Share

Bab 6

"Khai, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa bukti foto-foto ini masih kurang membuatmu percaya betapa liciknya pembantumu yang seksi itu?"

Khai masih terdiam, ini membuat Cheryl menyadari kekasihnya sama sekali sudah tak mempunyai perasaan untuknya. Sedari tadi Khai terus saja mengabaikan ucapannya.

"Khai, jangan bilang kamu sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita murah*n itu makanya kamu menolak fakta yang sudah kutunjukan padamu!"

Khai menatap tajam ke arah Cheryl. Tak terima kalau wanita di depannya terus mendesak agar dia memberi respon atas pertanyaan wanita tersebut.

"Kau tak berhak ikut campur soal perasaanku. Satu hal yang perlu kau ingat. Jika aku dengar Anita terluka sedikit saja, kau orang pertama yang akan kucari dan kuhabisi!"

Khai membalikan badannya ingin kembali ke ruangannya. Baru beberapa langkah kakinya bergerak, dia memergoki Arkhan ternyata diam-diam menguping pembicaraannya dan Cheryl. Khai sangat marah melihat bawahannya itu karena ia yakin kalau lelaki itu terlibat atas masalah yang tengah ia hadapi.

"Kau ikut ke ruanganku sekarang juga. Banyak hal yang harus kau jelaskan padaku!"

Arkhan pucat, dia bingung harus menjelaskan apa. Kalau dia jujur taruhannya adalah nyawanya karena bisa dipastikan Yusuf takan melepaskannya begitu saja.

Dengan langkah gemetar Arkhan memberanikan diri berjalan mengikuti bosnya.

"Pak Khai, saya benar-benar tidak tahu kalau ternyata Anita adalah orang bayaran Ayah Anda. Saya berani bersumpah kalau saya tidak sekongkokol dengan mereka!"

Khai tersenyum sinis? "Kau yang membawa Anita ke rumahku. Tidak masuk akal kalau kau tidak sekongkol dengan Anita dan Ayahku."

"Anita memang saya yang bawa. Tapi saya benar-benar tidak tahu kalau ternyata dia orang bayaran Ayah Anda. Saya menolongnya karena saya kasian padanya. Dia butuh uang banyak untuk berobat ibunya. Tak disangka gadis yang saya kira polos itu ternyata sangat licik. Dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang."

Arkhan pikir kebohongannya akan menyelamatkannya. Lelaki itu harusnya tahu kalau bos lelakinya yang dingin dan tegas itu sangat membenci ketidakjujuran. Khai bukan lelaki bodoh yang akan percaya begitu saja ucapan pembohong seperti Arkhan.

"Tadinya aku ingin memberimu kesempatan sekali lagi jika kamu mau berkata jujur dan meminta maaf padaku. Tapi jawabanmu membuatku sangat kecewa, Arkhan. Sekarang juga bereskan semua barangmu dan pergilah dari kantorku. Kamu dipecat!"

Arkhan mendekat dan berlutut memohon ampun pada Khai. Dia tidak mau dipecat. Tapi bukan Khai bersimpati malah hal itu membuat Khai makin marah. Khai memanggil sekurity kemudian menyuruh mereka menyeret paksa Arkhan. Sangat puas bagi Khai melihat Arkhan diperlakukan seperti itu. Dia tidak akan melupakan pengkhianatan Arkhan padanya sampai kapanpun. Kebaikannya bertahun-tahun pada Arkhan dengan mudahnya dilupakan hanya demi uang. Sungguh orang yang tidak tahu diri.

Arkhan yang merasa sakit hati bersumpah akan membuat Khai hancur. Dia kemudian menghubungi Yusuf. Dia berharap Yusuf akan bersimpati padanya sehingga dia bisa leluasa balas dendam nantinya.

[Hallo, Arkhan. Apa kau sudah berhasil membujuk Khai bertemu dengan keluarga Anggi?]

Telepon baru saja tersambung tapi Yusuf langsung menodong Arkhan dengan pertanyaan seperti itu. Terlihat sekali keegoisan Yusuf, ini membuat Arkhan merasa sangat geram. Sayangnya, lelaki berusia tiga puluh tahun itu tidak bisa melampiaskan kekecewaannya. Dia terus menahan diri agar tidak menunjukan kemarahannya. Bagaimanapun juga dia masih sangat membutuhkan uluran tangan Yusuf untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga bisa balas dendam terhadap Khai.

[Keadaan di sini sangat kacau, Pak Yusuf. Saya bukan saja tidak berhasil membujuk Pak Khai. Tapi Pak Khai memecat saya karena Nona Cheryl datang tiba-tiba dan menunjukan bukti bahwa Anda dan Anita bekerjasama merusak hubungan mereka!]

[Kamu sudah dipecat? Tau begitu aku tidak perlu repot-repot meneleponmu!]

Arkhan terbelalak kaget mendengar jawaban Yusuf.

[Pak, saya dipecat karena Anda. Bisakah sekarang Anda menolong saya. Saya tidak tahu harus kemana setelah kehilangan pekerjaan saya.]

Yusuf tertawa mengejek setelah mendengar permohon Arkhan.

[Arkhan...Arkhan...! Jangan kira aku merasa hutang budi karena kau sudah membantuku menyingkirkan Cheryl. Bayaran yang kuberikan sangat mahal, aku sama sekali tidak punya alasan untuk menolongmu.]

[Pak Yusuf kenapa Anda tega sekali berbicara seperti itu. Saya sudah mempertaruhkan karir saya untuk membantu Anda.]

[Tega katamu? Kau membantuku karena uang bukan karena alasan lain. Lalu setelah kurasa kau sudah tidak berguna lagi, haruskah aku mengasihanimu. Cuih!]

Yusuf tanpa perasaan menutup ponsel secara sepihak. Arkhan murka.

"Aku bersumpah akan membuat keluarga kalian hancur sehancur-hancurnya. Dasar keluarga kejam!" teriak Arkhan seperti orang gila. Dia tak peduli banyak mata yang tengah memandangnya. Sakit hatinya lebih besar daripada rasa malunya.

"Papah, gimana ini. Anak kita terus mencoba menghindari perjodohannya dengan Anggi. Kalau dia terus keras kepala seperti ini, kita akan malu pada keluarga Anggi!" ucap Alma, istri Yusuf yang sedari tadi menguping pembicaraan suaminya dan Arkhan.

"Kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkan keluarga kita malu. Ayah Anggi sudah berinvestasi banyak di perusahaan kita. Aku yakin Khai bukan orang bodoh yang rela perusahaannya hancur karena keegoisannya. Pelan-pelan, mau tidak mau dia akan menyadari kesalahannya dan menerima perjodohan ini!"

"Papah yakin suatu saat Khai bakal menerima perjodohan ini?" tanya lagi Alma.

"Sangat yakin. Mamah tenang saja. Tunggu satu atau dua hari lagi. Papah akan membuat Khai menemui keluarga Anggi!"

Meski Alma tak begitu yakin dengan ucapan Yusuf, namun dia tetap mempercayakan semua urusan pada Yusuf. Kalau Yusuf gagal, baru dia turun tangan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status