Share

Bab 2

Lysia menusukan senjata pisau yang dia pegang kepada salah satu orang yang ada di hadapannya. Namun, ada sebagian dari mereka langsung menghimpit tubuhnya dan merampas pisau itu.

"Lepaskan saya! Kalian siapa!" teriak Lysia dengan tangan yang dipegang oleh dua orang.

"Berani sekali Anda melukai tangan rekanku. Awas saja, Anda akan mendapatkan balasannya dari tuan kami. Ayo bawa dia cepat!" perintah dari salah satu kelompok orang itu. Yaitu pemimpin kelompok orang yang akan membawa Lysia pergi.

"Tuan siapa, hah? Jadi, kalian itu adalah suruhan seseorang? Kalian ingin menculikku kah?" tanya Lysia sambil masih memberontak karena ingin melepaskan diri.

Mulut Lysia langsung ditempelkan lakban berwarna hitam oleh penjahat itu dan tangannya langsung diikat tali.

"Anda akan mengetahui setelah sampai ditempat tuan kami. Jadi, bersiaplah," sahut pemimpin dari kelompok berbaju hitam itu.

Tubuh Lysia di panggul dan dibawa ke luar rumah.

"Hmmm … Mmmmm …."

Lysia mencoba berontak dengan tubuh yang sudah diikat, tapi dia tidak bisa bergerak sama sekali.

Lysia ingin sekali untuk kabur saat tubuhnya dimasukan ke dalam mobil. Akan tetapi, tubuhnya langsung kembali dihimpit oleh dua orang. Sampai-sampai membuat Lysia terbelalak karena sekarang ini dirinya sudah diculik oleh para penjahat yang langsung membawa dirinya pergi dengan paksa.

Lysia berpikir sangat buruk, mungkinkah mereka akan membunuh dia atau menjualnya atau apa yang akan mereka lakukan? Sungguh Lysia merasa aneh dengan apa yang sudah terjadi.

Kemarin baru saja Lysia ditinggal oleh kedua orang tuanya dan sekarang dia mengalami penculikan yang dilakukan di rumahnya sendiri. Bagaimana ini?

Setelah beberapa saat, akhirnya mobil yang membawa Lysia berhenti.

Tubuh Lysia dibawa keluar dan dipangku ke sebuah tempat. Saat ini mata Lysia pun tidak bisa melihat karena ditutup oleh sebuah kain.

'mereka akan membawa aku kemana?' dalam batin Lysia masih terus bertanya-tanya. Bahkan dia pun mengeluarkan air mata karena merasa sedih dengan apa yang telah menimpa dia.

Tiba-tiba saja tubuh Lysia di lempar ke lantai.

Brukk ….

Posisi Lysia kini berbaring dengan kaki dan tangan yang masih terikat tali tambang dan juga mulut yang masih di lakban.

Srett ….

Lakban yang menempel pada mulut Lysia pun langsung dibuka. Lalu, tali yang menutup matanya juga, sehingga membuat Lysia bisa mencoba melihat sekitar dan rupanya dirinya sedang berada di hadapan orang yang misterius.

Ivander — Pria dengan rahang yang tegas, mengenakan jas formal hitam. Memiliki tubuh yang tegap serta kumis tipis itu berjalan ke arah Lysia.

"Ah, rupanya kalian membawa gadis ini dengan kasar hah?" ucap Ivander membuat Lysia menautkan kedua alisnya dan berpikir mungkin dialah orang yang menyuruh kelompok pria ini untuk menculiknya.

Ivander pun langsung duduk dan menumpangkan kaki di kursi kebesaran.

Lysia mencoba melihat sekitar dan tempat ini terlihat seperti ruangan kerja seseorang, dengan meja kerja dan beberapa map di atasnya. Dimanakah dia berada? Dan siapakah pria yang sedang duduk dan menatapnya kini? Pikir Lysia.

"Dia melawan dan tidak mau ikut bersama dengan kami," jawab anak buah Ivander yang menculik Lysia.

"Ya, bahkan dia mencoba melukai tangan Davi. Jadi, kami mencoba untuk membawa dia dengan paksa, tapi tenang saja Tuan, karena dia tidak tergores sedikitpun."

"Ya, seperti yang Tuan inginkan," sahut yang lainnya.

Ivander yang memiliki tubuh kekar itu pun terus saja menatap ke arah Lysia yang masih tertegun, bingung dengan keadaan yang terjadi menimpa dia.

