James terbangun sekitar jam 5 pagi seperti biasa alarm tubuhnya membangunkannya. Laura masih tidur terlelap dengan posisi menghadap ke arahnya. Pikiran James sontak blank menatap pemandangan indah di hadapannya. Gunung kembar itu menyembul dan tampak begitu menggoda. James menggeleng gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya yang mulai berkabut gairah. Dia pun bangkit dan berjalan keluar kamar tidur. James mulai melakukan rutinitas olahraga paginya mulai dari sit up 100 kali.
Laura pun terbangun tak lama kemudian dan melihat pria yang semalam tidur memeluknya sudah menghilang. Apa dia pulang ke apartmentnya? pikir Laura. Dia pun merenggangkan tangannya ke atas dan berjalan menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Kemudian dia keluar dari kamar tidurnya untuk membuat sarapan. Dan disanalah baby boy nya sedang olahraga pagi, rajin sekali.
"Pagi Sayang" sapa Laura sambil tersenyum manis.
James menghentikan exercise nya dan berjalan ke arah Laura
James menyetir sendiri pulang ke apartment nya, jalan raya cukup padat petang itu karena masih sekitar pukul 7 malam. Ada rasa kosong di hatinya, tapi dia harus bertahan toh Laura hanya pergi beberapa hari saja. Jangan kekanak kanakan tegurnya pada dirinya sendiri.Akhirnya James sampai di basement Intercontinental Regency. Setelah memarkir Fortuner putihnya, dia pun langsung naik lift ke unitnya di lantai 12. Ketika dia baru saja duduk di sofa ruang tengah ponselnya berbunyi. Cukup terkejut melihat id caller nya, Papinya yang menghubungi via video call.James : "Hallo Pi. Tumben nelpon James?"Leonard : " Hallo Son. Emang Papi gak boleh nelpon?"James : "Boleh lah. Ada apa Pi?" tanya James langsung karena dia sedang bad mood saat ini.Leonard : "Lagi gak sama pacar kamu?"James : "Laura sore ini berangkat ke Bangkok soalnya besok ada acara simposium patologist."Leonard : "Papi mau nanya tentang Laura, dia itu siapa? Ayo cerita donk,
James masih menunggu kabar dari Laura, sudah jam 23.15 WIB. Dia masih terjaga sambil menonton acara di HBO. Kemungkinan pesawat yang ditumpangi Laura akan mendarat sekitar pukul 01.00 semoga ada yang menjemput Laura di airport. James melihat dari kaca jendela apartment nya hujan turun cukup deras. Betapa cepat cuaca berubah, padahal tadi sore langit tampak cerah. Bagaimana dengan cuaca di Bangkok pikirnya, tadi Laura hanya memakai cardigan tipis. Kenapa tadi dia tidak meminta Laura memakai jaket yang tebal, sesalnya. Galau sekali rasanya. ***** Laura masih berada dalam pesawat menuju ke Bangkok. Ini sudah sekitar 5 jam dia berada di udara, rasanya benar benar bosan setelah tertidur dan bangun dan tertidur lagi karena lampu pesawat temaram dan jendela pun hanya tampak kegelapan malam sepertinya cuaca tidak begitu bagus karena dia merasakan pesawat sering tergoncang. Dia pun mengecek ponselnya, ada satu pesan WA dari James. Aduh pasti James kuatir karena
Laura memasuki ballroom Sheraton Grande Sukhumvit tempat acara simposium patologist internasional itu diadakan. Banyak sekali peserta yang datang mungkin sekitar 300 orang atau lebih, Laura mengenali beberapa wajah. Bahkan, ada profesor yang menjadi dosennya saat S2 dulu Professor Daniel John Landon. Dia pun berjalan ke tempat duduk Prof Daniel untuk menyapanya. "Hello Prof Danny. How are you? Long time no see."ujar Laura seraya mengulurkan tangannya menjabat tangan Prof Daniel. Prof Daniel agak terkejut dan juga senang bertemu mantan mahasiswi kesayangannya yang juga kebanggaannya. "Hello Laura Darling! I am great, thank you. What a surprise meet you here Sweety! Please come a sit here." Laura pun duduk di sebelah Prof Daniel dan berbicara panjang lebar dengan penuh semangat seperti ketika dulu dia di bawah bimbingan lelaki tua tersebut. Laura sangat dekat dengan keluarga Prof Daniel, bahkan sudah dianggap seperti anak perempuannya sendiri. Anak Prof D
