Semua tamu yang hadir di dalam ruangan pesta, terlihat sangat menikmati pertengkaran batin yang mencekam. Terlihat para tamu terutama bangsawan saling menikmati pertengkaran yang sedang terjadi, walaupun sedikit tersinggung tapi cukup memuaskan melihat sikap yang di tunjukkan oleh putra mahkota menghibur mereka. Sejak dulu Richard lebih unggul dibandingkan dengan putra mahkota, tentu saja itu akan semakin membuat putra mahkota semakin ingin menyingkirkannya."Yah itu memang benar, tapi itu adalah bayaran yang pantas bukan dari pajak para rakyat untuk membayar orang-orang yang memimpin mereka,""Aku yakin semua bangsawan di sini setuju dengan pendapat yang aku katakan," ucap putra mahkota dengan tatapan yang merendahkan ke arah Ruby dan RichardBeberapa bangsawan yang berada di faksi putra mahkota langsung mengangguk setuju dengan pendapat putra mahkota, tanpa berpikir panjang membuat Ruby terlihat seolah-olah orang yang bodoh sebab ingin menjadi pahlawan tanpa tau yang terjadi dalam k
"Oh... Cedric!" "Sudah lama tidak bertemu denganmu," ucap Ruby dan gadis berambut merah muda itu dengan tatapan bersemangat secara kompak Richard yang saat itu salah satu tangannya sedang memegang gelas wine, tanpa sengaja membuat gelas Wine retak saat melihat sosok laki-laki berambut emas yang tidak asing berjalan ke arah istrinya tanpa melihat bahwa Richard juga berada di tempat yang sama dengan mereka. Sedangkan Cedric hanya tersenyum dan membaikan kedua tangannya dengan santai seolah-olah tidak ada di sana. Tapi, sampai tiba-tiba terdengar pecahan gelas wine yang berasal dari Richard, seketika membuat semua orang di dalam ruangan menoleh ke asal suara tidak terkecuali Ruby yang langsung menghampiri Richard dengan tatapan khawatir, sebab tangannya berdarah. "Richard, tanganmu sekarang terluka," "Kita harus segera mengobatinya di ruangan istirahat," ucap Ruby dengan tatapan khawatir dan panik melihat banyaknya darah merah segar yang terus mengalir dan menetes ke lantai "Cedric
"Umm... Ah? Sudah pagi??""Jangan-jangan dia yang membawaku ke tempat tidur? Dan apakah dia yang menggantikan pakaianku?" gumam Ruby dengan mata yang menyipit curiga menatap pakaiannya dari atas kebawah yang sudah berbeda "Apakah menurutmu aku laki-laki yang seperti itu?" tanya Richard yang bersandar di dinding dekat pintu Ruby langsung dengan sangat cepat menoleh ke asal suara laki-laki yang berbicara, kemudian menundukkan kepala dengan gemetaran menggenggam selimut. Ruby merasa seharusnya dia tidak membicarakan yang aneh-aneh di pagi hari, apalagi dia baru saja bangun tidur. Ruby takut jika dia akan diberikan kematian yang konyol hanya karena sebuah ucapan yang sederhana, akibat dari kurangnya jiwa yang masuk ke dalam tubuh."Aku berpikir ingin membangunkan kamu untuk sarapan, tapi aku malah mendengarkan kamu berbicara melantur di pagi hari tepat pada saat setelah beberapa menit membuka mata,""Kamu memang gadis yang cukup unik ya jika diperhatikan lagi, tapi sayangnya aku bukan o
Di suatu tempat yang asing, terdapat sebuah bangunan besar dan megah berlapiskan emas dengan sekelilingnya terdapat pohon-pohon sakura dan bunga-bunga bermekaran. Sedangkan dari kejauhan terlihat gunung-gunung tinggi menjulang, sebuah perpaduan pemandangan yang sangat indah dan memanjakan mata. Tidak beberapa lama, terdengar suara lonceng yang berbunyi sangat keras hingga membuat orang-orang berpakaian mewah yang berlarian dengan terburu-buru menuju bangunan yang besar itu membuat sesosok gadis berambut hitam bermata merah kebingungan dengan yang sedang terjadi. "Ini sebenarnya ada dimana? Dan kenapa orang-orang itu berlari dengan sangat terburu-buru?" gumam sosok gadis berambut hitam dengan tatapan penasaran berjalan mengikuti orang-orang yang berlarian Terlihat sebuah aula yang besar dan sangat mewah bergaya khas timur dengan sosok laki-laki berpakaian mewah bergaya khas timur duduk dikursi besar yang berlapis emas ditengah aula, sedangkan kiri dan kanan aula telah terisi oleh ora
