"Wah, Pa lihat itu!" Javier tampak terkagum-kagum dengan beberapa figurin yang terpajang di beberapa sudut dan juga cosplayer yang mondar-mandir di sekelilingnya."Kau senang?" Alicia bertanya pada putra sulung Ale itu."Iya Ma! Hei ada kompetisi di sana!" Javier segera berlari ke salah satu booth yang mengundang perhatiannya."Dia bersemangat sekali!" Mireya tertawa pelan."Sejak kapan dia menyukai game moba? Bukankah dia jarang memegang game konsolnya kecuali saat berlibur?" Alicia sedikit heran dengan perubahan bocah itu."Sudah cukup lama, kau saja yang tidak memperhatikan." Ale menjawab datar keheranannya.Alicia hanya melirik sekilas dan terdiam. Dia tidak ingin terlihat berdebat dengan Ale di saat berada di hadapan publik. Itu akan memperkuat rumor yang beredar, hubungan mereka tidak baik-baik saja.Ale dan Alicia bergandengan tangan menyusul Javier. Mereka disambut Julian yang kemudian mengantarkan mereka berkeliling. Javier nampak sangat antusias, sedangkan Ale mencoba mencari
"Hai Javier!" Seorang pria muda dengan penampilannya unik menyapa putra sulung Ale."Senor Ale, ini Claw, dia pelatih kepala tim SoS." Julian memperkenalkan pria yang memiliki rambut berwarna biru mencolok."Apakah para gamers penampilannya selalu aneh dan unik?" Alicia berbisik lirih pada Mireya."Entahlah," sahut Mireya berbisik pula."Wanita tadi datang?" Mireya berbisik lagi.Tatapannya tak lepas dari Sasmaya yang tengah berjalan menuju ke tempat mereka. Bunyi ketukan hak sepatu bootnya dan langkahnya yang mantap membuat beberapa pengunjung terpesona menatapnya."Momi!" Tiba-tiba beberapa remaja pria tanggung berseru dan mendatangi Sasmaya."Astaga Momi beneran cosplay!" Seorang remaja pria berkacamata menatapnya seakan-akan tidak percaya."Tapi keren lho Mom!" Remaja pria yang lain justru mengacungkan jempolnya."Ah kalian!" Sasmaya hanya tertawa dan mengacak-acak rambut remaja pria yang paling dekat dengannya."Julian bagaimana?" Sasmaya kembali mendekat pada Julian sembari meran
"Siapa dia?" Daniela Ortis bertanya setelah sosok Sasmaya tidak terlihat lagi."Teman," sahut Ale dengan santai. "Ada apa Senorita?" lanjutnya saat melihat kening gadis cantik itu sedikit berkerut."Aku mengikuti sepak terjangmu selama ini termasuk dalam urusan wanita. Aku rasa dia tidak pernah ada dalam daftar panjang teman dekatmu, Senor Castillo." Daniela berbicara dengan nada menggoda sembari tersenyum kecil."Tidak semua hal tentang diriku terekspose di media Senorita. Salah satunya wanita yang menurut anda cantik dan unik itu." Ale berbisik lirih tepat di telinga Daniela."Aku mengerti Senor. Aku diminta kemari untuk menemanimu menghadapi media bersama Alicia, setelah itu bisakah kita bertemu untuk berbicara bisnis?" Daniela pun berbisik hampir tak terdengar."Tentu saja, tetapi ada baiknya Anda menemui Mireya jika itu berkaitan dengan bisnis. Mintalah Alena untuk mengatur jadwal pertemuan kalian." Ale tersenyum dan merapikan seuntai rambut indah Daniela yang terurai dari ikatann
"Tidak pernah aku sangka hari ini datang juga," gumam Ale pelan.Ale berdiri sembari menopangkan dagunya di pagar balkon. Menatap kota Granada dari balkon kamarnya. Seorang diri sembari mendengarkan lagu favoritnya."Ale! Belum tidur?" Sasmaya datang membawakan sebotol air mineral."Seperti yang kau lihat," sahutnya dan mengambil botol air mineral di tangan Sasmaya."Kenapa? Ada sesuatu yang menganggumu?" Sasmaya bertanya dengan hati-hati dan duduk di bangku kayu yang ada di sudut balkon."Tidak ada, hanya merasa sedikit terbawa suasana. Tanpa terasa waktu telah berlalu dan aku harus mengakhiri karirku di lapangan hijau." Ale tersenyum tipis dan turut duduk di sebelahnya."Iya, ini bukan hal yang aneh dan pasti terjadi. Dua puluh atau dua puluh satu tahun lalu saat aku pertama melihatmu di tim nasional U20, aku sudah tahu kau akan menjadi bintang hingga di abad milenial." Sasmaya menoleh dan menatapnya lekat-lekat."Sungguhkah? Kau ini cenayang rupanya, karena dugaanmu itu benar adanya
