Keinginan semua orang tua kepada anaknya di dunia ini rata-rata adalah sama. Semua pasti menginginkan sang anak bahagia dengan kehidupannya. Termasuk yang diinginkan William dan Maria.
William yang kini bersantai di halaman belakang bersama Maria tampak saling bercanda dan tertawa layaknya pasangan pengantin baru.
William selalu punya cara membuat sang istri bahagia bersamanya sejak dulu. Bahkan sejak kesulitan mempertahankan kebersamaan mereka.
“Aku selalu ingat bagaimana kamu tak mau ditinggalkan olehku, Dad.”
“Dan menjadikan hal itu untuk meledekku, hm?”
“Ha ha ha,” Tawa Maria berderai. “Bukan begitu, Dad. Tapi, saat itu –“
“Ma-maaf Nyonya.” Shelly datang dengan napas terengah-engah dan gemetar di tangannya.
“Kenapa Shel?” tanya Maria bingung melihat kepala pelayan di rumahnya tiba-tiba datang.
“Nona Jenny ... mengalami kecelakaan, Nyonya,&rd
Dalam hidupnya, Tommy tak pernah mengucapkan janji kepada siapa pun itu. Bahkan, pada sang ibu yang sebelum kepergiannya meminta satu hal padanya.Bagi Tommy, janji hanya sebuah ungkapan tanpa makna. Yang mana bisa saja diingkari tanpa persetujuan kedua belah pihak.Terlebih lagi Tommy pernah mengalami hal buruk dari cinta pertamanya. Ya, Clarissa pernah mengucapkan janji kepada Tommy bahwa hanya pria itu yang dicintainya. Namun, kenyataan berbanding terbalik.Sejak saat itu, Tommy tak percaya dengan janji. Dan ia pun tak pernah memberikan hal itu kepada setiap wanita yang pernah menghangatkan ranjangnya.Akan tetapi, semuanya berubah saat Tommy melabuhkan hatinya pada sosok cantik yang masih terlelap dalam pelukannya ini.Seorang wanita manja yang memiliki sejuta pesona dan keindahan. Ah, Tommy tak pernah bermimpi untuk menjadi suaminya. Meskipun dahulu, ia pernah jatuh hati di saat Jenny masih berusia belasan tahun.Dan saat ini, Tuhan men
“Bagaimana kamu bisa melakukannya, Hubby?” tanya Jenny dengan kedua mata membulat. Tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Mommy-nya, selepas makan malam berakhir.Ya, setelah satu minggu lamanya tinggal di rumah utama, malam ini Maria mengizinkan mereka kembali ke unit.“Bagaimana bisa?” pikir Jenny.“Sejatinya, Mommy juga pernah muda. Beliau mengerti bagaimana perasaan anak-anaknya.” Tommy menarik dagu Jenny. Memberikan kecupan sekilas. “Hanya saja, kamu belum tahu trik jitu meluluhkan hatinya.”“Aku sudah mencobanya berkali-kali. Bahkan semua jurus yang Kak Felix gunakan pun tak mampu menggoyahkan hati Mommy. Wajah Jenny berubah sendu. Teringat akan semua ketetapan Maria yang sempat membuatnya seperti burung yang selalu diikat oleh peraturan.“Sebenarnya kalau kamu bisa lebih dekat dengan beliau, semuanya akan menjadi lebih mudah,” tukas Tommy.“Bahkan aku selalu m
Dalam kehidupan Tommy selama beberapa tahun terakhir, petualangan malam bersama wanita malam, adalah satu kebiasaan yang menemani hari-harinya.Maka, tak akan menjadi hal yang mengejutkan jikalau setiap wanita malam di pusat Kota California mengenalnya sebagai pemuja One Night Stand.Bahkan, bisa jadi setiap wanita itu rela mengantre hanya untuk membuktikan bagaimana liarnya ia di ranjang.Namun, dari sederet pengalamannya di dunia wanita, Tommy belum pernah merasakan dirinya kalah oleh bisikan nakal yang bisa membangkitkan hasratnya.Bisikan yang kini keluar dari wanita berstatus istrinya.Dan untuk itu, Tommy harus menahan napas ketika sang istri mendekatkan bibirnya. Hanya untuk menggoda hasratnya yang telah bangun sejak tadi.“Jangan bermain-main, Honey!” peringat Tommy dengan wajah memerah.‘Sial! Aku tidak akan bisa bertahan jika dia menggodaku seperti ini.’“Sssttt .... aku akan
Semenjak pelayanan Jenny yang membuat Tommy tak bisa berkata-kata waktu itu, kehidupan mereka telah berubah tiga ratus enam puluh derajat.Aktivitas ranjang mereka menjadi lebih bergairah dan membara dari sebelumnya. Apalagi, saat Jenny menyudahi masa menstruasinya. Tommy tak melewatkan sehari pun untuk tak menyentuh sang istri.Seperti pagi ini, di saat waktu menjelang berangkat ke kantor, mereka masih berada di atas ranjang. Saling memuja dan mendesah.“Aku tak akan bisa lepas jika kamu seperti ini, Honey,” geram Tommy seraya menggoyangkan pinggulnya. Menhunjam dengan dengan irama intens. Menekan sedalam mungkin. Meraup semua kenikmatan, akibat cengkeraman otot-otot kewanitaan Jenny yang mengerat.Mendengar itu, Jenny yang masih menikmati sisa-sisa pelepasannya tersenyum puas.“Argh!” geram Tommy ketika gelombang kenikmatan itu menghantamnya. Kejantanannya berkedut, menumpahkan semua cairan cinta miliknya.Tubuh Tom
