Sun Fangfang meluruskan tubuhnya dan melihat ke arah pohon, sekali melihat dia terkejut. Sun Yueyue tidak mengerti, tapi Sun Fangfang mengerti!
Dia langsung paham mengapa ayahnya marah semalam. Dia buru-buru memberi tahu Sun Yueyue untuk bicara pelan-pelan dan tidak membicarakannya ke siapapun. Namun, kata-kata Sun Yueyue sudah didengar oleh Janda Ma di dekat mereka. Janda Ma teringat saat Yufen menghajar dirinya dengan penuh semangat sebelumnya dan segera mengaitkan semua itu. Dia sengaja berkata dengan suara keras, "Apa yang kalian bicarakan? Ini celana dalam Yufen?" "Jangan ngomong sembarangan," kata Sun Fangfang dengan cemas. "Kami tidak mengatakan apa-apa." Orang-orang di sekitar yang kelelahan langsung semangat mendengar kata-kata Janda Ma. Janda Ma melanjutkan, "Pantas saja Yufen tidak datang, jangan-jangan dia dipukuli?" "Omong kosong, kamu mungki. dipukuli, ibuku tidak mungkin dipukuli!" Sun Yueyue berterMenghadapi pertanyaan Sun Fangfang, Sun Zhiyong merasa lebih terluka lagi!Ini adalah putri yang ia besarkan sejak kecil, yang dulu ia banggakan karena cantik dan pengertian. Ia bahkan berpikir suatu hari nanti akan menikah dengan orang yang tinggalnya dekat agar bisa tetap menjaganya jika ada yang menyakitinya.Tetapi ternyata anak perempuan yang begitu baik bukanlah anak kandungnya, bagaimana dia bisa menerimanya!Setelah merenung sejenak, dengan wajah tegang ia berkata, "Pulang dan tanyakan pada ibumu!"Feng Aizhen tidak berkata apa-apa, meskipun anak itu tidak bersalah, tetapi ini adalah dosa yang dilakukan oleh ibunya.Siapa pun yang melihatnya sekarang, hatinya pasti juga terasa sesak.Sun Fangfang pergi dengan perasaan hancur dan Sun Yueyue yang sedang bersembunyi di kamar sebelah juga panik, bahkan tidak berani bernapas.Jiang Xi melihat ke arah paman besarnya, ekspresi di wajahnya begitu rumit dan sulit diungkapkan.Feng
Feng Aizhen mana bisa membiarkan anaknya membunuh orang, segera berteriak agar Sun Zhiyong berhenti.Sun Zhiyong yang sudah marah besar, melihat Yufen hampir kehabisan nafas, baru kemudian melepaskannya.Namun dia tetap mendesak, "Siapa pria itu?"Yufen terbaring lemas di lantai, memegang lehernya sambil terus batuk, tapi tetap tidak mau mengungkapkan siapa pria itu!Itu adalah kartu trufnya.Mengungkapkannya berarti kehilangan jalan keluar terakhir.Namun Sun Zhiyong tidak memberinya kesempatan, kembali menendangnya, "Siapa pria itu, Deng Jun? Hu Daniu? Lao Xu? Guru Li..."Dia mulai mengingat satu per satu pria yang dekat dengan Yufen, mencoba menebak dengan terobsesi!Tapi dia tidak pernah menduga bahwa pria itu adalah Kepala Chen.Kepala Chen selalu terlihat tidak memiliki interaksi dengan Yufen di depan umum, siapa pun tidak akan menduga bahwa mereka berdua ada hubungan.Yufen hanya menggeleng, bahkan tidak be
Kepala Chen tidak menyangka bahwa setelah selama hidupnya pintar dan licik, dan berkelana di antara banyak wanita dengan mudah, akhirnya jatuh pada wanita pertama dalam hidupnya.Dia ingin meminta bantuan istrinya, Da Cui, tapi Da Cui sedang menatap tajam pada Yufen, bahkan punya niat untuk mencekiknya, sama sekali tidak memandangnya.Sambil berdeham dia berkata, "Paman Sun, jangan panik, ini semua hanya kesalahpahaman. Jangan dengarkan kata-katanya saja, aku hidup dengan jujur, bagaimana mungkin melakukan hal seperti itu! Menantu perempuanmu pasti ketahuan punya hubungan terlarang, lalu menuduh orang lain sembarangan, aku juga tidak bersalah! Dia bilang anak-anak itu anakku, suruh dia bawa bukti! Aku tidak melakukan hal tercela, juga tidak mau menanggung tuduhan ini. Dia yang tidak berperilaku baik, itu masalah dia, tidak bisa membiarkan dia mencemarkan nama baikku."Sun Dashan tidak terpengaruh oleh kata-katanya, dan Sun Zhiyong juga tidak percaya bahwa Yufen
"Kakak, Kakak...." "Kakak, cepat bangun." "Kakak, Ibu sudah meninggalkan kita, kakak juga mau meninggalkan kita...huhuhu...." "Kakak, huhuhu...." Jiang Xi digoyang-goyangkan sampai kepala sakit, dengan berat membuka mata. Empat orang anak kecil dengan tinggi yang berbeda, tubuh kotor serta wajah yang penuh dengan air mata dan ingus, menangis sejadi-jadinya. Dia kaget, dengan otomatis mengeserkan tubuhnya dan tidak sengaja memegang sesuatu yang dingin dan kering, langsung membuatnya terduduk. Kenapa di sini ada jenazah? Sebuah tangan hitam memegangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Kakak....untung kakak masih hidup....huhuhu..." Jiang Xi lansung menarik kembali tangannya. Baru menyadari tangannya tidak seperti tangannya, baju juga bukan bajunya. Langung memegang wajah yang kurus kering, jelas bukan wajahnya. Tatapan mata melihat ke sekujur tubuh. Baju yang sudah tidak terlihat warna aslinya, membuat suasana hati menjadi buruk. Membuat sekujur tubuhnya merinding.
