Share

Terjerat Cinta Dosen
Terjerat Cinta Dosen
Author: Arizumi

Bab.1.Kelulusan.

Kepala sekolah mengumumkan  kelulusan siswa   Sma negeri  10 kota kecil di jawa tengah. Tepatnya di daerah pemalang. Para siswa   berderet menunggu pengumuman itu. Anak-anak Deg-deg an menunggu pengumuman. Tatkala kepala sekolah mengumumkan hasil kelulusan, mereka lulus seratus persen. Anak- anak bersorak sorai menyambut pengumuman dari kepala sekolah. Di lanjut Kepala sekolah mengumumkan juara satu sampai sepuluh. Amelia masuk dalam sepuluh besar.  Mendengar itu ia mengucap alhamdulilah,Selesai pengumuman murid menbubarkan diri, ada yang masuk  kelas masing- masing. Murid terutama yang laki- laki membawa  pilox untuk mencorat- coret pakaianya. 

Tapi Amelia tak ikut corat- coret sebagai euforia kelulusan. Ia lebih suka masuk kelas. Amelia duduk di bangkunya. Shinta yang di sampingnya heran, sahabatnya heran dengan tingkah laku Amelia. 

"Amel, kenapa malah duduk di sini? Nggak ikut corat- coret?" 

"Aku bukan orang kaya, Shin. Nanti seragam ini aku lengserkan ke adiku. Adiku baru lulus smp. Sebentar lagi mau masuk sma." ucap Amelia sendu.

"Kamu juga kenapa duduk di sini, nggak ikut corat-coret? 

" Aku di wanti-wanti sama Mama, nggak boleh ikutan baju di corat-coret," 

"Oh ya shin, aku  pingin kuliah. Semoga ada beasiswa  masuk ke Universitas."

"Amiin..." Ucap Shinta tanganya menegadahkan keatas. Shinta temen sebangku juga sahabat karibnya. 

"Ya dah, jangan sedih terus. Ikut ke kantin yuk..." Shinta meraih tangan Amelia dan mengandengnya. Mereka menuju ke kantin. Tapi ketika baru berjalan beberapa langkah Mereka di hadang Roni. 

"Mau kemana kalian?" Tanya Roni berkacak pinggang. Sebenarnya Roni berwajah tampan, dia juga anak orang kaya di kota ini. Sayangnya ia termasuk  bandel. Suka membolos, tak jarang  di kantin tempat ia merokok. Roni sudah lama menyukai Amelia, tapi Amelia tak mengangapnya temen biasa. Ia hanya ingin fokus belajar. 

"Pergilah Ron, kami tak ingin di ganggu..." Ucap Shinta sewot, Sedang Amelia hanya diam menatap Roni.  

Shinta kemudian menarik tangan Amelia untuk menjauh dari Roni. 

Roni pun mengejar mereka berdua. 

"Hei, tunggu aku !" Ucap Roni mengejar mereka berdua. 

Mereka berhenti dan menoleh. 

"Amel, nanti kita pulang bareng ya," ajak Roni. Mendengar ucapan Roni, Amelia sewot. Tapi di tahan emosinya. Tak  ingin bertengkar dengan Roni.

"Maaf Ron, Aku akan pulang bersama Shinta." ucap Amelia. 

Roni hanya menghela nafas berat, kecewa. Ia selalu menghindari dirinya, pujaan hatinya berlalu dari hadapanya. 

****

    Guru wali kelas membagikan pengumuman surat kelulusan,  Itu sebagai bukti bahwa siswa itu telah lulus dari sekolah juga surat sementara untuk mendaftar kuliah. Mereka semua mendapatkan surat itu tak terkecuali Amelia, ia bersyukur mendapatkan sepuluh besar di sekolahnya. Angan-angan melanjutkan kuliah melintas di kepalanya. Ia bercita-cita menjadi dokter. "Semoga ada beasiswa masuk ke jurusan itu.Amin,"batin Amelia.

Mereka pulang bersama  Karena memang rumah mereka juga searah. Shinta lebih dulu sampai di rumahnya. Ia melambaikan tangan pada Amelia. Saat sampai di depan gerbang rumahnya, Amelia pun membalasnya. 

Angkutan umum berhenti di depan gang rumah Amelia. Setelah membayar angkutan ia  turun. Amelia berjalan menyusuri gang. Akhirnya ia sampai di rumahnya. 

Ibunya Amelia sibuk melayani konsumen. 

"Assalualaikum..." 

Ibunya walaupun sibuk menjawab salam Amelia. 

"Walaikum salam..." 

Amelia berjalan ke kamarnya. Ia berganti pakaian. Segera membantu ibunya melayani pembeli. 

Tak lama kemudian. Para pembeli itu pulang. Mama Ning ibunya Amelia menoleh ke arah Amelia.

"Makan dulu Amel. Ibu udah masak..."

"Ibu udah makan belum?"

" Udah nak." Ucap Ningsih.

Amelia beranjak dari duduknya. Ia segera ke ruang makan. Lauk sederhana terhidang di meja. Sayur asem, Ikan goreng, tempe serta sambel kesukaan Amelia. Orang tua Amelia orang biasa. Ibunya membuka toko sembako di depan rumahnya. Namanya Ningsih,sedang Ayahnya bernama  pak Trisno seorang petani. Walaupun mengarap lahan sendiri tapi hasilnya tak bisa tiap bulan menghasilkan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga Pak Trisna bekerja sambilan sebagai ojek.

"Bu.. Ayah mana, ke sawah atau pergi ngojek?" Tanya Amelia di sela- sela makanya.

"Ayahmu ngojek."  Amelia kembali melanjutkan makanya. Setelah makan Amelia mencuci piring, kemudian duduk di sebelah ibunya membantu merapikan dagangan.

"Bu..." panggil Amelia.

"Hemm..." Balas ibunya Tak menoleh, tanganya sibuk merapikan dagangan. 

"Bu, aku udah lulus ujian, tapi aku ingin cari beasiswa untuk melanjutkan kuliah." 

  Ning langsung menoleh kearah Amelia. Ia senang anak sulungnya lulus sekolah. Tapi ini, Amelia ingin melanjutkan kuliah. Dari mana biayanya? Sedangkan adiknya mau lulus sekolah. Dari hati yang terdalam, ia ingin Anaknya sekolah yang tinggi. Tidak seperti dirinya hanya lulusan smp. Mama Ning mengusap kepala anaknya. 

"Maaf Nak, orang tuamu tak bisa menyekolahkan kamu. Ku harap kau mengerti dengan keadaan kita" Ucap Ning sendu.

Air mata seakan ingin terjun bebas dari matanya. Ingin Ningsih seperti orang tua lainya, menyekolahkan anak sampai tinggi. 

    Amelia menghela nafas panjang. Ia semakin bertekad ingin merubah nasibnya. Cita-cita sebagai dokter harus ia wujudkan.. 

"Bu, aku ingin restu Ibu. Aku ingin mencari beasiswa." Air muka Ningsih tambah sendu. Ia semakin merasa bersalah. Ningsih kemudian memeluk anak sulungnya. 

"Ibu, merestuimu nak."  Air mata Amelia lolos begitu saja membasahi pipinya. Amelia kemudian mengusap air matanya. 

"Bu, aku kekamar dulu..." Mama  Ning  menganguk. 

Amelia beranjak menuju ke kamarnya. Ia mulai browsing dari laptopnya mencari beasiswa di Universitas. Ada beberapa Universitas mengadakan beasiswa, salah satunya Universitas Guna Dharma. Universitas swasta bonafid di Semarang. yang Membuka beasiswa untuk semua jurusan. Amelia tertarik. Ia mengisi form mengajukan diri sebagai calon mahasiswa secara online. 

"Semoga di Terima, Amin." ucap Amelia dalam hati. Ia melirik jam di dinding menunjukan pukul satu siang. Merasa dirinya belum sholat ia keluar kamar, menuju kamar mandi. Melepas jilbabnya dan wudhu. 

"Kamu mau sholat nak," tanya Trisno sambil meletakan cangkul di pojokan ruang dapur. 

"Iya Ayah," Melihat baju Ayahnya penuh dengan lumpur. Ia membuat teh hangat untuk Ayahnya. Amelia menyajikan di meja. 

"Ayah, tehnya udah di meja. Amel sholat dulu."

"Iya nak. Terima kasih." 

Amelia mengganguk. Ia kemudian melangkah ke kamar menunaikan sholat dhuhur. Amelia menghamparkan sajadah. Menghadap kiblat, kemudian melafalkan surat pendek. Empat rokaat ia tunaikan dengan khusuk. Selesai sholat ia berdoa untuk orang tuanya. Juga untuk dirinya sendiri. Semoga ada beasiswa penuh untuk dirinya. Ada ketenangan setelah melakukan kewajiban. Ia melepas mukenanya dan menaruh di captok. Kembali duduk di depan laptopnya. Mencari informasi tentang Universitas membuka beasiswa penuh untuk calon siswa yang kurang mampu. Ada beberapa Universitas yang membuka beasiswa. Di antaranya Universitas Jakarta, Yogyakarta juga Surabaya. Amelia mengisi form dari semua Universitas itu. 

Bersambung. 

  

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status