Kylie duduk di kursi kebesaranya seraya menatap tumpukan hasil design perhiasan yang baru saja dia buat. Senyum di bibirnya terukir kala melihat semua hasil designnya tampak begitu sempurna.Suara dering interkom masuk terdengar. Kylie langsung mengalihkan pandangannya pada interkom yang terus berdering itu. Kemudian, dia menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dan menjawab dengan nada dingin, "Ada apa? Kenapa kau menggangguku?""Maaf, Nona jika saya mengganggu. Tapi saya hanya ingin mengatakan anda kedatangan tamu," ujar sang sekretaris dari seberang line."Tamu? Siapa yang datang? Bukannya aku tidak memiliki janji dengan siapapun?" Kening Kylie berkerut. Pikirannya terus mengingat siapa yang datang. Pasalanya, dia tidak merasa memiliki janji dengan siapapun."Nona Pamela Green ingin bertemu dengan anda, Nona. Apa Nona ingin menemuinya?""Pamela Green? Dia berada di kantorku?""Iya, Nona.""Persilahkan dia untuk masuk." Kylie langsung menutup panggilan dan mengalihkan pandangan
HueekkkkkAthena memuntahkan seluruh isi perutnya—dia memijit pelan pelipisnya kala merasakan kepalanya mulai memberat. Kini, dia membasuh mulutnya dengan air bersih."Kenapa kepalaku pusing sekali?" gumam Athena yang masih terus memijit pelipisnya. "Apa yang aku makan? Kenapa aku selalu mual?" gumamnya lagi. Kemudian, dia melangkah meninggalkan kamar mandi. Namun, kala Athena baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi, tatapannya teralih pada ponsel miliknya yang terus berdering. Athena langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas meja, lalu menatap ke layar. Seketika senyum di bibir Athena terukir melihat nomor Justin muncul di layar ponselnya. Ya, pagi ini Justin berangkat ke kantor lebih awal. Tanpa menunggu lama, Athena menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya."Ya, Justin?" jawab Athena saat panggilan terhubung."Athena, kau sedang apa? Maaf pagi ini, kau berangkat lebih awal. Aku masih harus menggantikan pekerja
"Justin, tadi Mom Bianca menghubungiku. Dia mengatakan hari ini Dad sudah di perbolehkan pulang. Apa keadaan Dad sudah jauh lebih baik?" Athena melangkah menghampiri Justin seraya membawakan secangkir kopi espresso yang dia buat untuk suaminya itu."Ya, Dad sudah jauh lebih baik," jawab Justin dengan senyuman tipis di wajahnya kala Athena berada di hadapannya.Athena mengangguk. Kemudian, dia memberikan cangir yang berisikan kopi seraya berkata, "Aku senang mendengarnya. Sekarang, kau minumlah. Aku yang membuatnya. Semoga kau menyukainya.""Aku pasti menyukainya," Justin mengambil cangkir itu dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menarik tangan Athena, duduk di pangkuannya. Athena sedikit terkejut kala Justin menarik tangannya, namun tepat di saat dirinya berada di pangkuan Justin, Athena langsung mengaitkan tangannya ke leher suaminya itu."Justin, aku sedikit gemuk. Pasti akan berat jika aku duduk di pangkuanmu," ucap Athena dengan bibir berkerut."Berat?" Alis Justin terangkat,
Athena menatap kagum gaun yang baru saja dikirimkan Bianca, Ibu mertuanya. Sebuah gaun berwarna tosca dengan model yang sederhana tapi tampak begitu anggun dan elegan. Sejak dulu Athena memang menganggumi Ibu mertuanya dalam mendesign gaun. Bahkan sebelum menikah dengan Justin. Bianca adalah salah satu designer favoritenya. Tidak hanya memiliki bakat yang hebat, tapi Ibu mertuanya juga memiliki hati yang begitu baik.Kini Athena mengambil gaun itu, dia langsung mengganti pakaiannya dengan gaun rancangan mertuanya. Dia pun mulai merias wajahnya dengan riasa tipis. Hari ini dia dan Justin harus menghadiri makan malam bersama keluarga Alessio. Tentu Athena tidak mungkin untuk tidak datang. Mengingat Keluarga Kylie begitu dekat dengan keluarga Justin."Selesai," ucap Athena kala memoles bibirnya dengan lipstik berwarna nude glossy. Riasan malam ini tampak begitu sederhana, tapi tetap terlihat fresh dan sangat menawan. Seperti biasa, Athena memiliki menggerai rambut coklatnya."Apa Justin
