Kunday, Bangka.
Rara bersiap untuk pergi ke rumah Fahima. Wanita cantik dan tinggi dengan kulit putih bersih berjalan menuju kamar menemui orang tuanya untuk meminta izin. Bibi dari Michael harus mencari informasi tentang jodoh keponakannya di Serang.
“Kamu mau kemana?” tanya Oma.
“Ke Sinjay,” jawab Rara duduk di tepi kasur.
“Kenapa?” tanya Opa.
“Michael mau aku mencari wanita bernama Fahima di sana,” ucap Rara.
“Kamu harus cari tahu dengan jelas latar belakang keluarga wanita itu,” tegas Oma.
“Ma, cukup.” Rara menatap Oma.
“Michael tidak akan suka,” ucap Rara.
“Rara. Michael harus mendapatkan istri yang sederajat dengannya,” tegas Oma.
“Ma. Apa kalian mau dibenci Michael selamanya? Dia bah
Mobil hitam dan tinggi dengan harga selangit itu sudah memasuki halaman depan kampus Untirta yang berada di Ciwaru. Mesin telah dimatikan dan pria tampan masih duduk diam di kursinya. Mata tajam memperhatikan sekeliling dan melihat beberapa mahasiswa yang berjalan menuju gerbang untuk pulang.“Wah, mobil mahal. Punya siapa ya?” tanya orang-orang yang lewat dan memperhatikan mobil Michael.“Di mana dia?” Michael mengambil ponsel dan menghubungi nomor Fahima. Pria itu tidak bergerak sama sekali dari kursinya. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian kauh hawa dengan kesempurnaan yang dimilikinya.Fahima yang baru saja selesai membereskan laptop dan buku. Dia bersiap pulang bersama teman sekelas dan satu kosan melihat ponsel berdering dengan nomor tidak dikenal muncuk di layar.“Siapa ini?” Fahima menatap layar ponsel.“Imah, yuk pulang. Kita m
Mobil Michael berhenti tepat di depan masjid. Pria itu menoleh pada Fahima yang masih menunggu dan duduk diam.“Apa kamu tidak mau turun?” tanya Michael.“Apa kamu tidak berniat mengembalikan tasku?” Fahima balas bertanya.“Ah.” Michael segera memberikan ransel pada Fahima.“Tunggu.” Fahima ingin membuka patung jodoh yang tergantung di tasnya.“Apa yang kamu lakukan?” Michael menggenggam tangan kecil Fahima dan dengan cepat wanita itu tarik.“Bukankah kamu meminta patung ini?” Fahima menggeserkan duduknya. Beberapa temannya mengintip dari pintu gerbang kosan.“Kamu harus menyimpan patung itu dengan baik,” tegas Michael.“Untuk apa?” tanya Fahima heran.“Jangan sampai hilang!” Michael menatap Fahima.
Setelah mengantarkan Fahima, Jordan langsung kembali ke hotel tempatnya menginap selama mengawasi proyek di kota Serang. Pria tampan dan tinggi itu tersenyum memasuki kamar khusus yang hanya digunakan oleh Michael.“Apa kamu sudah tidur?” Jordan langsung masuk ke kamar Michael karena di tahu kode kunci pintu.“Kenapa kamu sangat lama?” Michael menatap Jordan. Pria tanpa baju itu duduk di sofa dengan elegan ditemani segelas angaur merah.“Aku sedang mendekati seorang wanita yang special dan ini untuk pertama kalinya aku bertemu dengan gadis cantik, ceria dan baik.” Jordan menghempaskan tubuhnya di sofa depan Michael.“Pertama kali? Bukannya kamu sudah bertemu puluhan wanita dan gadis sejak sekolah?” Michael tersenyum sinis.“Hey, El. Ini berbeda. Usiaku sudah dewasa dan aku ingin menjalin hubungan serius hingga jenjang pernikah
Pagi Minggu yang sepi untuk Fahima. Dia sendirian di kosan. Semua teman pulang ke rumah masing-masing di akhir pekan agar bisa berkumpul dengan sanak saudara, keluarga dan orang tercinta. Wanita cantik dan masih lajang itu telah selesai membersihkan kamar dan halaman. Terlihat cantik dengan gamis jeans biru langit dan hijab segiempat berwarna merah muda dan tas punggung hitam.“Hm, aku akan pergi jalan-jalan ke mall.” Fahima melangkahkan kaki ke depan gerbang.“Sekalian beli hadiah untuk mama sama nenek.” Fahima membuka aplikasi grab. Dia lebih nyaman dengan mobil sehingga tidak berdekatan dengan sopir.“Tin.” Sebuah klakson mobil mengejutkan Fahima. Dia segera mendongak dan melihat pria tampan sudah berdiri di depannya.“Kamu mau pergi?” tanya Jordan dengan senyuman paling menawan.“Ya,” jawab Fahima bingung. D
