"Lussy, apa otak kamu sudah geser? Dia itu kesini mengantar baku kamu dan aku. Pikiran kamu terlalu buruk pada Laura," bela Brian."Maksud Kakak aku akan balas dendam dan membunuh bayi kamu?" tanya Laura sekali lagi."Iya, aku tahu kamu sakit hati dan dendam kepadaku. Aku yakin semua video yang tersebar itu ulah kamu, Laura." Lussy menuduh Laura dan bukannya terimah kasih malah begitu perilakunya."Kak aku bukan kamu. Aku kesini karena di suruh suami kamu dan aku tidak bakal mau kesini, kalau Brian tidak mengemis minta tolong padaku," jawab Laura."Kamu pulanglah! Aku tidak mau kamu ada disini. Jangan kesini lagi dan aku tidak mau melihat muka kamu," ucap Lussy yang membuat Laura jengkel."Kak, dasar tidak tahu terimah kasih. Brian, kamh jaga pelakor kamu ini dan awas jangan sampai di lempar batu lagi kepalanya, dia bisa gila beneran dan sekarang saja omongannya melantur begitu," Laura marah dan dia emosi sekali lalu dia pamit pada Brian dan segera pergi meningalkan ruangan inap Lussy.
"Laura, kamu yang saat ini mengugat cerai Brian dan kamu sendiri akan menjadi janda. Aku berhasil memiliki Brian dan dia tidak akan bangkrut," ucao Lussy."Terserah kamu Kak. Kepalaku pusing dan aku harus segera pergi ke rumah Papa muga Mama. Kamu tinggallah bersama Brian." Laura membawa semua barangnya dan dia juga membawa berkas ajuan gugatan cerainya yang di tanda tangani Brian.Laura pergi dari rumah Brian dan dia tidak akan kembali ke rumah itu. Laura memesan taxi dan beberapa menit kemudian taxi datang. Laura masuk ke dalam taxi. Laura masuk Taxi dan saat akan sampai di rumahnya dia pingsan."Mbak, sudah akan sampai. Mbak, bangunlah! Apa dia pingsan?" supir taxi mendekati Laura dan dia memegang tangannya tapi dia tidak bergerak.Supir taxi saat ini dia takut dan mengantarkan Laura ke rumah sakit. Saat sudah di rumah sakit, supir taxi itu membawa Laura dan dokter menangani Laura dengan baik. "Dok, saya mengantarkan wanita ini ke rumahnya tapi belum sampai di rumahya dia pingsan,"
"Cukup! Lussy apa kamu gila? Laura itu sakit dan kamu janhan membuat masalah saja. Kamu harus pulang bersamaku." Brian memegang tangan Lussy yang akan menampar Laura lagi."Pergi kalian berdua, kaliam membuatku frustai saja. Aku tidak akan sembuh jika kalian disini, aku malah akan mati," kata Laura."Laura, maafkan aku! Lussy kelewat batas dan aku akan membawanya pulang. Rendra jaga dia, aku tidak mau Papa marah karena aku tadi pagiaku baru menandatangani surat gugatan cerai dari Laura,' kata Brian."Kamu pulang saja Brian! Ajak istri kamu itu dan bilang ke dia kalau aku bukan adik dia lagi yang dulu selalu ditindad terus," sahut Laura."Kak Brian, ajak Kak Lussy pulang. Jangan buat kegaduhan di rumah sakit dan kasihan Kak Laura." Rendra juga tidak suka Lussy bersama mereka."Aku akan bawa dia pulang. Aku pulang dan kamu istirahatlah! Cepat sembuh Laura." Brian pamit pada Laura dan dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya ke luar.Brian marah dan dia berjalan dengan cepat."Stop! Aku
Laura menerima panggilan telpon dari pengacaranya. Sang pengacara menanyakan apakah lancar mendapatkan tanda tangan dari suaminya atas permintaan cerainya."Hallo! Pak ada apa? Saya sekarang di rumah sakit?" tanya Laura."Anda sekarang di rumah sakit, sakit apa? Apakaj Anda sudah berhasil mendapatkan tanda tangan di surat pengajuan gugatan cerai?" tanya Pengacara."Saya hanya lelah saja Pak, butuh istirahata. Saya sudah mendapatkan tanda tangan suami," jawabnya."Bagus kalau begitu, setelah Anda sembuh saya akan mengirimkan itu ke KUA agar bisa langsung ke pengadilan agama. Suami Anda selingkuh dan ini pasti sulit karena videonya viral bersama selingkuhannya dan mereka hanya menikah siri," kata Pengacara."Tolong bantu saya Pak, saya ingin segera cerai dengan Brian. Anda pasti pengacara yang hebat yang bisa membantu saya." Laura berpikir dia harus segera bercerai dengan Brian."Semoga Anda cepat sembuh dan saya akan membantu Anda sebisa mungkin. Saya pamit dan selamat pagi." Pengacara