Ini adalah hari ketiga dari acara simposium, antusiasme peserta tak kunjung surut. Kursi tamu di ballroom hotel Sheraton Grande Sukhumvit terisi penuh dengan profesor dari berbagai belahan dunia. Obrolan cerdas pun mengudara di antara mereka. Laura sungguh beruntung kedekatannya dengan Prof Daniel membuatnya mendapat banyak kenalan baru yang berharga, beberapa dari mereka pun tertarik dengan hasil penelitiannya beberapa tahun lalu dan ingin mempublish nya di jurnal penelitian ilmiah yang akan terbit bulan depan. Prof Daniel selalu bangga dengan pencapaian Laura. Dia juga baru mengetahui bahwa Laura telah memperoleh gelar profesornya di University of Cambridge baru baru ini. Prof Daniel sungguh menyesalkan kandasnya hubungan putera sulung nya Philip dengan Laura beberapa tahun yang lalu. Di matanya Laura adalah calon menantu idaman. "Laura would you like to come again to my place in Aussie? I have some potential projects over this year." kata Prof Daniel
*James POV*Pengumuman tentang kuliah umum oleh Prof Laura yang akan diadakan di auditorium FKH via live video streaming langsung dari Bangkok ada di papan pengumuman lobi utama kampus bersebelahan dengan pengumuman beasiswa S2 yang biasa ditempel di sana. James membacanya bersama sahabatnya Deon setelah mereka keluar dari perpustakaan kampus.James memang sudah mengetahui bahwa Laura sedang mengerjakan diagnosa kasus KHV di Thailand karena gadis itu selalu bercerita tentang aktivitasnya sehari hari selama disana setiap kali mereka melakukan panggilan video call.Hanya saja dia cukup terkejut dengan pengumuman bahwa Laura akan memberikan kuliah di University of Bangkok. Ini adalah hal yang tidak mudah, butuh mental yang sekuat baja ketika mempresentasikan sebuah hasil penelitian di hadapan ratusan orang di kelas international. Gadisnya itu sungguh mengagumkan!!!"Woiiii!!! Ngelamun aja James."tegur Deon yang berdiri di sebelahnya membaca pengu
James tahu bahwa pesawat yang ditumpangi Laura kemungkinan baru akan mendarat di Jogja sekitar pukul 22.00 WIB. Tapi dia sudah berangkat dari apartment nya sejak pukul 20.00 WIB, dia sudah tak sabar menunggu di apartment nya. Dia membawa sling bag nya yang berisi head phone bluetooth, dompet, ponsel dan buku agendanya. Setelah memarkir Fortuner putihnya di area parkir airport, James berjalan ke ruang tunggu di bagian kedatangan penumpang pesawat. James duduk di salah satu kursi dan memasang head phone bluetooth nya di kepalanya untuk mendengarkan musik favoritnya dan membaca baca berita menarik di internet. Secara tak sengaja dia menemukan artikel berita dari Thailand tentang Raja yang memberi julukan Professor Gwendolyn Laura Carson dari Indonesia the beauty and sharp woman karena telah membantu mengatasi outbreak virus di ikan koi kesayangan Raja di kolam istana. Raja bahkan menghadiahkan plakat yang terbuat dari gading sebagai tanda terimakasihnya secara pri
James terbangun pukul 05.00 seperti biasa sementara Laura masih tidur terlelap. Dia pun mengecup kening Laura dengan lembut kemudian keluar kamar tidur untuk melakukan olahraga paginya. Tak berselang lama Laura pun terbangun karena pelukan hangat yang melingkupinya semalaman menghilang. Dia pun merenggangkan tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil seperti biasa ritual paginya dan menggosok giginya. Laura berjalan ke dapur dan menyapa James yang sedang melakukan push up. "Pagi Sayang." James pun bangkit dan melingkarkan lengan kokohnya di pinggang Laura yang sontak membuat Laura menjerit kaget. Dia pun menciumi ceruk leher Laura yang lembut dan wangi. Laura meronta ronta karena tindakan James itu membuatnya geli. Tapi James malah memanggulnya dan mendudukkan Laura di meja dapur. Dia menurunkan tali lingerie Laura dan menciumi gunung kembar itu sambil sesekali meremasnya. Laura panik karena James membuat banyak kissmark la
James baru saja selesai mandi shower air dingin di apartmentnya. Dia memilih milih baju yang cocok untuk bertemu calon mertuanya. Pilihannya jatuh pada kemeja lengan panjang putih motif biru garis garis dan celana jeans biru. Tidak terlalu resmi tapi juga rapi. Sejujurnya dia agak grogi karena ini kali pertama dia bertemu dengan orang tua Laura. Belum terbayang akan seperti apa pertemuan mereka nanti.James memasukkan dompet di saku belakang celana jeans nya dan menenteng HP nya lalu bergegas turun ke basement tempat Fortuner putihnya diparkir. Dia mengendarai mobilnya ke Royal Heritage yang hanya 5 menit perjalanan saja. Laura sudah menunggunya di lobi depan dan bergegas naik ke dalam mobil James.Laura tampil cantik seperti biasa, dia mengenakan kaos turtleneck lengan panjang warna maroon dan skinny jeans biru pucat."Selamat sore Cantik!" sapa James seraya mengerling pada Laura ketika Laura masuk ke mobilnya.Laura tersenyum menatap James. "Selam