"Justin, tadi Mom Bianca menghubungiku. Dia mengatakan hari ini Dad sudah di perbolehkan pulang. Apa keadaan Dad sudah jauh lebih baik?" Athena melangkah menghampiri Justin seraya membawakan secangkir kopi espresso yang dia buat untuk suaminya itu."Ya, Dad sudah jauh lebih baik," jawab Justin dengan senyuman tipis di wajahnya kala Athena berada di hadapannya.Athena mengangguk. Kemudian, dia memberikan cangir yang berisikan kopi seraya berkata, "Aku senang mendengarnya. Sekarang, kau minumlah. Aku yang membuatnya. Semoga kau menyukainya.""Aku pasti menyukainya," Justin mengambil cangkir itu dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menarik tangan Athena, duduk di pangkuannya. Athena sedikit terkejut kala Justin menarik tangannya, namun tepat di saat dirinya berada di pangkuan Justin, Athena langsung mengaitkan tangannya ke leher suaminya itu."Justin, aku sedikit gemuk. Pasti akan berat jika aku duduk di pangkuanmu," ucap Athena dengan bibir berkerut."Berat?" Alis Justin terangkat,
Athena menatap kagum gaun yang baru saja dikirimkan Bianca, Ibu mertuanya. Sebuah gaun berwarna tosca dengan model yang sederhana tapi tampak begitu anggun dan elegan. Sejak dulu Athena memang menganggumi Ibu mertuanya dalam mendesign gaun. Bahkan sebelum menikah dengan Justin. Bianca adalah salah satu designer favoritenya. Tidak hanya memiliki bakat yang hebat, tapi Ibu mertuanya juga memiliki hati yang begitu baik.Kini Athena mengambil gaun itu, dia langsung mengganti pakaiannya dengan gaun rancangan mertuanya. Dia pun mulai merias wajahnya dengan riasa tipis. Hari ini dia dan Justin harus menghadiri makan malam bersama keluarga Alessio. Tentu Athena tidak mungkin untuk tidak datang. Mengingat Keluarga Kylie begitu dekat dengan keluarga Justin."Selesai," ucap Athena kala memoles bibirnya dengan lipstik berwarna nude glossy. Riasan malam ini tampak begitu sederhana, tapi tetap terlihat fresh dan sangat menawan. Seperti biasa, Athena memiliki menggerai rambut coklatnya."Apa Justin
"Maaf, aku terlambat." Kylie yang berdiri di ambang pintu, dia melangkah masuk ke dalam ruang makan. Semua orang yang ada di sana langsung mengalihkan pandangannya pada Kylie. Terutama Nathan yang langsung menatap kagum penampilan Kylie malam ini. Dengan balutan gaun berwarna merah model tali spaghetti membuat Kylie tampak mengagumkan. Bahkan saat Kylie sudah duduk, Nathan tidak henti menatapnya.Namun, di saat Kylie mengalihkan pandangannya menatap dirinya, Nathan langsung berusaha untuk terlihat biasa. Sesaat dia dan Kylie saling bertukar senyuman. Seperti biasa Kylie akan mengulas senyuman hangat di wajahnya. Sedangkan Nathan tersenyum penuh arti. Sebuah senyuman yang tampak begitu sulit di artikan."Kylie, lain kali jangan terlambat, sayang. Tidak enak dengan Paman Arthur dan Bibi Bianca yang menunggumu," ucap Viola menegur pelan putrinya."Maaf, Mom," jawab Kylie dengan suara menyesal."Sudah tidak apa-apa, Viola," sambung Bianca. "Tadi Justin dan Athena juga baru datang."Viola
*Sejak dulu kau tidak berubah Justin. Kau sangat perhatian padaku, kau menyayangiku. Aku yakin suatu saat aku akan menikah denganmu. Aku hanya perlu bersabar hingga kau menyadari bahwa hanya aku yang mencintaimu. Aku yakin, Marinka bukan wanita yang terbaik untukmu.**Hari ini, aku mendengar kau berlibur dengan Marinka. Hatiku hancur Justin. Tidak ada yang tau tentang perasaanku. Selama ini, aku menutupinya dari kedua orang tuaku karena kau menjelalin hubungan dengan Marinka. Aku tidak mungkin mengatakan pada orang tuaku, aku masih menyukaimu. Tapi aku yakin, Mommy sangat tahu perasaanku. Setidaknya aku akan berpura-pura sudah melupakanmu. Suatu saat aku akan kembali ke New York, dan alasan aku kembali adalah hanya untuk dirimu.**Astaga, Ya, Tuhan... Nathan mengatakan dia menyukaiku. Tapi tidak, aku yakin dia pasti hanya bercanda. Dia tidak mungkin serius menyukaiku. Aku menyayangi Nathan tapi layaknya saudara laki-laki, bukan sebagai sosok pria yang aku cintai. Hari ini Nathan berta