Mobil Michael memasuki tempat parkir. Pria itu mengenakan kaca mata hitam dan masker. Dia tidak mau menarik perhatian banyak orang. Bos besar yang sering muncul di majalah bisnis berjalan di mall hanya untuk mencari gadis desa dari pulau kecil Bangka yang terkenal dengan pantai indah dan laut yang bersih. Kaki panjang turun dari mobil dan melangkah dengan santai memasuki kawasal mall. Michael langsung menuju café dan mencari wanita berhijab, tetap tidak ditemukan. Tangan kekar mengambil ponsel dan melakukan panggilan berharap akan dijawab oleh pujaan hati yang terus menghindari. “Kemana dia?” Michael sangat kesal karena Fahima tidak menjawab panggilannya. Pria itu berdiri di depan pintu mall dan kembali ke mobil. “Jordan.” Michael melihat mobil saudaranya meninggalkan area parkir MOS. “Apa yang dia lakukan di sini?” Michael menggati panggilan dengan menghubungi Jord
Pria tampan keturunan Tionghoa dengan wajah khas, kulit putih dan tinggi setara dengan model internasional menjadi godaan tersendiri bagi wanita yang melihatnya. Kesempurnaan terlihat jelas dari Michael Hardianto yang sedang duduk elegan di balik meja kerja. Pria dingin dan sedikit bicara tetapi sangat suka memerintah tanpa ada yang boleh membantah.Michael Hardianto, putra pertama dari Hardianto Prasetyo adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia dan menjadi urutan ke-150 terkaya di dunia meskipun usianya baru 35 tahun. Memiliki total kekayaan bersih mencapai 11,6 miliar dollar AS atau setara Rp 172,8 triliunMichael sering disebut jimat keberuntungan oleh keluarga besarnya, karena begitu Michael lahir usaha keluarga Hardianto maju pesat dengan keuntungan yang luar biasa besar. Hanya ada satu masalah dalam hidup Michael, yaitu kisah cintanya. Di usia yang sudah matang dan mapan pun, Michael belum pernah jatuh cinta. Hidupnya disibukkan dengan bisnis dan uang.
Jordan berjalan menuju kamar Michael, ia membuka pintu yang tidak terkunci dan melihat pria tampan sedang membaca sebuah buku bisnis yang hanya menggunakan celana pendek sebatas paha berbaring di kursi malas yang berada di balkon kamar.“Apa aku perlu membereskan koper saudaraku?” Jordan duduk di depan Michael.“Aku akan menghubungi Fanny.” Michael akan mengambil ponsel.“Tidak perlu.” Jordan menahan tangan Michael.“Ada apa?” tanya Michael heran.“Mama yang akan melakukannya. Jangan biarkan orang asing masuk ke dalam ruangan pribadi kamu!” Jordan menatap Michael. Dia paham benar dengan kakaknya yang selalu di layani bak Raja sejak lahir.“Sekretaris ku adalah seorang pelayan yang akan melakukan semua pekerjaanya.” Michael kembali membaca buku.&
Jordan memilih restaurant Akira Back−restoran bintang 5 yang berada di Setiabudi. Mereka mengusung konsep makanan khas Jepang yang digabungkan dengan makanan khas Korea. Menu favorit di sini adalah Pizza Tuna, AB Tacos, Miso Black Cod dan Crispy Kalbi Roll. Tentu saja, rasa lezat khas hasil fusion yang kreatif ini tidak mungkin ditemukan di restoran lain. Michael dan Jordan masuk ke dalam restaurant, langsung menuju ruangan VIP, pria itu tidak akan mau berada di keramaian dan bertemu dengan banyak orang tidak penting. Jordan sangat mengerti itu.“Masuklah, aku mau ke kamar mandi.” Jordan menepuk pundak Michael. Pria itu tidak menjawab, ia langsung duduk di depan meja membuka dua kancing bagian atas dari kemejanya. Seorang pelayan wanita berjalan mendekat.“Selamat malam, Tuan. Silakan pesanan Anda.” Waitress menyerahkan tap kepada Michael agar pria itu bisa memilih menu dan memesan. Michael mengambil tap dan mul