"Justin?" Seroang pria bertubuh tegap, berambut coklat dan mata coklat gelap memanggil Justin yang melangkah menghampirinya."Aldrich? Maaf membuatmu menunggu." Tanpa berkata, Aldrich langsung memeluk tubuh Justin. Begitu pun, Justin membalas pelukan Aldrich."Aku juga baru datang, Justin. Lama tidak betemu denganmu." Aldrich mengurai pelukannya, lalu mengalihkan pandangannya ke Athena. "Apa kabar, Athena? Aku yakin, kau lupa padaku. Maaf dipernikahan kalian aku belum sempat memperkenalkan diriku," ucapnya pada Athena dengan senyuman di wajahnya.Athena tersenyum. "Hi Alrdrich, tidak apa-apa. Senang berkenalan denganmu.""Aku juga senang berkenalan denganmu, Athena," balas Aldrich."Aldrich di mana Amber? Aku pikir kau membawa Amber," tukas Justin yang menyadari Aldrich tidak membawa istrinya."Aku membawa Amber, dia sedang ditoilet," balas Aldrich. Tak berselang lama, tatapan Aldrich teralih pada seorang wanita berambut pirang melangkah menghampirinya. "Itu Amber," serunya dengan sen
"Athena, apa hari ini ada tempat yang ingin kau kunjungi setelah dari Camp Nou?" Justin masuk ke dalam kamar. Dia menatap Athena yang tengah menikmati sarapannya. Kemudian, dia mendekat lalu duduk tepat di samping Athena."Justin?" Athena mengalihkan pandangannya, kala melihat Justin sudah duduk di sampingnya. "Tadi kau dari mana? Saat aku bangun, kau sudah tidak ada.""Tadi Nathan menghubungiku. Aku takut kau terbangun. Jadi aku menjawab telepon di luar," jawab Justin sembari mengambil kopi espresso yang ada di atas meja. lalu menyesapnya perlahan. "Apa nanti ada tempat yang ingin kau kunjungi setelah kita kembali dari Camp Nou?" tanyanya lagi pada Athena."Aku ingin menikmati sunset di Rambla De Mar," jawab Athena dengan senyuman di wajahnya."Alright," Justin membawa tangannya mengelus lembut pipi Athena. "Aku akan membawamu kemanapun tempat yang kau inginkan."Athena mendekat, lalu dia menyandarkan kepalanya di lengan Justin seraya berkata, "Justin, boleh aku tanya padamu?""Apa y
Tanpa terasa, sudah delapan hari Justin dan Athena berlibur di Barcelona. Selama delapan hari ini, Justin dan Athena begitu menikmati liburan mereka. Justin selalu menunjukan tempat-tempat yang indah selama di Barcelona.Hari ini waktunya Justin dan Athena bersiap-siap menuju Madrid. Kota di mana Justin pernah tinggal cukup lama. Terlihat Athena pun sudah tidak sabar untuk mengunjungi Madrid. Tentu karena Athena telah memiliki list tempat apa saja yang wajib dikunjungi selama berada di Madrid.Kini Athena tengah mengemasi barang-barang pribadi miliknya dan barang-barang pribadi milik Justin ke dalam koper. Sesaat Athena melihat deretan koper-koper yang berada di pinggir jendela. Athena tidak mampu lagi berkata-kata. Di hadapannya kini, puluhan koper yang berisikan oleh-oleh untuk keluarganya dan keluarga Justin. Athena tidak menyangka, Justin membelikan begitu banyak barang dengan harga yang sangat fantastis. Namun, meski demikian tentu Athena menghargai cara Justin yang berusaha memb
Pesawat yang membawa Justin dan Athena telah mendarat di Bandar Udara Internasional Adolfo Suárez Barajas Madrid. Perjalanan menuju Barcelona dan Madrid hanya menepuh waktu satu jam tiga puluh menit. Kini Justin dan Athena turun dari pesawat—mereka melangkah menuju lobby bandara. Sebelumnya, Justin telah meminta sopir keluarganya untuk menjemput di bandara.Saat tiba di lobby, Justin dan Athena melihat seorang sopir sudah menjemput mereka. Tanpa menunda, Justin dan Athena langsung masuk ke dalam mobil. Tidak lama kemudian, sang sopir mulai melajukan mobil meninggalkan bandara.Sepanjang perjalanan, Athena tersenyum melihat keindangan kota Madrid. Terlebih saat ini adalah musim gugur. Suasana musim gugur di Madrid hampir sama dengan Barcelona. Ya, kedua Kota itu benar-benar mengagumkan. Para turis pun banyak berdatangan saaat musim gugur tiba. Tidak ingin menyia-nyiakan moment, Athena mengeluarkan ponselnya. Dia memotret beberapa jalan di Madrid."Justin, nanti kita menginap di hotel a
