"Selamat malam, Tuan Leo," ucap seorang pria yang tampak sebaya dengan Leo. Leo menyambutnya dengan senyuman dan menyambut uluran tangannya."Selamat malam juga," balas Leo.Pria tersebut kemudian melihat Mona dengan tatapan nakal. "Apakah ini istrimu? Sangat cantik sekali," katanya sambil menatap Mona dengan penuh minat, meskipun Mona merasa risih dan sedikit berusaha menyembunyikan dirinya di balik punggung Leo."Benar, ini istriku," jawab Leo dengan cepat.Pria tersebut kemudian melanjutkan dengan pujian. "Sungguh, kamu sangat beruntung mendapatkan Wahyu, secantik dia. Tadi aku mendengar dia bermain biola di Hawaii, sangat indah."Leo terdiam sejenak, menatap ekspresi wajah Alexander yang tampak aneh."Terima kasih atas pujiannya," ucap Leo sambil tersenyum bangga.Namun, Alexander melanjutkan dengan tawarannya yang aneh, "Saya berani membayarnya berapapun, bahkan senilai saham Amerika."Mona merasa jantungnya hampir berhenti berdetak mendengar tawaran tersebut, meskipun dia tidak
Leo mengangkat telepon dari seseorang, namun dia menjauh dari Mona. Wajahnya terlihat shock setelah berbicara di ujung telepon.Mona menatap Leo dengan keheranan. "Kenapa, ada apa?" tanya Mona, mencoba mencari tahu apa yang membuat Leo terlihat seperti itu."Aku harus pergi ke luar kota besok," jawab Leo dengan suara serius.Leo mendapat kabar bahwa sebuah hotel di luar kota mengalami kebakaran, dan dia harus pergi ke lokasi untuk menangani situasi tersebut."Mendadak banget, Om," ucap Mona dengan rasa heran."Iya, hotel di sana mengalami kebakaran," kata Leo sambil menghela nafas dalam.Lalu Mona masuk ke dalam kamar mandi, membawa pakaian dari lemari. Tidak lama kemudian, dia kembali dengan pakaian tugas malam yang menerawang, menunjukkan keindahan tubuhnya.Leo, yang sebenarnya ingin berganti pakaian, tergoda dengan penampilan menggoda istrinya. Dia memutuskan untuk menunda berganti pakaian dan membiarkan dirinya terpesona oleh kecantikan Mona."Sayang. Kau sangat cantik." Gumamnya
Leo menatap tajam ke arah seseorang yang mendekatinya. Mata Leo yang penuh dengan kebingungan dan keheranan, saat melihat sosok wanita yang dia kenal.Itu adalah Alexa, dengan senyuman manis yang memancar dari wajahnya, mendekati."Alexa," panggil Leo dengan suara yang penuh keheranan. "Kau berada di sini."Alexa tersenyum lembut, membalas tatapan dari Leo. "Leo, betapa senangnya aku bisa bertemu denganmu lagi. Kau selalu membuat ku memikirkan mu."Leo menatap dingin. "Hem, jangan aneh-aneh!"Leo merasa aneh saja dengan kehadiran Alexa di dekatnya."Aku ke sini ... pasti heran, kan? Saya sangat merindukan mu dan ingin bersama mu." Alexa mendudukan dirinya di depan Alexa."Jangan macam-macam." Leo menggeleng."Saya tidak macam-macam, saya ingin mengungkapkan perasaan saja." Kata Alexa."Cukup. Tidak perlu berkata yang aneh," ucap Leo dengan nada tidak suka."Aku ke sini. Dengan sengaja untuk menemani mu dalam kesendirian." Alexa tampak serius."Saya sudah punya istri." Leo semakin geram
Kilatan cahaya kamera yang mengambil gambar Mona dan Marfin yang tanpa mereka sadari. Suasana tenang terhenti ketika Mona tiba-tiba beranjak dari duduknya, menarik perhatian Marfin yang duduk di sebelahnya.Marfin dengan cepat meraih tangan Mona dengan ekspresi penuh harap, namun tindakannya langsung ditepis oleh Mona sebagai penolakan yang tegas."Maaf, Marfin. Aku sudah memilih jalanku," ucap Mona dengan suara lembut namun mantap, mencoba menjelaskan tanpa melukai perasaan Marfin.Marfin terdiam sejenak, matanya mencerminkan kekecewaan yang mendalam. "Tapi, Mona, aku masih mencintaimu. Kita bisa memperbaiki semuanya," desis Marfin dengan nada penuh harap.Mona menggeleng pelan, ekspresinya penuh dengan campuran antara belas kasihan dan ketegasan. "Kita sudah berada di titik akhir, Marfin. Aku harap kau bisa mengerti," ucap Mona sambil menatap mata Marfin dengan penuh empati.Marfin terdiam, tak mampu berkata-kata dalam kekecewaannya. Mereka berdua terdiam sejenak. Yang detik kemudia
