Athena berdiri di balkon kamar, dia menatap cuaca malam di Kota Madrid dari kamarnya yang tampak begitu mengagumkan. Sesaat Athena memejamkan matanya kala hembusan angin menyentuh kulitnya."Madrid memang sangat indah. Pantas saja, Justin menyukai tinggal di sini," gumam Athena dengan mata yang masih terpejam."Sepertinya, kau begitu menyukai Madrid."Athena langsung membuka matanya dan menoleh ke belakang kala mendengar suara yang begitu dia kenali. Seketika senyum di bibir Athena terukir kala melihat Justin melangkah menghampirinya. Tepat di saat Justin berada di hadapannya, Athena langsung membenamkan wajahnya ke dada bidang Justin."Kenapa kau di sini, Athena? Ini sudah malam." Justin mengeratkan pelukannya seraya memberikan kecupan di kepala Athena."Aku belum mengantuk, Justin." Athena mendongakan kepalanya dari dalam pelukan Justin. "Kau sendiri kenapa di sini? Bukannya tadi kau bilang ingin menghubungi Peter?""Ya, aku sudah menghubungi Peter." Justin mengecup kening Athena. "
NEW YORK - USAPesawat yang membawa Justin, Athena dan Kylie kini telah tiba di New York. Kini Justin, Athena dan Kylie turun dari pesawat dan segera menuju lobby. Sebelumnya, Justin sudah meminta sopir keluarganya untuk menjemputnya.Saat tiba di lobby, Justin sudah melihat sopir menjemput. Dia langsung mengajak Athena dan Kylie masuk ke dalam mobil. Lagi dan lagi, Kylie hendak duduk di samping Justin, namun dia mengurungkan niatnya dan kembali duduk tepat di belakang Justin dan Athena.Tidak lama kemudian, mobil yang membawa Justin, Athena dan Kylie mulai meninggalkan lobby bandara. Terlihat Athena begitu kelelahan. Bahkan, Athena langsung menyandarkan kepalanya di bahu Justin."Athena, setelah ini kau tidak perlu ikut ke rumah sakit. Kau istirahat saja di rumah." Justin membawa tangannya mengusap lembut kepala Athena."Tidak, Justin. Aku ingin melihat keadaan Dad. Pasti Mom Bianca sangat khawatir pada Dad. Aku ingin menemani Mom Bianca," jawab Athena."Athena, apa yang dikatakan Ka
Nathan melangkah masuk ke dama ruang ICU, tempat dimana ayahnya berada. Sesaat, dia melihat Justin dan Athena yang tengah berusaha mengajak Arthur berbicara. Kemudina, Nathan semakin mendekat pada Justin dan Athena."Ka... Athena... Kalian belum pulang?" tanya Nathan pada Justin dan Athena kala dia tiba di hadapan mereka.Justin mengalihkan pandangannya pada Nathan. "Ya, sebentar lagi kami akan pulang. Mom di mana? Bagaimana keadaannya sekarang?""Mom masih beristirahat. Joseph dan Hazel sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Lebih baik kau pulang, ka. Aku melihat Athena sangat lelah. Nanti aku, Joseph dan Hazel yang menjaga Dad," ujar Nathan seraya melihat ke arah Athena yang tampak begitu kelelahan."Aku tidak apa-apa, Nathan," sambung Athena dengan senyuman hangat di wajahnya."Kau baru saja kembai dari Madrid, Athena. Kau pasti lelah. Lebih baik kau beristirahat. Besok kau bisa datang lagi ke sini," balas Nathan memberitahu. Tentu, dia melihat dengan jelas Athena yang begitu
"Athena, aku sudah meminta pelayan membuatkan soup kepiting untukmu. Apa kau ingin menu yang lainnya?" Justin melangkah mendekat ke arah Athena yang baru saja terbangun dari tidur siangnya. Kini Justin duduk di samping sang istri seraya memberikan apple juice yang dia bawa untuk Athena."Soup kepiting sudah cukup, Justin. Aku sedang tidak ingin makan banyak." Athena mengambil apple juice yang diberikan Justin, lalu meminumnya perlahan. "Justin, apa Nathan sudah menghubungimu? Bagaimana kabar Daddymu?" tanyanya seraya menatap Justin."Sudah, tadi Nathan sudah menghubungiku." Justin menyelipkan rambut Athena ke belakang daun telinganya. "Joseph dan Hazel datang. Kau tidak perlu khawtir. Biarkan adik-adikku yang menjaga Dad sementara. Besok kita akan kembali ke sana. Sekarang, aku ingin kau beristirahat. Aku melihat wajahmu begitu pucat. Apa kau ingin aku panggilkan dokter?""Tidak perlu, Justin." Athena menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja. Nanti aku akan kembali beristirahat."
