"Umm... Ah? Sudah pagi??""Jangan-jangan dia yang membawaku ke tempat tidur? Dan apakah dia yang menggantikan pakaianku?" gumam Ruby dengan mata yang menyipit curiga menatap pakaiannya dari atas kebawah yang sudah berbeda "Apakah menurutmu aku laki-laki yang seperti itu?" tanya Richard yang bersandar di dinding dekat pintu Ruby langsung dengan sangat cepat menoleh ke asal suara laki-laki yang berbicara, kemudian menundukkan kepala dengan gemetaran menggenggam selimut. Ruby merasa seharusnya dia tidak membicarakan yang aneh-aneh di pagi hari, apalagi dia baru saja bangun tidur. Ruby takut jika dia akan diberikan kematian yang konyol hanya karena sebuah ucapan yang sederhana, akibat dari kurangnya jiwa yang masuk ke dalam tubuh."Aku berpikir ingin membangunkan kamu untuk sarapan, tapi aku malah mendengarkan kamu berbicara melantur di pagi hari tepat pada saat setelah beberapa menit membuka mata,""Kamu memang gadis yang cukup unik ya jika diperhatikan lagi, tapi sayangnya aku bukan o
Di suatu tempat yang asing, terdapat sebuah bangunan besar dan megah berlapiskan emas dengan sekelilingnya terdapat pohon-pohon sakura dan bunga-bunga bermekaran. Sedangkan dari kejauhan terlihat gunung-gunung tinggi menjulang, sebuah perpaduan pemandangan yang sangat indah dan memanjakan mata. Tidak beberapa lama, terdengar suara lonceng yang berbunyi sangat keras hingga membuat orang-orang berpakaian mewah yang berlarian dengan terburu-buru menuju bangunan yang besar itu membuat sesosok gadis berambut hitam bermata merah kebingungan dengan yang sedang terjadi. "Ini sebenarnya ada dimana? Dan kenapa orang-orang itu berlari dengan sangat terburu-buru?" gumam sosok gadis berambut hitam dengan tatapan penasaran berjalan mengikuti orang-orang yang berlarian Terlihat sebuah aula yang besar dan sangat mewah bergaya khas timur dengan sosok laki-laki berpakaian mewah bergaya khas timur duduk dikursi besar yang berlapis emas ditengah aula, sedangkan kiri dan kanan aula telah terisi oleh ora
"Ruby, akhirnya kamu bangun,""Jangan terlalu banyak bergerak, tubuhmu masih sangat lemah," ucap Richard yang langsung memeluk tubuh Ruby yang berada di tempat tidur dengan nada yang terdengar legaRuby tidak menyangka jika dia bisa langsung melihat lingkaran dibawah mata yang hitam milik Richard dan sikap yang begitu hangat. Sedangkan Richard sendiri terlihat sama sekali tidak peduli dengan hal sikap atau harga dirinya sama sekali sekarang, sebab dia lebih mengkhawatirkan keadaan dari Ruby saat ini dibandingkan apapun. Richard merasa jika penderitaannya saat ini adalah sebanding dengan Ruby yang terbaring dalam kondisi tidak sadarkan dan sakit akibat perbuatannya kepada Ruby di masa lalu jadinya dia tidak masalah untuk tidak tidur sama sekali setiap malam. Perasaan penyesalan dan cintanya menjadi satu hal yang membuatnya ingin lebih melakukan banyak hal supaya dia tidak kehilangan sosok gadis yang begitu setia kepada dirinya. "Kamu sudah tidak sadarkan diri selama beberapa hari, jad
"Isi surat ini? Untuk aku?""Tapi, itu wajar saja terjadi karena dia menganggap aku sebagai teman dan sama sekali tidak tau jika aku dan orang itu adalah orang yang sama hanya saja," Gumam Richard yang melihat isi dari surat yang diberikan Ruby untuk di kirimkan Richard yang telah mengetahui tentang isi di dalam surat itu, sama sekali tidak memiliki niat untuk memberi tau Ruby. Sebab dia berpikir cara itu adalah hal yang paling baik untuknya lebih dekat dengan Ruby. Walaupun dia sendiri tau resiko dari kebohongan yang dia lakukan nantinya.Keesokan harinya, Ruby kedatangan sesosok laki-laki dengan rambut abu-abu bertudung ke dalam ruangannya. Ruby sangat senang setelah sekian lama, dia bisa berbincang-bincang lagi dengan pemimpin guild informasi yang dia ajak berteman. Ruby awal berniat untuk mengajak Richard ke dalam pembicaraan mereka, tapi Richard tiba-tiba ada urusan dengan kerajaan yang membuat Ruby merasa tidak ada hak untuk melarangnya pergi, sebab pernikahan kontrak yang sali
