“Justin, apa Peter menghubungimu? Kenapa nomor ponsel Julia tidak aktif sejak tadi malam?” Athena bertanya seraya melanagkah mendekat ke arah Justin yang tengah membaca koran.Mendengar suara Athena, Justin menurunkan korannya. Lalu meletakan ke atas meja. Dia menarik pelan tangan Athena, duduk di pangkuannya. Reflek, Athena mengaitkan tangannya di leher Justin. Dia merapatkan tubuhnya pada tubuh sang suami. Kini Justin menarik dagu Athena, mencium dan melumat lembut bibir sang istri.“Justin, kau belum menjawab pertanyaanku tadi,” ucap Athena saat pagutannya terlepas.“Peter dan Julia pagi ini sedang hiking. Tadi malam mereka menghabiskan waktu di kapal pesiar. Biarkan mereka menikmati waktu mereka, Athena.” Justin membawa tangannya mengusap lembut perut Athena yang kian membesar itu. Dia sudah tidak sabar lagi melihat anak-anaknya.Athena tersenyum. “Aku senang kalau mereka semakin dekat,” jawabnya seraya membenamkan wajahnya di leher Justin. Menghirup aroma parfume suaminya itu.“W
Athena mengusap perutnya yang kian membuncit. Kehamilannya belum sampai tujuh bulan namun dia mulai kesulitan berjalan. Dia pun merasa tidak nyaman ketika tidur. Tidak heran, karena dia tengah mengandung tiga bayi sekaligus.Tidak pernah terpikir oleh Athena, dia akan mengandung tiga bayi langsung. Pantas saja perutnya sangat besar. Beruntung, dia tidak memiliki strechmark. Jika saja dia memilikinya, dia pasti akan sangat malu. Meski Justin selalu mengatakan dia sangat cantik, tapi tetap saja sebagai seorang istri Athena ingin berpenampilan menarik untuk suaminya.Suara ketukan pintu terdengar. Athena mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan langsung menginterupsi untuk masuk.“Selamat pagi Nyonya Athena.” Seorang pelayan membawakan napan yang berisikan sarapan untuk Athena.“Pagi. Letakan saja di meja.” Athena berucap seraya duduk di sofa.“Baik Nyonya.” Kini sang pelayan meletakan sarapan yang dia bawa ke atas meja. “Nyonya, tadi saat Tuan Justin berangkat ke kantor, beliau berpe
“Justin? Athena? Kalian sudah datang?” Bianca menyambut kedatangan Justin dan Athena kala memasuki rumah. Dia langsung memeluk putra dan menantunya itu bergantian.“Maaf kami terlambat, Mom.” Athena mengurai pelukannya. Dia mengulas senyuman hangat di wajahnya, menatap lembut Bianca.“Tidak, sayang. Kalian tidak terlambat.” Tatapan Bianca teralih pada perut Athena yang membuncit. “Cucu Mommy baik-baik saja, kan?” tanyanya.“Mommy tenang saja, cucu Mommy berhasil membuat tubuhku tidak lagi berbentuk. Dan tentu saja mereka sehat kareka telah membuatku selalu ingin makan tengah malam.” Athena menjawab seraya mengulum senyumannya.“Tidak apa-apa, yang penting kalian sehat.” Bianca membawa tangannya, mengelus lembut pipi Athena. “Dulu saat Mommy mengandung Justin, tubuh Mommy juga naik cukup parah. Tapi setelah itu Mommy kembali menjaga pola makan dan berolah raga demi memulikan berat badan Mommy.”Justin mengembuskan napas panjang. Entah kenapa wanita selalu diributkan dengan berat badan.
