Share

Penyinar hati

"Maafkan aku sayang! Aku melepaskan tanganmu saat kau memperjuangkan putri kita. Maafkan aku, Bela. Aku tidak bisa menahan muntah saat melihat begitu banyak darah seperti sebelumnya. Aku tidak berguna, sayang ..." Air mata Deva pecah lagi. Bela kini malah tersenyum geli. Suaminya pun memeluk punggungnya tak kalah erat.

“Aku juga sudah tahu bahwa hal seperti itu akan terjadi. Aku mengenalmu, jadi jangan minta maaf, oke? Meskipun kamu tidak bisa menemaniku, itu bukan salahmu. Ayo, jangan menangis! Waktunya kalah dengan anak kita yang baru lahir. Kamu menangis, bayi kita yang cantik menertawakanmu."

Deva langsung bergerak dan membingkai wajah Bela. "Apakah kamu tidak marah padaku?" Deva meminta agar Bela tidak marah padanya.

"Ya Tuhan, ya sayang... aku sama sekali tidak marah," kata Bela dengan nada lembut. Deva tersenyum. Dia senang istrinya bisa memaafkan kesalahan yang memalukan ini.

"Deva udah abis nangis? Ini anaknya cantik, kamu mau kekeluargaan sama ibunya dulu?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status