"Halo Senora Mireya!" Sasmaya menyapa wanita cantik yang sudah menunggunya untuk sarapan bersama."Halo Senora Sasmaya. Wah, anda sungguh jauh berbeda dari kemarin saat kita bertemu di Madrid." Mireya tersenyum dan menatapnya dengan kagum."Anda sungguh pandai bercanda," sahut Sasmaya, tertawa lepas."Silakan duduk Senora!" Mireya pun tertawa dan mempersilakannya untuk duduk.Sasmaya duduk dan menatap Mireya sekilas. Dia wanita dengan kecantikan khas kaum Hispanik. Rambut hitam bergelombang dan kulit agak kecoklatan dan garis wajah yang mirip dengan sang sepupu, Alejandro Castillo."Sebenarnya saya ingin memesankan kopi untuk Anda tetapi Ale berpesan agar memesankan minuman yang lain, apakah Anda tidak keberatan?" Mireya berbicara dengan hati-hati."Tentu saja tidak. Sepertinya saya harus mengurangi konsumsi kopi karena itu sudah cenderung kepada kecanduan daripada sekadar menyukai," keluhnya dengan nada suram."Saya mengerti, bagaimana dengan Horchata?" Mireya bertanya kembali."Saya
"Aku sudah bertemu dengan Sasmaya!" Mireya memberikan beberapa berkas pada Ale."Bagaimana hasilnya?" Ale mengambil berkas-berkas itu dan membukanya sembari memperbaiki posisi duduknya."Bagus! Dia menawarkan proposal untuk pengembangan wisata dan properti di Asia! Kau baca dahulu, setelah selesai urusanmu di klub kita diskusikan bersama!" Mireya menerima cangkir kopi yang disodorkan Alena padanya."Aku kira mengenai E-sport saja ternyata merambah ke bisnis yang lain." Alena terkekeh pelan dan duduk di sebuah sofa di sudut jendela."Kapan pertandingan perpisahanmu?" Mireya kembali bertanya sementara tatapannya jatuh pada anak-anak dan Alicia yang tengah bermain di teras samping."Minggu depan, kenapa?" Ale melirik Mireya dan tatapan matanya pun mengikuti kemana wanita itu memandang."Alena persiapkan perjalanan ke Asia akhir bulan ini. Satu hal lagi pastikan Alicia tidak mengunggah segala sesuatu yang mengundang kontroversi dengan unggahannya di media sosial." Mireya menatap Alena yang
"Toni, aku mau keluar sebentar!" Ale meraih kunci mobilnya."Baik Senor!" Antonio segera bersiap hendak mengawalnya."Tidak usah. Aku ingin sendiri!" Ale membuka pintu mobil."Tetapi Senor...." Antonio menatapnya heran."Hei tenang saja! Aku tidak akan tersesat, ini kota kelahiranku, aku hapal setiap sudutnya." Ale tersenyum dan mengedipkan matanya pada pria bertubuh tinggi besar itu.Antonio tidak membantah lagi dan membiarkan sang bintang keluar dari mansion mengendarai mobilnya."Eh! Mobil biasa?" gumamnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak ditumbuhi sehelai rambut pun."Kemana Senor pergi?" Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya."Mikaila? Kau mengejutkanku!" Antonio menoleh dan mempelototi gadis cantik yang berdiri di sebelahnya dengan santai."Apa perlunya kau ingin tahu kemana Senor Ale pergi? Apa Senora Alicia memintamu untuk memata-matainya?" Antonio menatap Mikaila dari ujung rambut hingga ujung kaki."Tidak, hanya heran saja dia tidak memakai mobil mewahnya," sahut gadis
"Mpus! Oyen!" Sasmaya berseru memanggil Oyen, kucing kecil peliharaannya saat membuka pintu rumah."Meow!" Kucing itu mengeong sembari berlari menghampirinya."Oyen hari ini tidak nakal kan?" Sasmaya menutup pintu dan menguncinya kembali. Sementara Oyen mengikutinya."Sudah makan?" Sasmaya menuju dapur yang ada di bagian belakang rumah, melewati ruang utama dan ruang makan."Pinter!" pujinya pada kucing kecil yang kini duduk manis menatapnya.Sasmaya mengambil alat-alat yang digunakannya untuk memberi makan dan minum Oyen. Meletakkannya di wastafel dan menyiramnya dengan air kran."Hari ini mami tak begitu sibuk jadi bisa pulang sorean," ucapnya seorang diri seakan-akan mengajak berbicara kucing kecil yang kembali mengikutinya masuk ke ruang utama.Sasmaya meletakkan tasnya dan berkas-berkas yang dibawanya di atas meja konsol. Melepaskan gelang dan juga antingnya serta membuka kancing lengan kemejanya kemudian masuk ke dalam kamar."Meow! Meow!" Oyen mengikutinya dan naik ke tempat tid