"Tunggu, apa jamu iri Kak padaku? Kamu iri karena aku mendapatkan harta dari mertuaku atau iri aku lebih di sayang mertuaku daripada kamu?" tanya Laura."Aku tidak suka kamu dan aku iri kamu. Kita kembar dan aku hanya mewarnai rambutku saja. Dari segi wajah dan tinggi badan kita mirip. Lalu kenapa kamu lebih di sayang mertuaku?" Lussy mendegus kesal."Kak, kesalahan kamu itu tidak setia dan meninggalkan Brian saat kalian menikah. Itu kesalahan fatal yang membuat orang tua Brian murka dan benci padamu sampai sekarang." Laura langsung mematikan ponselnya karena dia malas meladeni Lussy yang marah-marah."Dasar adik kurang ajar! Belum selesai bicata dimatikan panggilanku." Lussy marah dan dia semakin tidak tenang.Lussy tipe Kakak yang harus lebih unggul dari Laura karena itu karakternya sejak dari kecil. Kecemburuan dan rasa tidak mau disaingi adik kembarnya itu sudah tertanam sejak dia kecil. Laura yang berada di tanam bunga bersama Rendra setelah menerima panggilan ponsel dari Lussy me
Rendra melihat ekspresi wajah Laura yang tidak seperti biasanya. Saat itu Celine hanya dua jam sama di ruman Rendra karena dia harus berangkat ke Bali."Rendra, aku sore ini akan ke Bali. Jadi aku hanya mampir sebentar saja, aku pulang ya dan salam untuk Kakam kamu." Celine berpamitan dia akan pulang."Bye, hati-hati di jalan." Rendra mengantarkan Celine ke pintu depan dan setelah itu dia menuju kamar Laura.Rendra mengetuk pintu kamar Laura dan Laura hanya diam saja tidak menjawab.'Apa aku cemburu? Ya Tuhan, aku jatuh cinta sama dia. Hatiku sakit rasanya melihat Rendra dengan matannya.' batin Laura yang sedang melamun di dalam kamarnya sampai Rendra mengetuk pintu dia tidak mendengarnya."Kak, kenapa melamun?" Rendra sudah disamping Laura dan membuyarkan lamunannya."Aku tidak melamun, kamu tidak bertemu dengan mantan kamu? Sudahlah! Kembali saja dengan mantan kamu yang namanya Celine dia cantik, kaya juga seumuran denganmu," jawab Laura."Apa kamu cemburu Kak? Bagus dong kamu itu ci
"Ya, kita akan berpisah tapi tidak begitu. Sudadaah! Bodoh amat, sekarang kamu mau sama dia jungkir balik pun aku tidak peduli." Laura pergi meningglakan Brian dan Lussy."Dasar adik tidak tahu diri, ingin rasanya aku menamparnya," gumam Lussy."Sudahlah! Kamu jangan membuat masalah dengan Laura karena perceraianku biar berjalan lancar," sahut Brian."Ya, aku tahu." Lussy hanya diam berad disamping Brian.Laura dengan langka kaki yang cepat dia meninggalkan cafe itu dan segera pulang ke rumah Rendra. Dia marah karena Brian sepertinya sangat menantikan perceraian dengan dirinya dan begitu menikmati kehidupannya bersama Lussy."Keterlaluan kalian, bahagia di saat aku kalian singkitkan. Tunggu saja! Aku akan membuat kalian membayar rasanya dikhianati seperti ini." Laura samai di rumah dan masuk kamar lalu berteriak nama Lussy dan Brian.Ponsel Laura berdering dan dia segera mengambil poselnya yang berada di tas mahal pemberian Rendra. Dia segera menerima panggilan itu karena dari Rendra.
"Kapan itu Nona? Aku sedang butuh uang saja dan aku mau melakukan apa saja," ucap anak buah Lussy melalui telponnya."Tunggu dia selesai bercerai dengan Brian suamiku. Aku akan kabati kalian dan pastinya aku ingin meminta bantuan kalian untuk balas dendam," jawab Lussy."Siap Nona, kita tunggu tugas dari Anda." anak buah Lussh mematikan ponselnya dan Lussy juga.Hari itu berlalu besok harinya. Pagi ini Brian memanggil Lussh karena hari itu dia tidak berkerja. Dia mendengar putranya menangis dan Lussy hanya tidur saja padahal sudah jam 6 pagi."Bangunlah! Putra kamu menangis dan jangan selalu mengandalkan baby sister saja," Brian membangunkan Lussy."Aduh, kenapa putraku menangis terus. Aku tidak mau merawat bayi itu dan biarkan baby sister saja yang merawatnya," jawab Lussy dia tidur lagi dan tidak mempedulikan Brian."Dasar wanita yang buruk sama anaknya saja malas tidak mau merawatnya. Kamu itu berbeda dengan Laura yang sifat dan sikapnya keibuan kalau kamu itu pemalas," Brian marah