Share

Mencekam

“Aku senang kamu dateng. Aku kesepian setiap hari tanpa kamu. Ini rumah kamu juga. Kenapa harus ke rumah ibu?” kata Bastian pelan dalam pelukannya bersama Cilla.

Cilla terdiam menikmati harum tubuh sang suami. Aroma kayu dan perpaduan bau badan Bastian diam-diam menjadi favorit Cilla. Kalau bisa jujur, Cilla juga sangat merindukan sang suami. Namun, bibirnya terlalu berat untuk mengakuinya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk mengutarakan isi hatinya.

“Kopi, kamu dengar apa yang aku katakan?” tanya Bastian seraya mengurai pelukan.

Mata sipitnya yang basah oleh air mata menatap wajah sang istri yang menunduk. Dia mencoba mencari jawaban dari sana.

“Iya, dengar.” jawab wanita itu menyembunyikan wajahnya.

“Kenapa kamu gak mau tinggal di sini aja?” tanya pria itu lagi.

“Aku, aku harus nemenin ibu, Tian. Aku juga sebenarnya masih gak bisa ketemu bapak. Hatiku masih begitu sakit.” kata Cilla. Lantas dirinya berbicara di dalam hati. “Aku juga sebel kalau lihat kamu sama Elka. Masih saja kalia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status