"Oh, jadi anda yang ingin bertemu dengan saya? Bisakah anda tidak melakukan cara ini kepada seorang gadis?" bentak Lysia menatap pria yang telah menjadi dalang penculikannya.

"Seperti yang anak buahku katakan. Kau sendiri yang telah memberontak. Jadi, mereka melakukan ini?" balas Ivander, menyeringai.

Lysia menatap penuh benci, siapa pria ini yang ingin menemuinya dan mengerahkan orang untuk menculik dia? Sepertinya dia bukan orang main-main.

"Lepaskan saya! Apa yang anda inginkan, kenapa anda ingin bertemu dengan saya?" tanya Lysia berteriak.

"Ada hal yang serius yang harus kita bicarakan," jawab Ivander.

Ivander meraih segelas bir yang ada di atas meja, lalu menenggaknya.

"Bicaralah dengan baik, serta lepaskan dulu ikatan ini." pinta Lysia.

Ivander meraih sebatang rokok dan menyesapnya. Mengeluarkan kepulan asap, serta menanggapi teriakan Lysia dengan santai.

Lysia begitu geram dengan tingkah Ivander. Bahkan terlintas dalam benak Lysia, dia ingin bisa untuk menghantam wajah kaku dan datar pria itu.

"Lepaskan!" Akhirnya Ivander memerintahkan kepada anak buahnya untuk melepaskan ikatan tali yang melingkar di kaki dan lengan Lysia.

Setelah ikatan tali di tangan dan kaki Lysia dilepaskan. Lysia pun langsung berdiri dan mengusap pergelangan tangannya yang memang terasa sakit.

"Dasar pria brengsek! Bajingan, kenapa kau membawaku kemari hah?" kesal dan amuk Lysia kepada Ivander, bahkan dia pun langsung mencoba untuk pergi dari tempatnya dan langsung berlari ingin menghajar Ivander. Namun, anak buah Ivander yang telah membawanya kemari langsung menahan Lysia.

"Tenanglah kau gadis! Jangan berani mencoba untuk berontak!" perintah Ivander.

Tatapan tajam Ivander, membuat Lysia Ingin mencoba untuk melarikan diri dari pria yang belum pernah ditemui. Tatapan itu begitu tajam dan terlihat seperti ingin menerkam.

Lysia pun langsung berlari dari tempatnya kini, tapi sayangnya kelompok orang yang membawanya tadi dengan sigap langsung menghalangi jalannya.

"Minggir! Saya ingin pergi!" teriak Lysia.

"Anda tidak bisa pergi sebelum bicara dengan tuan kami," ucap anak buah Ivander.

Lysia kembali membalikan badan, dan dia pun menatap wajah datar dan dingin dari pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya sambil menyesap sebuah batang nikotin.

"Cepat bicaralah, saya ingin pergi!" ucap Lysia sambil menarik nafas kasar.

Brakkk ….

Ivander kesal dengan sikap yang ditunjukkan oleh Lysia. Sungguh Dia tidak suka dengan tingkahnya yang begitu tidak sopan saat di depannya.

"Beginilah sikap gadis angkuh yang sebentar lagi tidak bisa berkutik." kesal Ivander.

Langsung saja Ivander berdiri dan melangkah untuk mendekati tubuh Lysia yang masih berdiri di dekat para anak buahnya.

Lysia mencoba untuk menenangkan diri dan tidak menunjukan rasa takutnya. Dia mendongak menatap wajah yang terlihat kesal itu dengan tatapan tajam.

Set ….

Ivander meraih rahang milik Lysia dan mencekalnya kuat-kuat.

"Jaga sikapmu itu terhadapku, jangan menaikan suara dan membentak diriku!" tekan Ivander.

Lysia menekan tangan Ivander yang berada di rahangnya. Mencoba untuk menjauhkan cengkraman itu yang membuat dia mulai kesakitan.

Uhuk …. Uhuk …..

Ivander melepaskan cengkraman tangannya di rahang Lysia, lalu membenturkan tubuh Lysia dengan kasar ke lantai.

"Kau harus menikah denganku!"

Lysia terkesiap bukan main, dia yang sedang terduduk sambil memegangi rahangnya karena merasa sakit, tidak menyangka akan mendengar perkataan aneh dari pria yang dingin dan galak ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status