Semua pelayan yang lewat dan kesatria yang berjaga di depan pintu masuk ke dalam ruangan dan melihat keadaan Ruby terbaring di tempat tidur, tidak sadarkan diri cukup membuat mereka menjadi panik ketakutan. Mereka ingat telah mendapatkan peringatan dingin dari sang Duke di awal, jika sampai istrinya keracunan atau terluka tidak akan ada pengampunan. Ditengah-tengah kepanikan dan perasaan takut itu, seorang pelayan berambut emas masuk ke dalam ruangan dengan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang sedang terjadi di depannya, sebab dia yang tadinya mengantarkan teh ke kamar milik Ruby."Apa yang sedang terjadi di sini? Bukankah itu nyonya? Apakah nyonya keracunan lagi?" Tanya gadis berambut pirang dengan mengerutkan kening khawatir ke arah Ruby "Iya, dia keracunan lagi dan racun itu berasal dari teh yang kamu bawakan," "Apakah kamu sendiri bisa memberikan penjelasan tentang yang terjadi kepada Ruby saat ini?" ucap Rich yang memegangi erat tangan Ruby dengan tatapan khawatir dan c
"Benda ini ditemukan di kamar milik gadis pelayan baru yang masih kecil itu,""Walaupun hanya botol yang berisi sedikit racun, tapi ini racun yang sama digunakan untuk meracuni nyonya,""Jadi tidak salah lagi bahwa gadis kecil itu pelakunya," ucap seorang kesatria yang kembali beberapa menit kemudian setelah dia selesai mengencek setiap kamar asrama pelayan dan kesatriaSemua mata orang-orang setelah mendengarkan nama dalang dibalik semua ini, langsung tertuju kepada gadis kecil dengan tatapan dingin dan tajam membuat gadis kecil itu membelalakkan mata dan tertunduk. Gadis itu tidak memiliki bukti yang kuat untuk menghindari tuduhan yang diberikan, sebab memang dia sendiri yang izin untuk istirahat di kamar, setelah memberikan nampan yang berisi teh dan kue kepada Lily. Gadis pelayan kecil itu jadinya hanya bisa menundukkan kepala dan memegang erat gaunnya dengan gemetaran ketakutan. "Nona kecil, jika seandainya memang kamu adalah pelaku di balik semua yang terjadi kepada nyonya,""T
"Guru, bisakah guru tidak membawa-bawa namaku setiap kali ingin melakukan pembelaan kepada sebuah jiwa?""Setidaknya turunkan gengsi itu sedikit saja," ucap sesosok laki-laki berambut hitam panjang berpakaian khas pendekar timur dengan kening berkerut tidak terima namanya selalu dijadikan sebagai alasan Ucapan dari laki-laki berambut hitam yang lantang langsung menggema di seluruh ruangan yang luas dan besar. Di dalam ruangan yang luas itu terdapat buku dan rak yang tidak terhitung jumlahnya sesuai dengan jumlah manusia atau makhluk yang hidup, di sana juga terdapat jam besar yang mewah dengan roda gigi jam yang berputar setiap kali digerakkan di tengah-tengah ruangan dari pintu masuk. Walaupun terlihat indah, tapi semua roda-roda jam yang bergerak semua yang berada di dalam ruangan itu bukanlah sekedar sebuah ornamen hiasan karena itu adalah benda yang membuat dimensi yang mereka tempati bergerak sesuai dengan yang tertulis di dalam buku takdir."Hah... Kamu benar-benar tidak menger
'Apakah seorang dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi hukum selalu dibayar ketika mereka ingin mengajukan kasus?''Kalau begitu jika rakyat menuntut keadilan tapi tidak memiliki uang bukankah artinya dia tidak bisa menjunjung keadilan?' ucap Ruby di dalam hatinya dengan tatapan menyipit ke arah sosok laki-laki berambut ungu yang ada di depannyaLaki-laki berambut ungu di depan merasakan tatapan tajam dari Ruby langsung menundukkan kepala tidak berani menatap sosok laki-laki berambut hitam disebelah Ruby. Dia tau jika dia melakukan kesalahan satu kali saja maka dia mungkin akan langsung berumur pendek. Faktanya penyihir tidak akan bisa bertahan hidup, jika lawannya adalah ahli pedang. Sebelum selesai merampalkan mantra mereka yang akan mati duluan."Aku bukan seorang penjahat atau orang yang suka mencari keuntungan dibalik kesulitan orang lain,""Jadi nyonya Cereus dan Richard tolong berhenti menatap aku seperti itu," ucap laki-laki berambut ungu itu dengan nada yang pelan tanpa