Mona mencoba melepaskan diri dari cengkraman kuat Alexander. Dia merasa terjepit dan memberikan ancaman kepada Alexander bahwa dia akan melaporkan kejadian ini pada suaminya, Alexander tidak gentar sedikit pun dan tetap terus menggenggam tangan Mona dengan kuat.Mona berusaha melepaskan diri. "Tuan, lepaskan aku! Aku akan melaporkan ini pada suamiku! Dia tidak akan tinggal diam melihat perlakuanmu!"Alexander dengan nada sinis. "Laporkan saja, cantik. Tapi apakah kamu yakin suamimu akan menyelamatkan mu? Dia tidak berada di sini untuk melindungimu."Mona merasa tertantang oleh kata-kata Alexander. Di satu sisi, dia merasa takut karena benar Leo saat ini sedang berada di luar kota. Sibuk dengan pekerjaannya."Suamiku pasti akan melindungi ku! Dia bukan tipe pria yang membiarkan orang lain menyakiti istrinya!" Teriak Mona.Alexander tersenyum sinis. "Kita akan lihat, cantik. Tapi sekarang, kamu harus menghadapi akibat dari ancamanmu."Tuan Alexander mengambil sesuatu dari sakunya. Kemud
Leo langsung menghindar dari rangkulan seorang wanita yang jelas-jelas dia kenal, meskipun dari baunya saja. Alexa tersenyum manja di hadapan Leo, mengenakan pakaian seksi yang menggoda. Leo menatap dengan ekspresi tidak suka.Leo menghindar dengan tegas. "Jangan berpikir bahwa aku tertarik denganmu."Pria tampan berwibawa itu tidak habis pikir. Apa sih maunya sehingga terus menguntitnya.Alexa meraih tangan Leo dengan penuh percaya diri. "Oh, Leo, jangan berpura-pura. Aku tahu kamu masih memiliki perasaan padaku. Kita bisa melanjutkan apa yang dulu kita miliki."Leo melepaskan tangan Alexa dengan tegas. "Salah. Aku tidak membutuhkannya."Bagi Leo. Masa lalu sudah berlalu dan dia telah melangkah maju. Tidak ingin terlibat dalam hubungan lagi.Alexa: menggoda dengan senyuman nakal. "Tapi, Leo, kita memiliki kenangan yang begitu indah bersama. Apa kamu benar-benar bisa melupakannya begitu saja?""Aku telah belajar dari kesalahan!" Tegas Leo. Tidak pernah terbesit di kepala Leo untuk kem
Leo memasuki kamar dengan langkah ringan, setelah melepas jasnya. Dia melihat pada Mona, yang sibuk membuka sepatunya sambil berjongkok dihadapannya.Wajah Mona terlihat sedih, memancarkan ketegangan yang baru saja dia alami."Sayang," panggil Leo lembut, menyuruh Mona untuk duduk di sampingnya.Mona mengangkat wajahnya yang sedikit kusut, mencoba tersenyum. "Iya, Om suami," jawabnya dengan suara yang sedikit tertekan.Leo mengambil tangan Mona dengan penuh kelembutan. "Apa yang terjadi, hem?" menatap wajah sang istri yang tampak risau.Mona menghela nafas, mencoba mengungkapkan perasaannya. "Om suami, tadi aku dan ibu Anda berdebat tentang memiliki anak. Dia seolah memaksa agar kita segera punya anak. Padahal aku kan tidak menjaganya sama sekali. Malahan ... menganggap aku mandul "Leo menatap Mona dengan penuh perhatian. "Memangnya kau mandul?" tanya Leo sambil mengerutkan keningnya."Iih ... mana aku tahu, aku juga dibandingkan dengan Laksmi yang jelas sudah matang, anak itu kan ti
Leo menatap jauh ke arah matahari yang mulai tenggelam. Melalui jendela ruang kerjanya."Aku tidak suka membahas mantan," ucapnya pelan, suara terbawa oleh angin senja.Mona mengangguk memahami. Sambil menatap mata Leo, dia tersenyum hangat. "Aku mengerti, Om. Kita lebih baik fokus pada masa depan kita bersama aja ya," ujarnya lembut.Leo tersenyum lega. Dia merasakan getaran hangat dari pelukan Mona yang erat."Terima kasih, sayang," ucap Leo, menggenggam erat tangan Mona.Mona tersenyum bahagia. Dia pun mengucapkan kata-kata yang selama ini terpendam di hatinya. "Aku sangat merindukan mu."Keduanya saling berpelukan kembali. ..Malam itu, suasana konferensi semakin hening ketika juru bicara Leo kembali mengambil mikrofon untuk melanjutkan penjelasannya kepada wartawan yang hadir."Demi menjaga transparansi, saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa foto-foto yang beredar itu benar-benar jebakan," ucap juru bicara Leo.Dengan suara yang mantap. "Tuan Leo dan Alexa hanya sebatas manta