"Ruby, akhirnya kamu bangun,""Jangan terlalu banyak bergerak, tubuhmu masih sangat lemah," ucap Richard yang langsung memeluk tubuh Ruby yang berada di tempat tidur dengan nada yang terdengar legaRuby tidak menyangka jika dia bisa langsung melihat lingkaran dibawah mata yang hitam milik Richard dan sikap yang begitu hangat. Sedangkan Richard sendiri terlihat sama sekali tidak peduli dengan hal sikap atau harga dirinya sama sekali sekarang, sebab dia lebih mengkhawatirkan keadaan dari Ruby saat ini dibandingkan apapun. Richard merasa jika penderitaannya saat ini adalah sebanding dengan Ruby yang terbaring dalam kondisi tidak sadarkan dan sakit akibat perbuatannya kepada Ruby di masa lalu jadinya dia tidak masalah untuk tidak tidur sama sekali setiap malam. Perasaan penyesalan dan cintanya menjadi satu hal yang membuatnya ingin lebih melakukan banyak hal supaya dia tidak kehilangan sosok gadis yang begitu setia kepada dirinya. "Kamu sudah tidak sadarkan diri selama beberapa hari, jad
"Isi surat ini? Untuk aku?""Tapi, itu wajar saja terjadi karena dia menganggap aku sebagai teman dan sama sekali tidak tau jika aku dan orang itu adalah orang yang sama hanya saja," Gumam Richard yang melihat isi dari surat yang diberikan Ruby untuk di kirimkan Richard yang telah mengetahui tentang isi di dalam surat itu, sama sekali tidak memiliki niat untuk memberi tau Ruby. Sebab dia berpikir cara itu adalah hal yang paling baik untuknya lebih dekat dengan Ruby. Walaupun dia sendiri tau resiko dari kebohongan yang dia lakukan nantinya.Keesokan harinya, Ruby kedatangan sesosok laki-laki dengan rambut abu-abu bertudung ke dalam ruangannya. Ruby sangat senang setelah sekian lama, dia bisa berbincang-bincang lagi dengan pemimpin guild informasi yang dia ajak berteman. Ruby awal berniat untuk mengajak Richard ke dalam pembicaraan mereka, tapi Richard tiba-tiba ada urusan dengan kerajaan yang membuat Ruby merasa tidak ada hak untuk melarangnya pergi, sebab pernikahan kontrak yang sali
Semua pelayan yang lewat dan kesatria yang berjaga di depan pintu masuk ke dalam ruangan dan melihat keadaan Ruby terbaring di tempat tidur, tidak sadarkan diri cukup membuat mereka menjadi panik ketakutan. Mereka ingat telah mendapatkan peringatan dingin dari sang Duke di awal, jika sampai istrinya keracunan atau terluka tidak akan ada pengampunan. Ditengah-tengah kepanikan dan perasaan takut itu, seorang pelayan berambut emas masuk ke dalam ruangan dengan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang sedang terjadi di depannya, sebab dia yang tadinya mengantarkan teh ke kamar milik Ruby."Apa yang sedang terjadi di sini? Bukankah itu nyonya? Apakah nyonya keracunan lagi?" Tanya gadis berambut pirang dengan mengerutkan kening khawatir ke arah Ruby "Iya, dia keracunan lagi dan racun itu berasal dari teh yang kamu bawakan," "Apakah kamu sendiri bisa memberikan penjelasan tentang yang terjadi kepada Ruby saat ini?" ucap Rich yang memegangi erat tangan Ruby dengan tatapan khawatir dan c
"Benda ini ditemukan di kamar milik gadis pelayan baru yang masih kecil itu,""Walaupun hanya botol yang berisi sedikit racun, tapi ini racun yang sama digunakan untuk meracuni nyonya,""Jadi tidak salah lagi bahwa gadis kecil itu pelakunya," ucap seorang kesatria yang kembali beberapa menit kemudian setelah dia selesai mengencek setiap kamar asrama pelayan dan kesatriaSemua mata orang-orang setelah mendengarkan nama dalang dibalik semua ini, langsung tertuju kepada gadis kecil dengan tatapan dingin dan tajam membuat gadis kecil itu membelalakkan mata dan tertunduk. Gadis itu tidak memiliki bukti yang kuat untuk menghindari tuduhan yang diberikan, sebab memang dia sendiri yang izin untuk istirahat di kamar, setelah memberikan nampan yang berisi teh dan kue kepada Lily. Gadis pelayan kecil itu jadinya hanya bisa menundukkan kepala dan memegang erat gaunnya dengan gemetaran ketakutan. "Nona kecil, jika seandainya memang kamu adalah pelaku di balik semua yang terjadi kepada nyonya,""T