"Maaf, aku terlambat." Kylie yang berdiri di ambang pintu, dia melangkah masuk ke dalam ruang makan. Semua orang yang ada di sana langsung mengalihkan pandangannya pada Kylie. Terutama Nathan yang langsung menatap kagum penampilan Kylie malam ini. Dengan balutan gaun berwarna merah model tali spaghetti membuat Kylie tampak mengagumkan. Bahkan saat Kylie sudah duduk, Nathan tidak henti menatapnya.Namun, di saat Kylie mengalihkan pandangannya menatap dirinya, Nathan langsung berusaha untuk terlihat biasa. Sesaat dia dan Kylie saling bertukar senyuman. Seperti biasa Kylie akan mengulas senyuman hangat di wajahnya. Sedangkan Nathan tersenyum penuh arti. Sebuah senyuman yang tampak begitu sulit di artikan."Kylie, lain kali jangan terlambat, sayang. Tidak enak dengan Paman Arthur dan Bibi Bianca yang menunggumu," ucap Viola menegur pelan putrinya."Maaf, Mom," jawab Kylie dengan suara menyesal."Sudah tidak apa-apa, Viola," sambung Bianca. "Tadi Justin dan Athena juga baru datang."Viola
*Sejak dulu kau tidak berubah Justin. Kau sangat perhatian padaku, kau menyayangiku. Aku yakin suatu saat aku akan menikah denganmu. Aku hanya perlu bersabar hingga kau menyadari bahwa hanya aku yang mencintaimu. Aku yakin, Marinka bukan wanita yang terbaik untukmu.**Hari ini, aku mendengar kau berlibur dengan Marinka. Hatiku hancur Justin. Tidak ada yang tau tentang perasaanku. Selama ini, aku menutupinya dari kedua orang tuaku karena kau menjelalin hubungan dengan Marinka. Aku tidak mungkin mengatakan pada orang tuaku, aku masih menyukaimu. Tapi aku yakin, Mommy sangat tahu perasaanku. Setidaknya aku akan berpura-pura sudah melupakanmu. Suatu saat aku akan kembali ke New York, dan alasan aku kembali adalah hanya untuk dirimu.**Astaga, Ya, Tuhan... Nathan mengatakan dia menyukaiku. Tapi tidak, aku yakin dia pasti hanya bercanda. Dia tidak mungkin serius menyukaiku. Aku menyayangi Nathan tapi layaknya saudara laki-laki, bukan sebagai sosok pria yang aku cintai. Hari ini Nathan berta
"Jadi ini yang kau sembunyikan, Kylie?" Suara bariton memasuki ruangan itu. Dia dan wanita yang ada di sampingnya mendekat ke arah Nathan dan Kylie.Nathan dan Kylie mengalihkan pandangan mereka, pada sumber suara itu. Seketika tubuh Kylie mematung kala melihat sosok pria yang mendekat ke arahnya dan Nathan. Terlihat wajah Kylie yang tampak begitu terkejut. Bahkan rasanya, Kylie tidak mampu berkata-kata."K-Ka Justin?" ucap Kylie terbata-bata. Ya, di hadapan Kylie adalag Justin dan Athena. Sesaat Justin menatap Kylie dengan tatapan begitu dingin. Sedangkan Kylie, dia menundukan kepalanya tidak berani menatap Justin."Tidak ada lagi yang aku bahas di sini. Aku harus pergi." Nathan hendak meninggalkan ruangan itu. Namun Justin langsung menahan tangan Nathan. Dia tidak mengizinkan adiknya untuk pergi dari sana."Kau diam di sini," tukas Justin dingin dan penuh penekanan pada Nathan.Nathan membuang napas kasar. Dia ingin sekali meninggalkan ruangan itu, tapi dengan terpaksa dia harus tet
Athena duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Ya, setelah kembali dari kediaman Alessio, Athena memilih diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak bisa dipungkiri, Athena tidak henti memikirkan kejadian tadi. Kejadian dimana dia mengetahui segalanya. Selama ini wanita yang telah dicintai Nathan adalah Kylie. Pantas saja Nathan begitu menunggu wanita yang dicintainya, kenyataannya Nathan mencintai sosok wanita yang begitu sempurna. Itulah yang ada di benak Athena.Justin yang baru saja keluar dari kamar mandi, dia menatap Athena yang tengah melamun. Kemudian, dia melangkah mendekat ke arah sang istri lalu duduk tepat di sampingnya. "Athena?" panggilnya seraya mengelus lembut pipi Athena."Justin?" Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang sudah duduk di sampingnya itu."Apa yang kau pikirkan? Apa kau masih mual? Besok aku akan meminta Dokter untuk memeriksamu." Justin menarik tangan Athena, membawanya masuk ke dalam dekapannya."Aku sudah l