"Justin, tadi pagi saat Peter ke sini, aku memintanya untuk mengantarkan oleh-oleh yang kita beli di Barcelona dan Madrid ke rumah ayahku dan juga ke keluargamu." Athena melangkah keluar dari walk-in closetnya. Kini tubuhnya telah terbalut oleh sebuah dress kuning dengan motif flower model kemben yang membuatnya terlihat segar dan sangat cantik. Kemudian, Athena melangkah menghampiri Justin yang tengah membaca koran dan langsung duduk di samping suaminya itu."Kau sudah mengantarkan semuanya?" Justin mengalihkan pandangannya kala melihat Athena sudah duduk di sampingnya."Ya, sudah." Athena mengambil susu kacang yang baru saja di antarkan oleh pelayan, lalu meminumnya perlahan. "Jam berapa kita ke rumah sakit, Justin? Aku yakin Mom Bianca pasti menunggumu," lanjutnya memberitahu."Kita berangkat setelah kau selesai menghabiskan sarapanmu. Aku tidak ingin, kau terlambat makan, Athena," tukas Justin mengingatkan sang istri.Athena tersenyum. Lalu, dia mengambil sandwich tuna serta omele
"Kylie? Kau baru pulang?" Viola menyapa kala melihat putrinya melangkah masuk ke dalam rumah."Iya, Mom. Maaf aku pulang terlambat. Tadi aku menemani Bibi Bianca." Kylie mendekat dan langsung memeluk Ibunya itu."Mommy senang kau menemani Bibi Bianca, sayang." Viola mengurai pelukannya. Lalu membawa tangannya mengelus lembut pipi Kylie. "Hari ini Mommy dan Daddy tidak bisa lama menemani Bibi Bianca karena Mommy harus menyelesaikan pekerjaan begitupun dengan Daddymu."Kylie mengangguk paham. "Tidak apa-apa, Mom. Tapi, lain kali Mom tidak perlu lagi memikirkan pekerjaan. Aku tidak ingin kau kelelahan, Mom. Biarkan aku dan Daddy saja yang mengurusnya.""Kylie, sejak kau berusia 17 tahun, kau sudah disibukan mengurus perusahaan Mommy dan Daddy. Bahkan hingga sampai dirimu menjadi seorang designer perhiasan, kau juga masih disibukan mengurus perusahaan Mommy dan Daddy. Apa kau tidak ingin menikah? Maksud Mommy, suamimu pasti akan membantumu dalam bekerja. Kau tidak perlu lagi harus kerepot
Suara dering ponsel terdengar. Athena yang baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya, dia langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang terus berdering itu. Kemudian, dia mengambil ponselnya dan menatap ke layar. Seketika kening Athena berkerut, melihat nomor Hazel yang muncul di layar ponselnya. Meski Athena bingung karena Hazel menghubunginya, tapi dia memilih untuk segera menjawabnya."Ya, Hazel?" jawab Athena saat panggilan terhubung."Ka Athena, maaf aku mengganggumu, Ka. Aku tadi menghubungi Ka Justin. Tapi dia tidak menjawabku. Aku hanya ingin memberitahu Dad sudah sadar, ka," seru Hazel dengan suara begitu antusias dari seberang line."Dad sudah sadar? Benarkah itu, Hazel?" tanya Athena mamastikan."Iya, ka. Daddy sudah sadar. Daddyku memang kuat, ka. Dia tidak lemah. Aku tahu, dia pasti akan cepat pulih. Nanti kakak kabari kak Justin, ya. Aku tidak bisa menghubunginya," ujar Hazel.Athena tersenyum. "Ya, Hazel. Aku dan Justin akan segera datang.""Baiklah, ka.
"Apa kami mengganggu?" Suara bariton memasuki ruang rawat Arthur, hingga membuat pandangan semua orang tertuju pada sumber suara itu."Paman Richo? Bibi Viola? Ka Kylie?" Hazel mengulas senyuman hangat di wajahnya kala melihat Richo, Viola dan Kylie melangkah masuk ke dalam. Kini Hazel mendekat dan langsung memeluk Richo dan Kylie bergantian. Justin, Nathan dan juga Joseph pun menyambut Richo dan Viola."Astaga, waktu berjalan begitu cepat. Kalian sudah besar sekali. Justin, Nathan, Joseph. Kalian tumbuh menjadi pria yang begitu tampan." Viola membawa tangannya menyentuh wajah Justin, Nathan dan juga Joseph. Kemudian, dia menatap Hazel, gadis kecil yang kini berubah menjadi wanita yang sangat cantik. "Hazel, kau mirip sekali dengan Ibumu. Kau sangat cantik, sayang.""Terima kasih, Bibi. Bibi juga sangat cantik," jawab Hazel dengan senyuman di wajahnya.Didetik selanjutnya, tatapan Viola teralih pada sosok wanita cantik yang berdiri di samping Justin. "Kau Athena, bukan? Senang melihat