ByuuuurrrrAthena melompat ke dalam kolam renang. Pagi hari berenang adalah pilihan terbaik. Terlebih fasilitas di mansion milik Justin begitu lengkap. Bahkan kolam renang milik Justin, jauh lebih megah dari kolam renang penthouse miliknya sendiri."Nyonya Athena, ini sarapan untuk anda. Tadi Tuan Justin berpesan pada anda tidak boleh meninggalkan sarapan anda, Nyonya," ujar sang pelayan yang mendekat ke arah tepi kolam renang.Mendengar sapaan dari pelayan, Athena pun langsung naik ke atas tepi kolam. Tepat d saat Athena sudah naik ke atas tepi kolam renang—pelayan mengantarkan bathrobe untuk Athena. Kini Athena memaki bathrobe itu dan mengambil susu coklat yang hidangkan pelayan di atas meja bersama dengan roti coklat."Apa suamiku masih di ruang kerjanya?" tanya Athena sambil menatap pelayan itu."Masih, Nyonya. Tuan Justin masih berada di ruang kerjanya," jawab pelayan itu. "Tapi, sebelumnya saya sudah mengantarkan sarapan untuk Tuan Justin di ruang kerjanya, Nyonya. Jadi anda tid
Mobil yang membawa Justin dan Athena telah tiba di Horse Riding Madrid. Sebuah tempah khusus berkuda yang sengaja dipilih oleh Athena. Beruntung, Justin sekalu mengikuti apapun yang Athena inginkan. Seperti hari ini, Athena ingin sekali berkuda sambil menikmati keindangan Kota Madrid di musim gugur."Justin, ayo kita turun. Aku sudah tidak sabar berkuda," ucap Athena dengan begitu semangat."Kau yakin akan berkuda, Athena?" tanya Justin memastikan.Athena mengangguk antusias. "Ya, Justin. Aku memang tidak bisa berkuda. Tapi tidak apa-apa, kau pasti menjagaku. Kau bisa berkuda, kan?""Bagaimana jika aku mengatakan aku tidak bisa berkuda?" jawab Justin seraya mengulum senyumannya."Kau tidak bisa berkuda? Jika tidak bisa kenapa kau menyetujui permintaanku untuk ke sini?" Raut wajah Athena berubah menjadi kesal dengan bibir yang berkerut.Justin tersenyum. Kemudian, dia mengecup kening Athena dan berkata, "Kita turun sekarang. Ini waktu yang tepat kalau kau ingin mengelilingi Kota Madrid
"Justin, nanti kita berangkat jam berapa ke universitasmu?" Athena melangkah keluar dari kamar mandi dengan masi memakai bathrobe dan rambut yang dililit oleh handuk. Tepat saat tiba di kamar, Athena mendesah pelan melihat Justin tidak ada. Tentu, dia tahu pasti Justin berada di ruang kerjanya. Tidak ingin berpikir lebih, Athena memilih untuk mengganti pakaiannya.Hari ini Justin berencana akan mengajak Athena ke universitasnya. Jujur saja, Athena ingin sekali mengetahui kehidupan Justin saat masa-masa kuliah dulu. Bukan mengusik masa lalu, hanya saja Athena ingin tahu bagaimana sifat Justin semasa kuliah dulu.Suara dering ponsel terdengar. Athena yang tengah memoles wajahnya dengan make up, dia langsung mengalihkan pandangannya pada ponsel yang terletak di atas meja itu. Seketika kening Athena berkerut, melihat ponsel Justin yang berdering."Kenapa Justin meninggalkan ponselnya di sini?" gumam Athena. Kemudian, dia mengambil ponsel milik Justin itu dan melihat ke layar—tertera nama
"Justin?" Suara seorang wanita terdengar memanggil nama Justin dengan cukup keras membuat Justin dan Athena langsung mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Seketika kening Athena berkerut, menatap sosok wanita berambut merah yang melangkah mendekat ke arahnya. Wanita itu sangat cantik. Athena mengakuinya. Dengan lekuk tubuh yang begitu indah dan langkah kaki yang begitu anggun wanita itu semakin mendekat ke arah Athena dan Justin.Justin menurunkan tubuh Athena—dia menatap wanita berambut merah yang berdiri di hadapannya. "Pamela?" panggilnya kala menyadari wanita yang berada di hadapannya adalah wanita yang dia kenali.Wanita bernama Pamela itu mengulas senyuman di wajahnya, dia langsung memeluk erat tubuh Justin. Meski terkejut Pamela memeluknya, namun Justin tidak membalas ataupun menolaknya. Sedangkan Athena, dia menatap lekat wanita yang bernama Pamela itu memeluk Justin. Mungkin itu adalah teman Justin. Itulah yang ada dipikiran Athena."Apa kabar, Justin? Kau terli