Dor...Suara pistol berbunyi melayang ke atap rumah. Laura kaget dan dua orang anaknya menangis karena kaget."Mama, tolong! Aku takut!" teriak anak Brian."Ma.. ma.. atut!" teriak anaknya yang menangis begitu kencang."Brian, apa yang kamu lakukan?" Laura berteriak kencang saat melihat Brian yang tertawa setalah menembak langit-langit gudang di rumah itu.Dasar kurang ajar! Kamu jangan banyak bicara, saat ini kamu itu hanya tahanan. Dasar wanita murahan! Kenal bisa kamu punya anak dari Rendra, apa Rendra selingkuh dari kamu?" "Anak itu..." saat Laura ingin memberitahukan kalau anak itu anaknya Lussy tiba-tiba membuka topengnya.Wanita yang bertopeng itu adalah Lussy saudara kembar Laura. Lussy membuka topengnya dan membuat dirinya kaget kalau ternyata Lussy juga terbebas dari penjara."Apa kabar? Saudara kembarku sayang?" Lussy mendekati Laura."Lussy? Kenapa bisa kamu ke luar dari penjara?" tanya Laura."Asal kamu tahu hanya butuh sehari aku bisa ke luar dari penjara karena apa? Aku
"Apa yang kamu mau? Cepat jelaskan! Jangan pernah mengancamku, rugi kamu membunuh kedua anakku dan istriku.""Aku tidak akan menunjukkan dimana keberadaanku. Aku ingin kamu merasakan rasa panik, kalau bisa juga rasa itu membunuhmu." pria itu menutup telponnya sehingga membuat Rendra marah."Sialan! Mereka berani sekali mengancamku. Kalian saat ini tolong lacak keberadaan istriku dan kedua anak itu karena baru saja mereka menelpon dengan ponsel Laura. Tapi mereka pasti membuang ponsel Laura sekarang." Rendra marah tapi dia segera menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki sampai dapat dimana lokasi Laura berada.Hari itu berganti pagi hari yang indah tapi seperti mimpi buruk untuk Laura. Rendra berada di rumahnya mencari Laura terus menerus tapi belum kunjung ditemukan. Para kenalannya dan ahli hacker sudah dikerahkan tapi memang semua rencana sudah disusun rapih tidak ada cela. Rendra masih mencari keberadaan Laura dan anaknya tapi saat ini Laura sudah sadar dari pingsannya."Hei Adik! Ka
"Aku tidak akan melepaskan kedua anak kamu." Brian membawa kedua anak itu mereka menangis saat dipaksa Brian."Jika kamu membunuh anakku, maka aku akan menembak Laura." saat Brian mengancam Rendra dengan membunuh kedua anak itu, Laura teriak karena dia tidak mau Rendra mengahadapi semuanya seorang diri. Laura tidak mau Rendra mati di tangan mereka."Rendra, cepat pergi! Kaburlah! Setidaknya dari kita harus ada yang selamat. Aku tidak mau kamu mati dan aku juga dua anak itu. Mereka bertiga gila karena dibutakan dendam, mereka mau menghilangkan nyawa kita," teriak Laura."Tenang saja! Aku pasti selamat dan anak kita pasti selamat," jawab Rendra.Suara langka kaki terdengar dari luar dan anak buah Rendra masuk ke gudang itu. 10 orang anak buah Laura ke gudang itu dan mereka mendapati kalau tuannya sedang menyandera Lussy."Tuan, kamu sudah mengalahkan mereka. Tuan suruh musuh mundur saja," kata anak buahnya."Kalian saat ini sudah kalah! Lihatlah anak buahku berhasil. Semua anak buah kal
Rendra saat ini masih merasa khawatir karena Laura dan anaknya juga masih di ruangan pemeriksaan. Sedangkan anak Brian masih berada di ruangan Unit Gawat Darurat. Dia menghela nafas yang panjang agar dia merasa tenang.Beberapa saat kemudian dokter ke luar dari ruangan UGD dan dia menanyakan dimana keluarga pasien. Rendra segera mendekat berdiri di samping dokter."Dimana keluarga pasien?""Saya Papanya Dokter, bagaimana keadaan anak saya?""Maaf! Anak Anda mengalami koma, semoga dalam waktu 24 jam dia sadar dari komanya kalah tidak, dia akan merenggang nyawa," jawab Dokter dengan wajah yang serius."Apa? Kenapa anak sekecil ini harus mengalami rasa sakit? Brian, anak kamu harus seperti ini." Rendra berteriak menangis sedih karena selama dua tahun ini dia yang merawat anak Brian bersama Laura dan menganggap anaknya itu sebagai anak kandungnya sendiri.Laura sudah ke luar dari ruangan pemeriksaan dan dengan kepala yang di perban juga tubuh yang terluka, dia menemui Rendra yang sedang me
"Pa, kita tunggu saja jenazah cucu Papa tiba. Papa tidak boleh banyak kepikiran karena Papa itu harus tetap kuat dan tidak sakit lagi," sahut Laura."Papa akan temui tamu karena Rendra pasti masih perjalanan dari rumah sakit ke sini. Brian anak kuranga ajar! Dia kalau dijebloskan ke penjara tetap saja cucuku tidak akan kembali. Lebih baik aku yang akan membunuhnya suatu saat nanti." Papa Brian begitu membenci anaknya karena pembunuh cucunya.Rendra saat ini sedang berada di dalam mobil ambulans karena dia tadi sudah mengundang wartawan saat berada di rumah sakit untuk mengabarkan berita duka putra Brian. Sekarang dia sedang dalam perjalanan menuju rumah duka. Beberapa saat kemudian mobil ambulans yang mengantarkan jenazah putranya Brian sudah tiba di depan halaman rumah Rendra. Rendra turun dari mobil dan semua orang sudah menunggu. Jenazah lalu di urus oleh para pengurus jenazah, sudah dimandikan lalu diberikan kain kafan. Stelah itu mereka kama sholat jenazah di masjid terdekat. Ka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr