemudian menatap Saga. “Lalu kapan rencana acara lamarannya?”Saga diam sejenak. Ia berharap Papanya tidak akan terkejut setelah mendengar jawabannya. “Hari ini, Pa.”“Apa?! Hari ini?!” Saga hanya bisa meringis. Ternyata Andra memang benar-benar terkejut mendengarnya. “Kamu sedang tidak membohongi Papa kan, Saga?” Andra menatap Saga serius.Saga menggeleng. “Mana mungkin aku berbohong, Pa. Lagipula Revanno dan Sta
Meski rencana lamaran Revanno dan Starla masih harus di tunda sampai besok. Tapi hal itu tidak membuat niat mereka yang ingin pulang ke rumah Andra ikut tertunda juga. Revanno sudah memberi kabar ke Nathan kalau ia akan memperpanjang masa cutinya. Dan Revanno akan sepenuhnya menyerahkan tugas-tugas pentingnya kepada Nathan.Kali ini Revanno tidak peduli jika Nathan benar-benar akan mengancam posisinya. Yang Revanno pedulikan saat ini hanyalah soal lamarannya. Iya. Revanno benar-benar sudah tidak sabar untuk melamar Starla di depan orang tuanya.Revanno memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri tanpa sopir untuk perjalanannya kali ini. Lagipula dulu ia sudah pernah melakukan perjalanan ke rumah Andra seorang diri. Jadi tidak ada salahnya jika ia mengulang hal tersebut. Terlebih kali ini ada Starla yang menemaninya. Bisa di katakan ini pertama kalinya Revanno menempuh perjalanan panjang bersama dengan Starla menggunakan mobil. “Starla ...,”
Hari ini menjadi hari yang paling di tunggu oleh Starla dan juga Revanno. Acara lamaran mereka akan segera di mulai beberapa jam lagi. Hanya tinggal menunggu kedatangan William dan Marcus yang saat ini masih sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Andra.“Aku sudah nggak sabar menunggu acara pertunangan kita di mulai,” bisik Revanno.Saat ini ia tengah menemani Starla yang sedang menyiram tanaman di halaman belakang bersama Lily.Starla menoleh dan langsung mencubit pinggang Revanno. “Apaan, sih? Nggak usah berlebihan.”Revanno terkekeh. “Kenapa memangnya?” Tanyanya menatap Starla. “Setelah melewati banyak rintangan akhirnya sebentar lagi kita akan hidup bersama, Starla.”Starla balas menatap Revanno dengan lekat. Memang tidak mudah jalan hubungan mereka selama ini. Starla ingat ada banyak batu hambatan yang harus ia lalui untuk bisa selalu bersama Revanno. Starla bahkan masih merasa tidak percaya kalau ia bisa melewati semua it
Ponsel Revanno berdering ketika ia baru saja selesai mandi. Ia segera meraih benda pipih itu, dan menatap nama yang tertera di layarnya. Tanpa banyak berpikir Revanno langsung menjawabnya.“Halo? Apa Ayah sudah sampai?” Tanyanya langsung.“Revanno ...,” Suara Marcus memanggil di seberang sana.“Iya. Ini aku. Apa Ayah dan Kakek sudah sampai?” Revanno mengulang pertanyaannya.“Sebenarnya sudah hampir sampai, Revanno. Tapi sepertinya Ayah salah mengambil jalan,” jelas Marcus.Revanno memutar bola mata. Bagaimana bisa Ayahnya mengatakan kalau ia hampir sampai, padahal kenyataannya sedang salah jalan?“Memangnya salah mengambil jalan dimana? Ayah hanya perlu mengikuti petunjuk arah yang aku kirimkan. Petunjuk itu sudah benar, Ayah.”“Iya. Tapi mau bagaimana lagi, Revanno? Namanya juga salah mengambil jalan. Mungkin seharusnya Ayah mengambil jalan belokan yang pertama tadi.”Revanno mendesah. Ia bisa m
“Dulu Andra adalah teman sekolah Ayah.”Saga yang masih merasa bingung hanya bisa memijat pangkal hidungnya. Kebetulan macam apa ini? Kenapa juga Papanya dan Papanya Revanno harus sudah saling mengenal? Sial! Sepertinya Revanno akan tertawa atas kemenangannya kali ini.Ck! Apakah ini berarti Saga sudah kalah? Em, maksudnya mungkin ini memang sudah seharusnya Saga mengalah. Karena bagaimanapun juga saat ini pasti tidak akan ada satu orangpun yang akan berpihak kepadanya.‘Sial! Rasanya aku ingin tenggelam saja!’ Teriak Saga dalam hati.“Astaga! Ternyata Ayah sudah mengenal Papa Andra.” Revanno tiba-tiba bersuara. Wajahnya tampak sumpringah setelah mendengar kabar yang sebelumnya tidak pernah ia duga itu.Marcus yang mendengarnya langsung mengangguk. “Ya. Sudah Ayah katakan, kami ini teman lama. Dan Ayah tidak menyangka kalau bisa bertemu dengan Andra lagi pada hari ini,” terangnya sambil tersenyum.“Mungkin kalian perl
“Cheryl!”Ketika Cheryl berharap yang datang itu adalah Revanno, tapi ternyata ia salah. Yang datang justru adalah Daniel. Jujur saja, Cheryl tidak begitu mengingat tentang pria bernama Daniel itu. Tapi yang ada dalam ingatannya saat ini adalah Daniel itu salah satu orang yang biasanya berada di klub bersama Revanno.“Sedang apa kamu di sini?” Daniel langsung bertanya ketus.Berbeda dengan Nathan yang masih bisa mengendalikan perasaan tidak sukanya. Daniel justru secara terang-terangan menunjukkan perasaan tidak sukanya itu di hadapan Cheryl secara langsung.Cheryl hanya bisa mengernyit. Ia merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Daniel.“Kamu bilang sedang apa? Tentu saja untuk menemui Revanno. Aku tahu, kalau kalian ini teman-temannya Revanno. Dan pasti kalian juga tahu kalau aku ini tunangannya Revanno,” ujar Cheryl secara lantang.Daniel seketika langsung mengepalkan kedua tangannya. Cukup. Sudah cukup
Starla menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Masih tidak menyangka kalau cincin itu benar-benar telah melekat di sana. Starla teringat saat Revanno bersama Ayah dan Kakeknya datang ke rumahnya untuk melakukan acara lamaran itu secara resmi. Ketika Papanya memberi izin Revanno untuk menikahinya. Dan rupanya Revanno tidak membuang-buang waktu. Pria itu menyiapkan semuanya dengan cepat. Setelah mengingat perjalanan yang Starla dan Revanno lewati, rasanya Starla ingin tertawa sekaligus menangis. Tertawa karena banyak hal lucu yang terjadi antaranya dan juga Revanno. Dan menangis karena ternyata dialah pria yang menjadikan Starla sebagai ratu dalam hidupnya, menangis bahagia tentu saja. Pria yang selama ini Starla anggap gila ternyata adalah pria yang akan menjadi pendamping hidupnya. Pria yang benar-benar memastikan segala kenyamanan dan kebutuhan Starla kelak terpenuhi dengan baik. Pria yang selalu Starla impikan untuk ia miliki selamanya. Dan ternyata Tuhan mewujudkannya.Ti
“Oh, iya. Undangan pernikahan kita juga sudah aku urus, Starla. Jadi besok kamu sudah bisa mengirim undangan itu ke teman-temanmu.” Kata Revanno saat mobilnya berhenti di sebuah lampu merah.“Aku nggak butuh undangan itu, Revanno,” sahut Starla yang langsung menatap Revanno.“Kenapa?” Pria itu bertanya bingung.“Em … ya, nggak butuh saja. Lagipula aku kan nggak punya banyak teman. Satu-satunya teman yang aku miliki hanya Vania. Dan aku rasa, Vania nggak butuh undangan itu untuk datang ke acara pernikahan kita,” jelas Starla.Revanno yang mendengarnya langsung mengulurkan tangan, dan mengusap-usap puncak kepala Starla. “Siapa bilang temanmu hanya Vania? Lalu Stevani, Nathan dan Daniel itu kamu anggap apa? Mereka juga teman-temanmu,” ujar Revanno masih mengusap puncak kepala Starla.Starla langsung tersenyum. “Ah, iya … aku lupa,” balasnya sambil meringis. “Kalau begitu undangan untuk mereka aku titipkan ke kamu saja.