Inez melihat jam, lalu mulai melihat ke sekitar seperti sedang mencari sesuatu.Baru saja mereka berdua tiba di depan pintu restoran, tiba-tiba sekelompok orang turun dari mobil dan berkumpul bersama. Suara mereka langsung menarik perhatian Yuni.Orang Keluarga Bakri?Yuni langsung mengenali mereka lalu dia melihat Inez dengan tatapan bingung. "Kakakmu dan kakak iparmu? Heh, kebetulan sekali!"Inez tertawa canggung.Dalam hati berpikir mereka akhirnya datang juga.Saat ini, dia juga sudah tidak peduli lagi, dia segera menyapa anggota Keluarga Bakri. "Kak, Kakak Ipar, kalian kenapa sepanik itu? Apa yang terjadi?"Inez pura-pura bertanya, dia berusaha untuk berakting meyakinkan di depan Yuni."Terjadi sesuatu pada Bella." Orang yang berbicara adalah ibunya Bella, dia terlihat panik seakan-akan Bella sedang dalam bahaya.Inez pun pura-pura terkejut. "Bella ... ada apa dengan Bella?"Ibunya Bella sudah mulai menangis."Bella juga nggak cerita dengan jelas. Satu jam yang lalu, aku ditelepon
Andreas merasa di sekitarnya sangat ribut, seketika, sebuah tinju mengenai wajahnya.Andreas pun bangun.Setelah bangun, dia melihat ke sekelilingnya, orang-orang ini ada yang terlihat marah, ada yang terlihat kecewa.Seketika, ingatan sebelum dia kehilangan kesadaran muncul di benaknya. Dia pun tahu kalau dia dijebak."Steven, jangan pukul dia!" seru Bella terkejut.Bahkan di saat seperti ini, dia masih melindungi Andreas.Saat ini, Andreas baru melihat wanita di sampingnya, memar-memar di tubuhnya membuat Andreas mengernyit."Bella, dia sudah menindasmu sampai seperti itu, kamu malah melindunginya!" Tuan muda Keluarga Bakri masih mau memukul Andreas, tapi dihentikan oleh ayahnya Bella, Baim Bakri."Sudah!"Bella memasang ekspresi serius, tapi sedikit ketakutan di wajahnya berusaha dia tekan.Sebagai orang yang juga berkecimpung di dunia bisnis, dia paling mengerti sifat Tuan Andreas ini.Awalnya dia tidak setuju dengan rencana Bella menjebak Andreas karena dia tahu, kalau Andreas tah
"Benar, siapa pun yang menindas kakakku, kalau berani nggak tanggung jawab, aku bakal memukulnya sampai dia mau tanggung jawab!" ujar Steven dengan menggebu-gebu.Selesai berkata, dia mau menerjang masuk ke kamar lagi, tapi dihentikan oleh Bella."Steven, jangan ....""Semalam ... semalam dia seharusnya salah masuk kamar, terus mabuk, makanya ....""Aku nggak menyalahkannya ...."Di masa depan, Bella akan menikah dengan Andreas, apalagi sekarang di sini ada Nyonya Tua Keluarga Jayadi, kalaupun dia "ditindas", dia juga harus menunjukkan sikap toleransinya.Dia mengira Yuni akan menyukainya.Namun, saat melirik Yuni, dia malah melihat samar-samar ada senyuman sinis di wajah Yuni.Bella mengira dia salah lihat, tapi tiba-tiba Yuni berkata,"Nggak menyalahkannya, tapi memanggil orang sebanyak ini kemari?"Hanya satu kalimat ini saja membuat semua orang yang ada di sini tertegun, terutama Inez, dia merasa seakan-akan isi hatinya terlihat jelas oleh Yuni.Bella juga langsung panik.Inez sada
Orang-orang Keluarga Bakri mengeroyok satu orang tua?Senyuman sinis di wajah Yuni semakin jelas.Dia tidak mengatakan apa-apa, malah sengaja menatap Bella. Meski ditutupi handuk, tapi memar-memar di leher dan lengannya tidak ditutupi sama sekali.Seakan-akan sengaja mau diperlihatkan ke orang-orang.Bella merasa sedikit minder karena tatapan Yuni, tapi dia selalu membanggakan kemampuan aktingnya. Dia yakin dia tidak ketahuan, jadi dia fokus berpura-pura sedih, tak berdaya dan panik untuk mendapatkan belas kasihan Yuni."Inez ...."Setelah sekian lama, Yuni tiba-tiba bersuara."Ibu, aku di sini." Inez tahu Yuni sudah mau membuat pernyataan, dia segera mendekat.Dia sangat menanti-nantikannya, lebih baik lagi kalau Yuni bisa langsung berjanji dan memutuskan pernikahan Andreas dan Bella.Yuni mengulurkan tangannya, Inez pun langsung pergi memapahnya.Yuni berdiri dengan bantuan Inez lalu berkata, "Sarapan pagi ini membuat lambungku begah, aku harus pulang istirahat sebentar."Semua orang