Tommy menatap sendu pada Jenny yang kini terbaring di ruang perawatan. Lagi, untuk kedua kalinya setelah mereka menikah. Tommy pikir, sebagai seorang suami yang baik, ia sudah berhati-hati untuk menjaga istrinya. Tapi, ia salah. Nyatanya, dalam dua bulan ini, sang istri harus masuk ke rumah sakit. Semua itu karena kelalaiannya dalam memenuhi kenyamanan istrinya. “Kenapa aku bisa lengah lagi? Seharusnya aku tahu jika akhir-akhir ini dia tidak bisa ditinggalkan sendirian,” gumam Tommy meratapi kebodohannya. Tommy kembali duduk di samping istrinya yang masih belum sadarkan diri. Meraih tangan dingin itu ke dalam genggamannya. “Cepat bangun, Honey. Jangan membuatku takut,” lirih Tommy seraya mengeratkan genggaman tangannya. Setetes air mata mengalir dari kedua matanya. Untuk pertama kalinya, Tommy menangisi seorang wanita selain maminya. “Maafkan aku telah lalai menjagamu, Honey.” Berulang kali kata maaf yang sama keluar da
Tak bisa dipungkiri jika hati Jenny menjadi lebih baik setelah mendapat nasehat dari mommynya. Meskipun begitu, ada kegugupan dan ketakutan di dalam hati yang masih belum sirna. Masih ada setitik rasa tak nyaman mengingat ia belum mengutarakan kepada sang suami, mengenai keadaannya. “Apakah semua akan baik-baik saja seperti ucapan Mommy?” gumam Jenny gusar. Ia memilin kedua jarinya bergantian yang mengisyaratkan rasa gugup yang berlebih. Bagaimana jika keberuntungan tidak berpihak padaku? Bagaimana jika setelah ini aku ditinggalkan? Bagaimana jika aku benar-benar tidak bisa mengandung? Pertanyaan itu berputar-putar seperti kaset rusak di benak Jenny. Mengakibatkan rasa pening di kepalanya. “Bagaimana aku mulai pembicaraan ini dengan Tommy nantinya?” Ya, sebelum Maria pulang bersama William, Jenny sudah berjanji akan mengatakannya sendiri. Karena ia sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk yang terjadi. Nam
“Apakah kamu tidak berniat ke kantor, Hubby?” rengek Jenny ke sekian kalinya. Pasalnya, sang suami tak melepaskan dirinya sejak semalam. “Tidak.” “Tapi, ak –“ Tommy merenggut bibir Jenny dalam pagutan liar, seiring gerakan pinggulnya yang menghunjam semakin dalam. Ia tak ingin melewatkan setiap kenikmatan dari tubuh sang istri. “Argh!” Tak lama kemudian, Tommy menggeram saat otot-otot kewanitaan Jenny memberikan cengkeraman yang memanjakan kejantanannya. Membuat ia harus mengertakkan rahang demi menikmati pijatan hangat yang memacu adrenalinnya. Nikmat, itulah yang ia rasakan. “Sial! Aku bisa bercinta selamanya seperti ini bersamamu, Honey,” racau Tommy di sela hunjamannya. “Hubby, aku sudah lelah,” rengek Jenny yang memang sudah merasa tak kuat lagi. Suaminya seperti tak mengenal lelah sejak semalam. Apakah ini efek karena ia harus tidur bersama Mommynya kemarin malam? Kalau iya, Jenny tak akan mengulan
Sepanjang waktu hari ini, Tommy lebih banyak melamun ketimbang bekerja. Itu terbukti dari dokumen yang ia buka sejak beberapa jam lalu di mejanya. Benda itu dibiarkan begitu saja, sedangkan si empunya malah melamun.“Bagaimana perasaan Jenny mengetahui ini?” gumamnya frustrasi.Tommy meremas rambutnya dengan sekuat tenaga. Pikirannya begitu kacau hanya karena memikirkan perasaan istrinya. Padahal, baru beberapa hari ini wanita itu mulai bisa menerima keadaannya. Mulai mau membuka diri dan bermanja dengannya.Lalu, apa yang akan terjadi ketika wanita itu mendengar berita yang akan ia dengar nanti?Bagaimana kalau ia kembali terluka dan mendiamkan Tommy?Yang lebih parahnya, bagaimana jika ia kehilangan semangat hidupnya. Seperti saat itu.“Argh!” geram Tommy.Tak ingin berlama-lama berkutat dengan dokumen di mejanya, Tommy memilih meraih kunci mobil, ponsel, dan tas kerjanya. Mengabaikan pekerjaannya