Share

Yang Penting Dia Tersenyum

“Masih kuat?” Agnia bertanya sambil berusaha menahan tawa.

Setelah menghabiskan semangkuk bakso, gadis itu memperhatikan teman makannya yang kepedasan tetapi masih berusaha untuk menghabiskan bakso pesanannya. Butiran keringat memenuhi kening Narendra. Mulutnya tidak berhenti mendesah kepedasan.

Kondisi Narendra jauh dari kata lucu tetapi di mata Agnia berbeda. Lucu rasanya melihat pria yang tadi begitu tegas saat menolongnya sekarang kepedasan. Konyol karena walau tahu baksonya terlalu pedas, pria itu masih berusaha menghabiskannya.

“Masih,” Narendra menjawab di sela desahan dan mengipasi wajah dengan tangan.

“Lagian ngapain coba kamu nambahin sambel sebanyak itu?”

“Enak,” dia menjawab singkat sambil menyuapkan bakso ke mulutnya.

Narendra berbohong. Dia tidak menyukai makanan yang terlalu pedas sampai membuat lidahnya mati rasa seperti sekarang. Dia melakukan ini demi Agnia. Sejak tadi gadis i

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status