"Aku sewa kamu selama semalam, harganya terserah kamu."Di Bar Artemis, Celine Maira meminum minuman yang diberi obat!Seluruh tubuhnya terasa panas. Sebelum dia mempermalukan diri sendiri di depan semua orang, dia memilih pria yang ada di depannya ini.Bar Artemis adalah bar terkenal di Kota Binara yang menyediakan gigolo. Para pria di sini berusaha keras untuk menyenangkan hati tamu-tamu wanita yang ada di sisinya. Hanya pria ini yang duduk sendirian di meja sudut.Pria ini memakai kemeja satin berwarna hitam, wajahnya tampan dan terlihat berwibawa, auranya sangat tidak cocok dengan bar ini.Hanya saja, tatapannya melihat Celine terlihat kesal.Apa pria ini khawatir dia tidak sanggup bayar?"Kamu tenang saja, aku ini kaya banget." Celine ingin mengeluarkan kartu di tasnya untuk membuktikan kekayaannya.Namun, tiba-tiba kakinya lemas dan dia pun jatuh menimpa pria itu.Langsung terlihat kegusaran di mata Andreas Jayadi. Dia menganggap Celine seperti para wanita yang sebelumnya mempers
Satu jam kemudian, Andreas bangun.Di bawah selimut, tidak ada apa-apa selain pakaian dalam.Tidak hanya itu, wanita itu bahkan mencuri bajunya!Wajah Andreas langsung gusar.Begitu masuk, James Rianto langsung melihat Andreas yang berbaring di kasur berantakan dengan wajah gusar. Kemudian, dia melihat ada gaun merah yang sudah robek di lantai dan langsung sadar apa yang terjadi."Kamu ini ... sudah berubah?"Semua orang tahu Tuan Muda Ketiga Keluarga Jayadi ini tidak suka wanita. Meski begitu, tetap ada banyak wanita yang ingin tidur dengannya.Selama ini, Andreas selalu bersikap dingin dan tidak berperasaan pada wanita. Tidak pernah ada wanita yang berhasil tidur seranjang dengannya.Namun, jelas terlihat semalam olahraganya sangat ekstrem!Kemarin malam, ketika James mendapat panggilan dari Andreas, dia sedang mabuk. Sampai tadi pagi sudah sadar, dia baru ingat Andreas menyuruhnya mengirimkan dokter pribadi.Satu bulan sebelumnya, Andreas membersihkan para keluarga-keluarga cabang d
Foto semalam di bar!Siapa yang foto?Kepala Celine berdengung."Ayah, jangan marah, nggak bagus untuk kesehatan. Ini pasti cuma kesalahan sesaat. Untungnya Kak Reza sudah membeli foto-foto ini. Kalau sampai foto ini tersebar, pasti bakal memengaruhi harga saham Perusahaan Perhiasan Aurora," ujar Lily dengan lembut, tapi sebenarnya dalam hati dia tertawa senang.Semalam dia menyuruh Irina membujuk Celine ke Bar Artemis dan bahkan menyiapkan beberapa lelaki kekar. Awalnya, dia ingin memotret Celine yang mempermalukan dirinya di depan publik.Namun, di luar dugaan mereka, ketika Irina kembali dari toilet, Celine sudah dibawa pergi oleh seorang pria.Irina pun hanya bisa segera memotret beberapa foto.Namun, beberapa foto ini juga sudah cukup untuk membuat Reza membatalkan pernikahannya dengan Celine.Lily menatap Celine dengan wajah yang sangat polos. Tiba-tiba dia melihat kemeja pria yang dipakai Celine. "Kak, bajumu ini ... aneh sekali! Kenapa kelihatannya seperti kemeja pria?"Tidak h
"Oke, besok aku pergi ketemu Paman. Namanya juga orang tua, aku harus siapin hadiah khusus untuknya. Kamu tenang saja, aku bakal bersikap dengan sangat baik."...Setelah Reza pergi, Celine masuk dan memungut foto-foto di lantai lalu menatap Irina dengan sinis. "Fotonya bagus, sayangnya mukanya nggak kefoto."Wajah pria semalam benar-benar luar biasa, tidak kalah dengan artis-artis terkenal.Irina agak takut, dia tahu Celine pasti akan mencurigainya soal masalah semalam.Tepat ketika dia mau mencari alasan, Celine malah menatap Lily.Lily tetap memasang ekspresi polos, lemah lembut dan berhati baik seperti biasanya. Namun, hatinya saat ini dipenuhi dengan kebencian.Dia tidak menyangka, bahkan setelah Celine ketahuan berhubungan dengan pria lain, Reza masih tetap tidak membatalkan pernikahan.Dia tidak rela. Tepat ketika dia mau menggunakan alasan ini untuk membujuk ayahnya mengusir Celine dari rumah, Celine malah tiba-tiba tersenyum dan mengatakan hal yang langsung menusuk hati Lily.