Bibi ketiga karena Ibu Jiang Zhaodi meninggal sudah merasa bersalah, lalu mendengar perkataan yang mengangkatnya, jadi tidak enak menyalahkan Jiang Zhaodi di depan orang banyak. Dia pura-pura menghapus air matanya, "Kamu ngomong apa, ini kakak ipar saya. Saya berlutut di sini wajar, cepat kalian juga berlutut dan memberikan hormat." Jiang Xi dan empat anak lainnya berlutut satu baris. Empat anak tidak mengerti mengapa harus memberi hormat, tetapi tahu ini adalah perpisahan mereka dengan Ibu. Adik kedua Yuanbao memberi sujud sampai jidatnya merah. Adik ketiga Mibao menempelkan satu wajahnya ke tanah sehingga wajahnya penuh dengan tanah. Adik keempat Maimiao dengan tubuh lemas dan wajah yang pucat. Xiaoshitou yang terus memberikan hormat tanpa henti, ditahan oleh Jiang Xi. Jiang Xi lalu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu, merekapun mulai meninggalkan tempat. Pacar bibi mengulur waktu agar untuk pergi, dengan sengaja mengatakan, "Kita harus kembali melanjutkan
Setelah nenek mendengar permintaan bertambah sedikit, langsung menyetujuinya. Selanjutnya, Jiang Xi diskusi dengan nenek langkah selanjutnya, baru kembali ke gerbang desa. Bibi ketiga melihat dia tidak membawa orang untuk membantu, langsung bertanya: "Tidak menemukan orang untuk membantu?" Jiang Xi menjawab sambil mengigit bibir bawahnya, "Ada yang mau membantu, tapi mereka melihat saya anak kecil, tidak ada yang percaya." Bibi ketiga mengerutkan kening, "Lalu bagaimana?" Jiang Xi berpikir sebentar dan berkata: "Bagaimana kalau bibi pergi bersama saya. Jika ada bibi, mereka akan percaya. Yuanbao mereka pasti sudah lapar juga, beberapa hari tidak makan. Saya lihat keluarga itu baru selesai masak, bakpaonya lebih besar dari tinju paman, kita pergi minta beberapa." Bibi ketiga melihat pacarnya, lalu pacarnya menganggukan kepala. Yuanbao mengedip mata dan bertanya: "Kakak, benar ada makanan?" Jiang Xi menganggukan kepala, "Iya, keluarga itu membuat 1 panci besar! "Kalau begitu, b
Sebenarnya Jiang Zhaodi sekolah sampai tingkat SMP.Pada masa itu, bisa sekolah sampai tingkat SMP sangat tidak gampang.Yuanbao baru berusia 8 tahun, baru sampai pada usia untuk masuk sekolah, namun sudah harus berpindah rumah.Adik-adik lain yang baru berusia 5 tahun, baru belajar untuk mengurusi diri sendiri, tentunya belum bersekolah juga.Dia bercerita dengan penuh perasaan, empat adik juga mendengar dengan semangat, tanpa disadari semuanya tertidur lelap. Tertidur beralaskan tanah dan berselimutkan langit.Saat itu sudah masuk ke akhir musim semi, namun angin yang berhembus masih terasa dingin. Jiang Xi meraba-raba ke dalam tas bawaan, yang ditemukan hanya sebuah baju saja. Tidak tahu punya siapa dan bentuknya seperti apa, tanpa berpikir panjang, dia langsung menyelimuti adik-adik yang kedinginan.Dia sendiri sangat lelah dan mengantuk. Sambil memeluk adik-adiknya, diapun tertidur.Keesokan harinya, dia terbangun karena kedinginan. Di hutan belantara, penuh dengan rumput liar. D
Perkebunan dan perternakan nenek menggunakan teknologi paling cangih.Memiliki tanah seluas 100 hektar lebih, 20 hektar untuk menanam gandum, 15 hektar untuk menanam buah-buahan, 20 hektar untuk menanam sayur-sayuran, 15 hektar untuk menanam kedelai, 15 hektar untuk menanam rapa, 15 hektar untuk menanam kacang tanah, semua menggunakan teknologi cangih dalam menanam dan memanen.Selain itu masih ada 15 hektar untuk perternakan ikan dengan kolam alami, penuh dengan tanaman air. Ikan, udang dan kepiting semua ada, siap untuk dipanen.Di samping kolam ikan memelihara bebek, terlihat banyak telur bebek berserakan.Di dalam perternakan terdapat 1000 ekor kambing, 1000 ekor sapi, 2000 ekor babi, 5000 ekor ayam potong, 6000 ekor ayam telur, 1000 kotak lebah madu, semua dipelihara oleh mesin otomatis.Daging kambing, daging sapi, daging babi, daging ayam, telur ayam, minyak sayur, minyak kacang, madu, semuanya dijual secara segar.Juga terdapat sumur 200 meter, air sumur yang segar dan mempuny