"Jadi ini yang kau sembunyikan, Kylie?" Suara bariton memasuki ruangan itu. Dia dan wanita yang ada di sampingnya mendekat ke arah Nathan dan Kylie.Nathan dan Kylie mengalihkan pandangan mereka, pada sumber suara itu. Seketika tubuh Kylie mematung kala melihat sosok pria yang mendekat ke arahnya dan Nathan. Terlihat wajah Kylie yang tampak begitu terkejut. Bahkan rasanya, Kylie tidak mampu berkata-kata."K-Ka Justin?" ucap Kylie terbata-bata. Ya, di hadapan Kylie adalag Justin dan Athena. Sesaat Justin menatap Kylie dengan tatapan begitu dingin. Sedangkan Kylie, dia menundukan kepalanya tidak berani menatap Justin."Tidak ada lagi yang aku bahas di sini. Aku harus pergi." Nathan hendak meninggalkan ruangan itu. Namun Justin langsung menahan tangan Nathan. Dia tidak mengizinkan adiknya untuk pergi dari sana."Kau diam di sini," tukas Justin dingin dan penuh penekanan pada Nathan.Nathan membuang napas kasar. Dia ingin sekali meninggalkan ruangan itu, tapi dengan terpaksa dia harus tet
Athena duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Ya, setelah kembali dari kediaman Alessio, Athena memilih diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak bisa dipungkiri, Athena tidak henti memikirkan kejadian tadi. Kejadian dimana dia mengetahui segalanya. Selama ini wanita yang telah dicintai Nathan adalah Kylie. Pantas saja Nathan begitu menunggu wanita yang dicintainya, kenyataannya Nathan mencintai sosok wanita yang begitu sempurna. Itulah yang ada di benak Athena.Justin yang baru saja keluar dari kamar mandi, dia menatap Athena yang tengah melamun. Kemudian, dia melangkah mendekat ke arah sang istri lalu duduk tepat di sampingnya. "Athena?" panggilnya seraya mengelus lembut pipi Athena."Justin?" Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang sudah duduk di sampingnya itu."Apa yang kau pikirkan? Apa kau masih mual? Besok aku akan meminta Dokter untuk memeriksamu." Justin menarik tangan Athena, membawanya masuk ke dalam dekapannya."Aku sudah l
Athena mematut cermin. Dia memoles wajahnya kala sedikit pucat. Ya, hari ini dia akan bertemu dengan Nathan. Dan tentu diantar oleh suaminya. Jujur saja, Athena sudah lama tidak berbicara dengan Nathan. Terlebih kali ini, mereka akan mengungkit tentang pembicaraan masa lalu. Namun, meski demikian kedatangan Athena hanya murni sebagai seorang sahabat dan tidak lebih."Athena," Justin berdiri di ambang pintu, dia menatap sang istri yang tengah berias. Kemudian dia melangkah mendekat ke arah Athena. "Apa kau sudah siap?" tanyanya seraya mengusap lembut rambut panjang Athena.Athena mengalihkan pandangannya dan tersenyum melihat Justin berdiri di sampingnya. "Justin, hari ini kau tidak ada pekerjaan? Maksudku, kau tidak apa-apa menemaniku?" tanyanya memastikan."Aku sudah meminta Peter mengambil alih pekerjaanku." Justin mengecup kening Athena. "Lebih baik kira berangkat sekarang."Athena mengangguk—dia mengambil tas dan ponselnya yang berada di atas meja rias. Kini Justin dan Athena berj
"Ka," Nathan menyapa saat melihat Justin duduk di ruang keluarga. Kini dia dan Athena melangkah menghampiri Justin."Kau tidak perlu ke kantor. Ambilah libur beberapa hari ini," ujar Justin saat melihat Nathan berdiri di hadapannya. Athena yang berada di samping Nathan, dia langsung duduk tepat di samping Justin."Banyak pekerjaan yang aku harus selesaikan. Aku tidak bisa berlama-lama libur." Nathan duduk di hadapan Justin. Kemudian, dia memanggil pelayan membawakan dua kopi untuknya dan Justin serta orange juice untuk Athena. Tak berselang lama, pelayan mengantarkan minuman yang dipesan oleh Nathan."Aku bisa menyelesaikan pekerjaanmu. Mungkin kau bisa ke Venice. Bukankah, kau sudah lama tidak ke Venice?" Justin mengambil cangkir yang berisikan kopi expresso yang terletak di atas meja dan menyesapnya perlahan."Aku tidak bisa tenang berlibur jika banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan," jawab Nathan.Justin mengangguk. "Katakan jika kau membutuhkan bantuanku. Aku akan mengurus pe