Justin mengisap rokoknya dengan kuat, lalu mengembuskan asap ke udara. Pikirannya terus memikirkan sang istri. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena dia kehilangan kendali hingga membentak istrinya itu. Terlebih dia melihat Athena menangis, itu yang membuatnya semakin resah. Harusnya dia bisa mengendalikan dirinya, tapi amarah Justin tidak lagi tertahan ketika Athena memaksa dirinya untuk menghadiri pesta Kylie. Justin tahu apa yang direncanakan oleh Athena. Dan tentu Justin mengenal sosok istrinya yang begitu mudah memaafkan.Justin membuang napas kasar dan mengumpat dalam hati. Kini dia mematikan rokoknya. Lalu dia kembali melangkah menuju kamar. Dia tidak bisa tenang jika seperti ini. Wajah Athena yang menangis selalu muncul dalam benaknya.Saat Justin tiba di kamar, dia terpaku melihat Athena terbaring di ranjang, meringkuk. Selimutnya sudah jatuh, tidak lagi menutup tubuh sang istri. Justin mendekat, dia langsung menarik selimut, menutupi tubuh Athena. Namun, seketika tatapan Ju
“Kak!” Suara bentakan keras begitu menggelegar memasuki ruang kerja Justin. Sontak Justin dan Peter mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Raut wajah Justin berubah kala menatap sosok yang dia kenali menerobos masuk ke dalam ruang kerjanya.“Kenapa kau di sini? Apa kau tidak memiliki sopan santun masuk ke dalam ruang kerjaku dengan berteriak seperti itu?” Suara Justin berseru dengan tatapan yang begitu dingin pada Joseph yang kini mendekat ke arahnya. Yang ada di hadapan Justin adalah Joseph—adik laki-lakinya.Saat Joseph datang, Peter langsung menundukan kepalanya pamit undur diri dari hadapan Justin dan Joseph.“Ka, apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Kenapa kau membatasiku untuk mengambil uang di perusahaan?” Joseph menatap dingin Justin. Kilat kemarahan terlihat di wajahnya. Jika saja Justin bukan kakak kandungnya, mungkin sudah sejak tadi Joseph menghajar kakaknya itu.Justin mengembuskan napas kasar mendengar apa yang dikatakan oleh Joseph. Dia mengambil wine di
Setelah makan malam, Justin dan Athena kembali ke kamar. Athena pun langsung mengganti pakaiannya dengan gaun tidur yang berukuran besar. Kini Justin dan Athena duduk di ranjang seraya menyandarkan punggung di kepala ranjang. Justin memilih untuk fokus pada iPad di tangannya. Sedangkan Athena yang sejak tadi ingin mengajak Justin berbicara, hanya saja dia bingung sang suami hanya diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun.“Justin.” Athena memanggil sang suami dengan suara yang pelan.“Ya?” Justin mengalihkan pandangannya, menatap Athena.“Ada yang ingin aku bicarakan padamu.” Athena mengucapkan itu seraya menekuk sedikit bibirnya.Justin menghela napas panjang. Dia meletakan iPad di tangannya ke atas nakas dan kembali menatap Athena. “Apa yang ingin kau bicarakan?”“Aku ingin minta maaf soal kemarin, Justin.” Athena menatap Justin seperti anak kecil yang tengah melakukan kesalahan. Kini dia kembali melanjutkan perkataannya, “Maaf karena telah memaksamu untuk datang ke pernikahan Kyli
Athena melangkan kakinya menelusuri bibir pantai. Sepulangnya Drake dan Paula, Athena meminta Justin untuk menemaninya ke Cooper’s Beach. Jaraknya cukup jauh dari Manhattan, kurang lebih membutuhkan waktu dua jam perjalanan menuju pantai ini. Beruntung Justin pun menuruti permintaan Athena. Mungkin salah satu alasannya karena ini adalah weekend.Awalnya Justin memang tidak menyetujuinya, karena jarak pantai yang diminta Athena cukup jauh, namun bukan Athena namanya kalau tidak merayu sang suami agar menuruti permintaannya. Terlebih perjalanan dua jam, tidak akan terasa bagi Athena selama Justinlah yang berada disisinya.“Justin, apa Ka Annabeth sudah kembali ke Los Angeles?” tanya Athena sambil melirik ke arah Justin yang berdiri di sampingnya.“Sudah, dia baru menghubungiku sebelum kira ke sini. Dia harus kembali ke Los Angeles karena menemani suaminya,” jawab Justin sembari menggenggam tangan sang istri. Pemandangan di sore hari begitu menyejukan. Tidak heran, banyak turis yang berd
Kandungan Athena mulai memasuki bulan kedelapan. Menjelang Athena melahirkan, Justin semakin overprotective. Justin tidak memperbolehkan Athena keluar tanpa dirinya. Bayangkan saja, jika Athena ingin berbelanja, Justin harus ikut menemani.Athena mengakui perutnya sudah begitu membesar. Dia sudah sulit bergerak, dan tidur pun merasa tidak nyaman. Namun, meski demikian Athena tidak pernah mengeluh. Rasanya dirinya sudah tidak lagi sabar menunggu kelahiran anak-anaknya. Hingga detik ini, Athena dan Justin belum mengetahui jenis kelamin anak-anaknya.Jujur, Athena sebenarnya sangat penasaran. Tapi, dia dan Justin memutuskan menunggu hingga anak-anak mereka lahir. Dan untuk perlengkapan baju bayi, jangan ditanya. Karena dari Keluarga Athena serta Keluarga Justin, hampir setiap minggu mengirimkan baju bayi laki-laki dan perempuan dan juga mainan.Kini Athena tengah duduk bersantai di kamar seraya menonton film drama kesukannya. Tadi pagi Justin sudah berangkat lebih awal. Biasanya Justin