Share

Chapter 22 | Hampir Ketahuan

Clara masih memejamkan matanya di bawah guyuran air. Air matanya yang bercampur itu pilu luruh membentuk genangan di bawah kakinya. Semua dukanya ia luapkan, bersama sesak yang kian meradang karena bayangan Naresh melecehkannya begitu jelas tergambar.

Tangannya menggosok paksa area yang di jamah suaminya, meninggalkan bercak merah yang terasa perih saat terkena tetesan air. Wanita cantik itu tidak peduli dengan luka merah di kulit putihnya, ini tidak lebih sakit dari apa yang barusan ia terima.

Sekitar satu jam akhirnya Clara menyudahi aktivitasnya, ia merasakan tubuhnya dingin dan agak menggigil. Dirinya keluar dari ruangan itu dan lantas meninggalkan kantor, tujuannya saat ini adalah rumah. Ia ingin membaringkan tubuhnya di kamar.

***

Sore hari.

"Bi, aku mau keluar dulu. Mungkin pulang larut malam, Bibi masak buat Clara saja."

"Baik, Mas Naresh. Oh, iya ... Non Clara belum turun dari tadi siang."

Naresh mendongakkan kepala melihat pada arah tangga, lelaki itu mengembuskan napas gusa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status