Share

Ingin Setiap Hari

Mila hendak menutup pintu kamar melihat Diaz gantian duduk menonton anime. "Mukanya kayak anime ngapain liat anime?" batin Mila memadankan wajah Diaz dengan anime yang tengah dia tonton.

Ia menatap lega situasi menegangkan dalam halusinasinya sudah hancur. Mila tidak mau kalau hal tersebut menimpa dirinya. 

Diambang kecemasan, Mila melanjutkan aktivitas yang terputus. Ia pikir harus ada karakter seperti Diaz yang misterius seperti pembunuh berdarah dingin di novel selanjutnya. Sayang sekali kalau tidak diadaptasi, sedangkan tokoh inspirasi satu atap dengan penulis.

Diaz lupa menghubungi Meida karena ponselnya masih dalam mode pengisian daya. Dia naik lagi ke kamar untuk meminta bantuan Mila. "Mila, tolong telepon Mama malam ini pulang gak?" 

"Gue lagi fokus ... Jangan ganggu."  Mila makin cepat mengetik untuk mengalihkan imajinasinya yang mengerikan.

"Tolong, pintunya mau ditutup." 

"Tutup aja. Lo biasa bangun tenga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status